8 Desember. Markas Utama Rebellion. Pagi Hari
"Fuinjutsu?!"
Naruto menganggukkan kepalanya perlahan. Uzukage muda itu kini sedang mengajari intens 5 bocah Kiri yang akan diberi misi melaksanakan Ujian Chunnin Kiri karya Yondaime Mizukage. Pagi di tempat latihan markas besar Rebellion menjadi titik awal pelatihan intens yang Naruto lakukan. Harapan Naruto jelas terletak pada anak-anak itu. Walaupun 5 bocah itu tidak tahu soal status wanita yang kemarin dijadikan Yagura sebagai salah satu hadiah pemenang Ujian Chunnin Kiri, tetapi mereka berlima secara langsung protes ke kerumunan orang-orang bahwa tindakan Yondaime Mizukage sudah di luar batas kewajaran hati nurani manusia. Menjadikan sesosok manusia sebagai hadiah, Yondaime Mizukage sudah benar-benar keterlaluan.
"2 hari lagi sebelum Ujian Chunnin, Paman Harutocukup susah jika kami mempelajarinya dalam waktu singkat." Kata Taneki sambil menggaruk belakang kepalanya.
"Tetapibagaimana tingkatannya, Paman Haruto?" Tanya cepat Inari dengan wajah ingin tahu. Naruto tersenyum. Dia menatap satu persatu 5 bocah yang balas menatapnya penasaran.
"Mudah atau sulit itu tergantung kalian. Seperti yang dikatakan pepatah lama, pintar dan bodoh itu tidak ada. Yang ada adalah kemauan diri dan kerja keras. Hasil dari kemauan diri dan kerja keras itulah yang akan membuat kalian dikatakan orang pintar" Naruto mengacungkan telunjuk kanannya ke arah Inari "Atau orang bodoh."
"KENAPA MENUNJUKKU SAAT MENGATAKAN ORANG BODOH?!" potes Inari dengan nada kesal.
"Analogi itu bisa disamakan dengan latihan hari ini," Naruto melipat kedua tangannya di depan dada "Kalian sudah hebat dalam Taijutsu dan Ninjutsu, terutama Ninjutsu berbasis elemen airRuri-chan ahli dalam soal Genjutsu kabut khas Kiri," Naruto menepuk pelan kepala Inari. Inari memasang wajah kesal "Dan semangatmu membuatku ingin selalu menonton pertarunganmu, Inari"
Mata Inari sedikit berbinar.
"Nah, aku akan memberikan teori dasarnya dan teknik untuk menggunakan Fuinjutsu initerserah kalian bagaimana mengembangkannya," Naruto mundur selangkah dan menyiapkan handseal untuk Fuinjutsu yang akan dia ajarkan kepada 5 bocah di depannya tersebut "Siapkan mata dan telinga kalianah jangan lupa, otak kalian juga!"
"KENAPA MENATAPKU SAAT KAU BERKATA TENTANG OTAK?!" teriak Inari kesal lagi.
"Setidaknya, dengan ajaran Fuinjutsu ini, aku sudah menjadi guru bagi kalian" Naruto menatap Zi yang menatapnya dengan tatapan tajam. Entah kenapa sang Uzukage suka dengan tatapan bocah klimis yang biasanya cuek tersebut "Oke, lihat ini baik-baik"
Naruto menggerakkan handseal dengan tenang.
'Bocahaku percayakan kemenangan Ujian Chunnin Kiri kepada kalian, demi istrikudan juga kebahagiaan kalian!'
Safir Naruto terlihat bersemangat
"Fuinjutsu: Jesucha Teishi!"
8 Desember. Training Room. Markas Besar Rebellion. Siang hari.
Inari menghempaskan tubuhnya ke lantai ruangan latihan dengan wajah kelelahan. Matanya menatap langit-langit ruangan latihan di Markas Utama Rebellion yang disinari lampu pijar putih. Napasnya terengah-engah, dan Inari masih memikirkan bagaimana perkataan Naruto saat pria bersurai wig kuning jabrik itu berkata "Aku akan pergi mengikuti operasi penyerangan Rebellion. Saat aku kembali, pastikan kalian berlima bisa menguasainya."
"Enak saja!" kata Inari sambil menelungkupkan badannya. Matanya memandang sedih ke lantai. Entah kenapa dia tiba-tiba teringat ayahnya. Seorang pejuang Rebellion yang gugur demi cahaya Kiri agar kembali datang seperti dulu.
'Tou-san, apa aku bisa membuat harapanmu menjadi kenyataan?' Inari menghela napas sedih 'Bisakah aku mewujudkannya? A-aku masih lemah, Tou-san'
"Oi Inari!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto : The Long Journey To Reveal The Darkness
FanfictionNaiknya Uzumaki Naruto sebagai Yondaime Uzukage membuat Uzushiogakure membuka hubungan dan kerja samanya dengan desa desa lainnya, termasuk sebuah Negara Iblis yang dipimpin seorang Ratu bersifat dingin dan memiliki kemampuan menyegel setan serta me...