Chapter 98

89 7 0
                                    

Naruto berjalan mendekati Tsuchikage yang tersandar di mimbar dengan tubuh bergetar serta wajah meringis kesakitan. Mimbar itu sendiri terlihat kotor dengan bercakan tanah dan hitaman kayu akibat ledakan serta jutsu-jutsu pertarungan. Lambang Iwa di tengah mimbar menjadi buram dengan bekas tusukan pisau lipat Naruto tepat di lambangnya. Naruto menurunkan istrinya hati-hati dari punggungnya setelah berdiri tepat di depan Tsuchikage Oonoki.

"Bunuh aku gaki" kata Oonoki. Kakek tua itu membuka matanya yang tadi tertutup kesakitan. Pandangannya terlihat letih.

"Aku telah melakukan banyak dosa kepadamu. Kau pantas melakukannya."

Naruto membungkukkan tubuhnya dan mengulurkan tangannya ke Oonoki. Mata Oonoki memandang kebingungan ke arah Naruto.

"Naruto-gaki"

"Kau tetap guru-ku. Aku hanya memikirkan apa yang kau rencanakan Oonoki-jiji. Jika kau bukan guruku," Naruto melirik ke arah Shion sambil tersenyum tipis "Kau pasti sudah membunuh Shion sejak pertama kali kau mendengar bahwa aku masih hidup."

"Tetapi aku salah satu Kage yang ikut menghancurkan desamu. Aku juga telah menikahkan Shion-sama seenaknya walaupun tahu bahwa suaminya masih hidup. Jujur sajaaku juga berniat membunuhmu karena Ramalan Rikudou Senninaku bertarung dengamu tadi, aku"

Naruto terkekeh pelan. Dia berdiri tegak dan mengangkat dagunya lebih tinggi "Pepatah bilang, Penyesalan selalu datang terlambat. Pepatah bilang, Orang yang memakan buah pahit akan mengeluh ketika menolak isi yang manis. Manusia memang begitu jiji, ketika mereka kalah pada prinsip yang salah, maka mereka baru sadar bahwa yang mereka lakukan salah. Tetapi apa kau pernah dengar bahwa orang yang memaafkan lebih mulia daripada 1000 berlian?"

Oonoki terdiam. Naruto melanjutkan omongannya.

"Jika aku tidak memegang prinsip yang kau dan Sandaime Raikage ajarkan, maka aku akan membalas dendam. Balas dendam akan menghasilkan balas dendam yang baru," Naruto menyeringai tipis "Aku lebih baik menabur bibit bagus di tanah yang subur."

"Bibit yang baik?" Oonoki memandang muridnya tersebut. Uzumaki Naruto, murid 3 Kage: Sandaime Hokage, Sandaime Raikage dan Sandaime Tsuchikage, yaitu dirinya. Ketiga ideologi 3 Kage telah tertanam di prinsip hati anak muda di hadapannya. Naruto bukanlah pemimpin sembarangan hanya karena usianya, walaupun Tsuchikage selalu sangsi apakah anak-anak muda bisa menjabat suatu kepemimpinantetapi muridnya agak berbeda. Pertama kali dia memang sangsi, umur 24 tahun adalah umur ketika para kaum muda mencari cinta, bersenang-senang, menikmati hidup dan masa mudasebelum memasuki tahap kedewasaan.

Tetapi Naruto terlihat sedikit matang.

"Sebagai anak bau kencur, kau cukup baik menembus pertahanan Iwa agar bisa menjemput istrimu." Oonoki dapat mendengar suara ledakan di luar Gedung Pernikahan. Dentuman-dentuman pertarungan skala menengah besar.

"Desaku sedang diserang sepertinyaaku tak menyangka kau bisa menembus pertahanan pinggir desa-ku yang telah dijaga para Jounin Iwa dan Divisi Elit yang dipimpin Deidara."

"Kau ingin bertanya bagaimana aku melakukannya?" Naruto tersenyum. Oonoki memandang tajam Naruto. Getaran pelan terjadi di ruangan pertama, entah akibat ledakan besar atau suatu jutsu. Shion memegang lengan jaket Naruto dengan tangan kanannya.

"Kau mengganti setiap penjagaan desa oleh Jounin-mu 1 jam sekali. Itu celah yang kumanfaatkan, kau tidak tahu aku sudah mengamati desamu sejak tanggal 28 Desember jiji." Mata Oonoki melebar. Jadi 4 hari sebelum pernikahan Uzumaki Naruto sudah ada di pinggiran Iwa?!

"Aku sudah menghitung setiap pergantian Jounin-mu. Itu membutuhkan waktu 10 menit. Meskipun kuakui itu adalah transisi tersingkat yang pernah kulihat karena sebelum waktu pergantian dilakukan, ninja yang menggantikan akan berangkat lebih dahulu sekitar 30 menit sebelum menggantikan ninja yang digantikan. Perencanaan transisi pergantian ninja-mu begitu baik," Naruto menyengir "Tetapi 10 menit adalah waktu yang cukup buat seluruh tim penyelamatan Ratu mengatur rencana merekaaku sudah menempatkan masing-masing kekuatanku untuk melawan orang-orang di Divisi elitmu yang berjaga di pinggir desa agar tidak bisa kembali ke pusat desa, sehingga kekuatan pusat desa Iwa melemah. Strategiku sederhana" Naruto menajamkan pandangannya ke arah Oonoki "Kami tidak bermain dengan waktu saja, tetapi kesempatankekuatankecepatanketangkasan" Naruto menyatukan dua jari telunjuk kiri dan kanannya menyatu "Dan Pertemanan. Itulah item utama dari suatu rencana. Bukankah kau pernah menyinggung hal ini dalam konteks bahasa yang berbeda Oonoki-jiji?"

Naruto : The Long Journey To Reveal The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang