120. Serangan Hel

0 0 0
                                    

Info : Novel ini sudah tersedia versi komik di webtoon.

.
.

"Zhura!"

Sebuah tepukan keras mendarat di bahunya membuat Zhura terkesiap. Valea berlutut di samping pembaringannya. Dengan wajah panik ia tiba-tiba menarik Zhura berdiri begitu saja.

"Bodoh, kau tidur seperti orang mati saja! Aku sudah memanggilmu ratusan kali!" seru gadis merah itu marah. Belum juga Zhura mencerna situasi, Valea sudah kembali berseru. Ia melemparkan tas dan pedang Zhura dengan tergesa, "Urus perlengkapanmu! kita dalam terdesak! Ayo, keluar!"

Tentu saja rasa kantuk dicabut paksa darinya. Zhura mengedarkan pandangan ke penjuru tendanya yang kosong, sebelum melangkah keluar. Baru satu pijakan ia tempatkan di tanah, sesuatu sudah lebih dulu datang menerjang. Tubuh Zhura yang belum siap sontak terjatuh ke tanah. Bulu kuduknya merinding ketika suara geraman makhluk yang menindihnya keluar.

Ini buruk!

"Aakh!" Zhura berusaha mengambil pedangnya yang terlempar, tapi dia terlalu jauh untuk menggapainya. Keadaan semakin memburuk ketika ia melihat tangan dingin misterius beraroma busuk merayap di bahunya. Warnanya kuning pucat dengan kuku jari yang panjang.

Zrash!

Tepat setelah tebasan itu, sebuah uluran tangan lain datang padanya. Syukurnya tangan yang terulur sekarang lebih manusiawi. Dilihat dari lilitan kain putih yang menutupi kulit lengan itu, Zhura tahu betul siapa pemiliknya. Ia meraih tangan Valea. Digapainya pedangnya dengan cepat, lalu menjauh dari monster yang kini tampak kesakitan di belakangnya.

"Banshee?!" tanya Zhura menatap makhluk hitam dengan tubuh bawahnya yang berasap itu. Tidak ada kaki, mereka hanya sekepul bayangan hitam dengan tangan mengerikan yang senantiasa mencekik orang-orang. Bukan hanya satu, puluhan makhluk tersebut memporak-porakkan seluruh kemah. Zhura tak menyangka, di saat dirinya tertidur, para pemuda dan gadis-gadis suci justru sedang sibuk bertarung.

"Mereka Hel, jangan sampai tangan mereka menyentuhmu atau kau tamat, Bocah!" seru Valea berbaur dengan yang lain. Zhura mengetuk-ngetuk kepalanya. Ini gila! Sepulas itukah tidurnya hingga tidak sadar ada pertarungan ribut seperti ini di luar tenda? Keadaan kemah benar-benar porak-poranda. Api unggun yang padam membuat suasana sangat gelap. Saking gelapnya, Zhura bahkan tidak bisa melihat pergerakan apapun dalam radius lebih dari tiga meter.

"Mereka tidak ada habisnya! Senjata apapun tidak mempan!" teriak Asyaralia tampak sama sibuknya.

Zhura terlonjak melihat sesosok Hel mengangkat tubuh Arlia. Gadis bermata hazel itu tergantung dengan matanya yang mengerjap-ngerjap kehabisan pasokan udara. Tanpa pikir panjang segera ia berlari ke arahnya. Hanya saja, baru dua meter ia mengambil langkah, sesosok Hel lain sudah lebih dulu menerjangnya lagi.

"Akh!" Tulang rusuknya seperti dipatahkan ketika tubuhnya tersungkur menghantam ke tanah. Sebelum tangan hitam Hel itu terulur menuju lehernya, dengan cepat Zhura menghunus pedang ke arahnya.

Zrash!

Saat terkena pedang, tubuh asap Hel itu nemudar. Namun, tidak sampai menghilang dan kembali seperti semula dalam sekejap. Zhura mencengkram tangan hitam yang kini mencekik lehernya. Paru-parunya diperas, udara seketika terasa seperti racun saat ia bernapas. Bahkan meskipun tahu usahanya akan sia-sia, dia tetap menjuruskan serangan. Menebas gumpalan itu ke kanan dan kiri. Pada saat Zhura yakin usahanya sudah berakhir, Hel itu justru melepaskan tangannya.

Monster itu mundur seraya berteriak-teriak nyaring.

Tidak perlu menunggu lama untuk Zhura menyadari tingkah lakunya berubah akibat kilauan cahaya bulan yang terpantul pada pedangnya. Suasana gelap pada hutan, membuat cahaya sekecil apapun menjadi terlihat jelas. Zhura segera beringsut menjauh, berlari ke arah para pemuda dan gadis lain.

The Cursed Journey Of Zhura Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang