34. Bunga Peony

65 31 1
                                    


Sekujur tubuh Zhura gemetar karena sosok-sosok itu begitu serius ingin membunuhnya. Lebam sudah memenuhi pergelangan tangan tapi ia tidak bisa diam dalam kegelapan. Pada saat itu, Zhura putuskan untuk bersembunyi di balik semak-semak rimbun. Sembari mengontrol laju jantungnya yang ingin meledak, ia mengamati benda yang ia sita dari sosok bertudung itu. Pedang panjang dengan bilah perak, terlihat motif berbentuk bunga terukir di gagang putihnya. Lebih cermat lagi diteliti, Zhura menyadari bentuk bunganya mirip seperti mawar. Meskipun begitu, ia ragu karena tidak ada duri di tangkainya.

"Darah?" Zhura tersentak saat menyadari ada darah di telapak tangannya yang juga mengotori gagang pedang itu. Panas dan nyeri. Pantas saja ia merasakan sakit sejak tadi, tidak ia sangka kuku jari manisnya patah.

Ctak!

Tubuh Zhura bangkit ketika sebuah kunai melesat dan menghantam pedang di genggamannya hingga terlempar. Di arah jam sembilan, sosok bertudung kini berdiri memegang pedangnya. Dari keempat temannya, dia adalah satu-satunya yang ambisius untuk melenyapkan Zhura. Gadis itu terjebak dalam ketidakmampuan untuk melawan sehingga memutuskan untuk melarikan diri, tapi siapa sangka sosok itu lagi-lagi mendekat. Secepat kilat, ia menghadang dengan badannya yang tegap dan jangkung.

"Pergi kau!" seru Zhura mengibaskan lengannya. Angin pun lekas bertiup membuat tudung sosok itu tersingkap. Pada saat itu, Zhura menyadari satu hal. Di kening sosok itu ada pola yang serupa dengan bunga pada genggaman pedangnya.

Bugh!

Memanfaatkan ketidaksiapan Zhura, sosok di depan tiba-tiba menerjangkan kakinya ke perut gadis itu. Zhura yang belum sempat menghindar, langsung terlempar hingga terseret di atas tanah dan kerikil. Gadis itu menggelung tubuh, mengulurkan tangan untuk meraba sisi kanan perutnya. Tanpa menunggunya mengambil napas, rasa sakit langsung menyebar dari sana. Aliran darah yang sebelumnya riuh di dada kini bergerak cepat ke kepala, itu membuat pandangan menjadi buram. Semuanya tampak mengabur dan berputar-putar. Dalam ketidakjelasan itu, telinga Zhura mendengar pedang yang kembali dihunuskan.

Dan ia tahu betul dari mana asalnya.

Untuk kesekian kali Zhura mengerjapkan mata. Di antara ketidakberdayaan, ia mencoba mengambil alih percikan kembali pandangan. Pada saat penglihatan kembali terang, Zhura melihat sosok jahat itu sudah berlari menerjangnya bersama pedang yang terhunus tinggi. Menahan rasa nyeri, Zhura sekuat tenaga mencoba bangkit. Namun, lagi-lagi takdir tidak sependapat dengan harapannya. Kekuatannya terkuras, pijakannya sudah lenyap. Berdiri menjadi hal yang sulit, terlebih karena sosok itu sudah terlalu dekat. Tidak ada waktu lagi baginya untuk menghindar. Dalam posisi bersimpuh itu, Zhura mulai memejamkan mata.

Satu, dua, tiga, batin mulai menghitung.

Ia yang sudah berpasrah tiba-tiba menyadari sekelebat aroma lain tercium penciumannya. Kayu-kayuan lembut khas seseorang.

Ctak!

Ting!

Belum sempat Zhura memikirkan siapa pemilik aromanya, suara dentingan terdengar tepat di depan wajahnya. Ketika ia membuka mata, seluruh dirinya dibekukan oleh pemandangan di depan. Pedang yang sebelumnya menghunus siap menancap di jantungnya, kini tergeletak beberapa meter di sampingnya. Sementara sosok bertudung hitam itu hanya menatap nyalang pada sosok lain yang sudah menendang pedangnya. Zhura menoleh, aroma kayu-kayuan lembut itu, sekarang ia tahu betul pemiliknya.

Beberapa saat kemudian, sosok bertudung yang ingin membunuh Zhura pergi kabur. Gadis zamrud itu pun memaksakan tubuh penuh lukanya untuk bangkit, membelakangi sosok yang menyelamatkannya. Tanpa disangka, Azhara adalah orang yang menendang pedang barusan. Dengan kata lain dia adalah penyelamat Zhura. Pada faktanya ini tidak lebih baik, bahkan lebih buruk daripada melihat segerombolan penjahat tadi. Entah apa yang akan Azhara pikirkan, jika tahu bahwa Zhura berkelahi dengan sosok bertudung itu. Sebelum kemungkinan-kemungkinan buruk terjadi, gadis itu harus segera menjauh.

The Cursed Journey Of Zhura Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang