17. Penyamaran

117 65 4
                                    


Zhura memalingkan wajah, bibirnya mengerucut penuh emosi. Meskipun Azhara seorang pangeran, tapi pria macam apa yang memperhatikan tubuh seorang gadis di pertemuan pertama mereka. Dia gila, orang mesum, atau cabul. Zhura sibuk merutukinya dalam hati saat ia melihat pemuda itu justru menaikkan pandangan ke arah zamrudnya. Tanpa ba-bi-bu segera ia buang muka kepada pria yang entah menjelaskan apa di depan. Zhura menghirup napas dalam-dalam, mencoba meredakan laju jantung yang melesat seakan-akan tidak peduli dengan nyawa Zhura yang bisa ketinggalan. Dia bisa mati. Hanya gara-gara tatapan pemuda brengsek itu, tubuhnya tiba-tiba saja langsung panas dingin.

"Kau baik-baik saja?" tanya Inara melihat gelagat aneh Zhura. Zhura yang masih terjebak perasaan gila itu hanya bisa mengangguk.

"Para gadis suci dipersilakan memperkenalkan diri," tukas pria berjubah biru tua menyelesaikan penjelasan panjang kali lebarnya. Seorang gadis yang duduk paling ujung depan kini bangkit dan maju. Dia berdiri di depan para petinggi kerajaan, lalu menunduk hormat. Dari tempat Zhura duduk dapat dengan jelas ia lihat bahwa telinga gadis itu mirip seperti milik Inara, Raja Amarhaz, Tuan Minra, dan sembilan gadis suci lainnya. Dia seorang elf.

"Nama saya Ilyza, saya adalah puteri ke-empat dari keluarga Shi," ujar gadis berambut kecokelatan itu dengan nada yang sangat merdu. Rambutnya hitam bergelombang. Bandul perak tergantung di pinggang kanannya, tanda bahwa ia berasal dari keluarga terpandang.

"Keluarga Shi, keluarga pengurus kuil Dewi Sariya yang berada di wilayah selatan Dataran Rughills?" Pangeran Asyaralia menanggapi dengan raut yang cerah.

Gadis yang bernama Ilyza itu mengangguk. "Benar, Yang Mulia. Keluarga saya adalah generasi kedelapan puluh tujuh," jelasnya.

Mendengar itu, Zhura menjadi resah. Asal-usul mereka benar-benar digambarkan dengan jelas bahkan sampai seluk-beluknya seperti itu. Zhura lantas menoleh ke arah Valea yang duduk di samping kanan Inara. Merasa dipandangi, gadis merah itu pun melirik sesaat lalu kembali manatap ke depan. Kepala Zhura menggeleng samar ketika ia tiba-tiba menyesalkan keputusannya untuk mengikuti rencana Valea.

"Selanjutnya!"

Ilyza kembali ke tempat duduknya, sementara gadis kedua maju ke depan. Zhura mendelikkan mata hijaunya melihat perawakan gadis kedua. Wajahnya yang sangat cantik kini menampilkan raut congkak saat dia berjalan dengan percaya dirinya ke arah anggota kerajaan. Dari gelagatnya, Zhura pikir gadis elf itu mempunyai perangai yang menyebalkan. Menekankan tekadnya dalam hati, Zhura berjanji tidak akan pernah memiliki urusan dengan gadis congkak itu.

"Perkenalkan semuanya, nama saya Arlia. Salam untuk Yang Mulia Raja Amarhaz, Putera Mahkota Azhara, Pangeran Aryana, Pangeran Asyaralia dan juga Ayahanda, Tuan Minra."

Beberapa gadis terlihat terkejut mendengar ucapan gadis di depan. Melihat penampilan dan gaya bicaranya, Zhura sudah tahu tempat asalnya pasti bukan dari kalangan biasa. Dan ternyata ia puteri Tuan Minra. Itu berarti Arlia adalah seorang bangsawan, seorang anggota kerajaan. Ya Tuhan, sekarang Zhura sangat serius saat berharap tidak mau berurusan dengan gadis bermata hazel itu.

Raja Amarhaz menoleh ke arah pria di sampingnya. "Aku tidak tahu jika puterimu ikut serta dalam ritual tahun ini," ujarnya

Tuan Minra tertawa, menatap ke arah puterinya. "Benar, Yang Mulia. Dia berjanji akan ikut dalam ritual ketika umurnya memasuki seratus lima puluh tahun. Awalnya saya sangat khawatir, tetapi saya tidak menyangka dia bisa selamat dan sampai pada tahap ini. Semoga keselamatan selalu tercurah pada gadis-gadis ini."

Seratus lima puluh tahun. Jadi, gadis Arlia itu sudah berumur dua kali lipat dari umur nenek Zhura. Alisnya pun naik setajam jalanan di bukit belakang rumah menyadari bahwa sembilan gadis suci lain termasuk Inara juga seorang elf. Ada kemungkinan usia mereka juga sudah setua itu. Sepertinya Zhura mengerti, mengingat berkat yang dimiliki Inara di mana ia sulit untuk mati, Zhura pikir usia seratus lima puluh bukanlah apa-apa.

The Cursed Journey Of Zhura Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang