"Zhura!" seru Inara yang tergeletak di tanah. Gadis elf itu menangis, merasakan aura keberadaan Zhura yang melemah.Di tempatnya, kepala Zhura berdentang seperti gong yang dipukul berulang-ulang, pening dahsyat. Gendang telinga pun berdesing, berdengung dan tuli secara bersamaan. Yang ia rasakan selanjutnya adalah sakit yang tak karuan. Zhura menarik napas dalam saat dadanya mulai terasa sesak. Ia merasa seperti baru saja ditabrak kereta, hancur berantakan. Zhura bahkan tidak bisa memperkirakan lagi bagaimana posisi kaki dan tangannya, rasanya itu menghilang.
"Ah..." Sebuah cairan terasa menuruni pelipis kiri dan masuk ke helaian rambut. Bahkan sebelum Zhura memikirkannya, ia sudah tahu apa cairan panas itu. Dalam keremangan, daun telinganya yang berkedut mendengar suara Inara. Gadis elf itu terus meneriakkan namanya dengan suara parau dan kering. Sekujur tubuh Inara terluka, penuh luka robekan. Entah sudah berapa gigitan dart yang elf itu terima pada tubuhnya. Yang jelas Inara juga kesakitan. Zhura ingin dia berhenti berteriak menyiksa diri, tapi suaranya tertelan bersama oksigen yang terkuras.
Matahari berdiri tegak membuat kulit merahnya terbakar, tengah hari sudah datang rupanya. Pikiran, Zhura pejamkan mata mencoba mengambil satu-satunya hal yang tersisa itu. Di antara kebesaran raja siang yang menembus kelopak, samar-samar hidungnya mencium harum. Betapa menenangkannya, sangat kontras dengan aroma yang beberapa waktu terakhir ia cium. Pada detik itu juga, kebisingan menghilang di kegelapan. Suara Inara, teriakan rasa sakit, lesatan tombak, dan geraman dart, suara-suara mengerikan itu tidak lagi tertangkap telinganya. Mereka raib, dunia sekarang berjalan dengan senyap bersama dengan sensasi berat yang datang menimbunnya bersama kegelapan.
Sebuah titik putih kecil kekuningan melayang redup di ujung jalan yang gelap, perlahan itu membesar sehingga menyilaukan mata dan memaksanya untuk menyipitkan pandangan. Jarak mereka terpangkas, cahaya putihnya mendekat menelan segala yang Zhura lihat sebelum kemudian itu menghilang. Keningnya mengernyit ketika ia merasa tidak mengenali tempatnya berbaring. Bunyi kecipak terdengar saat Zhura beranjak untuk duduk, tampak pakaian putihnya basah oleh air yang menggenang setinggi mata kaki. Lekas ia ulurkan tangan mencoba meraba bebatuan kecil yang berada di bawah airnya.
"Ini batu sungguhan?" tanya Zhura mengedarkan pandangan ke sekeliling. Langit gelap berwarna keunguan dengan bulan besar bersinar terang. Ada banyak bunga berwarna putih seukuran telapak tangan mengambang di permukaan air rendah ini. Aroma harum nan menyegarkan tercium dari genangan, membawa perasaan damai pada diri Zhura. Sekujur tubuhnya merasa nyaman tanpa ada sedikit pun rasa sakit, ia kembali bergas seolah-olah semua yang baru terjadi hanyalah mimpi.
"Selamat datang, Zhura."
Suara seseorang yang menyapanya terdengar mengejutkan. Tatapan Zhura lantas berpindah ke sumber suara di mana sesosok gadis berdiri membelakanginya. Punggungnya kecil, tapi tegap. Dari tempat Zhura berdiri, ia tidak bisa melihat wajah wanita bergaun kuning dengan lengan panjang yang menyapu genangan air itu. Rambut hitamnya ditata dengan perhiasan cantik, memanjang hingga mencapai belakang lututnya sendiri. Zamrud Zhura mengerling ketika melihat keanehan akan bayangan wanita itu di air.
"Siapa kau?" tanya Zhura masih menatap bayangan sosok itu dalam keheranan. Zhura mengerjap, mencoba memastikan sosok yang berdiri di depannya itu adalah sebuah kenyataan. Pada saat yang sama, wanita itu tertawa kecil tanpa menoleh sedikit pun pada Zhura yang dilanda badai pikiran. Ia tidak mengatakan apapun dan hanya tergelak seorang diri mengabaikan eksistensi Zhura.
"Berhentilah bersikap misterius dengan mengabaikanku dan malah tertawa seperti itu. Siapa sebenarnya dirimu? Kenapa aku bisa berada di sini?" Tak adanya jawaban membuat Zhura pun melangkah mendekat. Aroma harum yang dihidunya menyeruak pekat dan kini ia tahu betul sumbernya adalah dari tubuh wanita itu. Zhura angsurkan lengan untuk membalik tubuh asing di depan hingga mereka berhadapan, tapi apa yang ia lihat seketika memunculkan rasa kejut akan rupa wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cursed Journey Of Zhura
FantasyFANTASI ROMANSA Zhura tidak pernah menyangka jika rumah misterius yang ia masuki justru membawanya ke dunia asing yang berpenghuni makhluk aneh. Dirinya dijadikan gadis yang akan dikorbankan dalam ritual maut, lalu ia tergabung dalam kelompok gadis...