8. Ritual Pengorbanan

203 117 15
                                    


"Seharusnya Putera Mahkota ada di sana juga, tapi aku tidak yakin jika dia akan datang. Kupikir, dia adalah orang yang tertutup dan jarang keluar. Sebenarnya ada beberapa alasan juga yang menyebabkan ia sebaiknya tidak banyak pergi bertemu orang lain. Kau tahu? Putera Mahkota itu adalah sosok yang aku ceritakan tadi malam. Yang aku dengar, perangainya pun sangat dingin dan tak berperasaan."

"Sosok yang kau ceritakan semalam?" Sejujurnya Zhura tidak ingat.

"Mereka mulai membaca mantra!" Seorang gadis berambut cokelat yang berdiri di baris paling depan tiba-tiba berseru. Zhura lantas mengedarkan pandangan, mengolah situasi. Para gadis dari kalangan biasa terlihat panik, sementara gadis-gadis bangsawan mulai mempersiapkan senjata. Yang Zhura lakukan hanya melongo karena yang ia punya hanya peniti di baju yang kebesaran. Sekarang ia bahkan tidak memegang apapun selain doa-doa yang terus dipanjatkan. Zhura berusaha tenang tapi rasa panik terus menggelayut ketika pria dengan jubah biru gelap mulai membaca selembar kertas di tangannya.

"Zhura, jangan khawatir. Kita akan melewati ini bersama-sama," ujar Inara seraya menggenggam tangan Zhura, seolah-olah elf itu tahu apa yang tengah gadis zamrud pikirkan. Zhura melihat ketulusan pada mata gelap Inara. Lekas ia anggukkan kepala dua kali, lalu mengeratkan genggaman tangan padanya. Ia tidak merasa aman, tapi bersama Inara, dia merasa terlindungi. Hanya saja, perasaan tenang yang dibawa gadis itu sedikit menguap karena pemandangan sekumpulan centaurus yang berbaris rapi di sisi lapangan. Mata mereka ditutup oleh selapis kain bewarna hitam dengan tombak panjang yang ada di tangan masing-masing.

"Apa yang akan mereka lakukan di sana?"

"Jangan banyak bertanya, siapkan saja kakimu karena yang harus kau lakukan hanyalah berlari," jelas si gadis merah. Zhura menoleh ke arah Valea yang baru saja berujar, gadis merah itu sibuk melilitkan secarik kain panjang pada lengannya dengan kencang. Suara dentuman tanpa aba-aba datang dengan begitu keras menggema, dalam sepersekian detik udara tiba-tiba menjadi panas seakan padang rumput ini terkena radiasi ledakan inti atom. Zhura merasakan genggaman Inara pada tangannya pun mengerat, aura ketakutan saling bertautan di sela-sela jemari mereka.

"Hei, Inara!" Zhura mendapati gadis elf yang berdiri di samping kirinya kini memejamkan mata dengan kening membentuk kerutan. Dibuka mulut Zhura menyerukan nama gadis itu berulang kali, tapi ia tetap bergeming. Tubuhnya memang ada di sisinya, tapi jiwa Inara seolah-olah tenggelam di dalam kepalanya sendiri.

"Bersiap-siap."

Terjebak kungkungan kalut, Zhura lagi-lagi mengalihkan pandangan pada Valea. Tubuh gadis merah itu tampak kokoh dengan ancang-ancang, sementara kedua tangannya terlilit kain putih dengan sempurna. Berbeda dengan dirinya yang terlihat tegap siap, sekujur tubuh Zhura justru layu berpasrah pada apa yang mungkin saja terjadi. Pada akhirnya, Zhura tetap menjadi bagian dari ritual mengerikan ini. Hal yang ia bayangkan tentang pulang ke rumah mungkin akan menjadi sebatas harapan. Ia hadapkan wajah pada langit siang yang teriknya membakar hingga ke tulang bersama risau dan gusar. Bersama angan mengenai masa depan, ia menorehkan sedikit doa-doa pada ibu jika seandainya saja ia tidak ditakdirkan kembali ke sisinya.

"Dalam hitungan ketiga, larilah secepat yang kau bisa!"

Zhura menggigit bibir menahan umpatan yang mungkin saja akan keluar guna merutuki nasib. Dia adalah gadis yang tidak suka kegiatan fisik, jika ada sertifikat lomba atau apapun yang berhubungan dengan kinerja tubuh, maka itu adalah hasil dari paksaan ibunya. Berlari mungkin akan menjadi hal terakhir yang ingin ia lakukan dalam hidup, jika saja ia punya pilihan yang lain. Sekarang di bawah terik mentari yang hebatnya membakar hangus bumi, seratus gadis dipanggang bersama buncahnya rasa takut. Jangankan memikirkan hal yang ingin dilakukan dalam kehidupan, bisa berdiri tegap saja sudah menjadi batas ambang kekuatan.

The Cursed Journey Of Zhura Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang