"Paman, kau salah membawa orang!" seru Zhura kepada satir yang bertugas sebagai kusir. Dia meliriknya, lalu kembali menatap ke depan seolah-olah teriakan Zhura hanya suara makhluk halus."Hei, kau tuli, ya?!" Zhura menghentakkan kaki beberapa kali pada lantai kereta dengan sekuat tenaga. Peduli setan pada gadis-gadis di sebelahnya yang terlihat terganggu, ia akan berusaha keluar dari kereta buluk ini dan mencari jalan pulang. Tidak juga, ia hanya harus pergi dulu dan keluar dari rombongan gadis-gadis budak ini. Fakta bahwa tempat tujuan kereta ini mungkin adalah akhir riwayatnya membuat Zhura semakin gencar minta dilepaskan.
"Paman, dengarkan aku! Mereka salah menangkapku. Aku hanya kebetulan lewat di hutan itu dan tidak ada hubungan apapun dengan mereka. Lihatlah, aku bahkan tidak mengenal siapapun di sini!"
Seorang gadis yang duduk di sampingnya menyela, "Aku juga tidak mengenal siapa pun di sini."
Zhura menutup bibir rapat-rapat, sejujurnya ia tengah menahan umpatan yang membahayakan nama baiknya. Menelan kembali amarah, ia mencoba memikirkan kesempatan lain. Di dalam kereta kini ada sepuluh gadis yang duduk bersamanya. Mereka adalah gadis-gadis yang ditangkap di hutan berkabut perak tadi. Beberapa dari mereka duduk tenang tanpa adanya ikatan apapun, pikir Zhura mereka adalah kelompok yang pasrah dan memilih ikut tanpa paksaan. Namun, tidak sedikit juga yang diikat dengan tali bau sepertinya, sebut mereka si pemberontak.
Omong-omong, situasi ini melahirkan banyak skenario di kepala Zhura. Mulai dari dijadikan sup oleh nenek-nenek hingga tubuhnya akan dibunuh, lalu darahnya akan dituangkan ke dalam bak mandi milik wanita yang haus akan kecantikan abadi. Untuk pertama kalinya Zhura tidak suka berimajinasi. Kemudian, gadis itu berteriak lagi dengan oktaf tertinggi, "Paman, tolong lepaskan aku! Berhentikan keretanya, aku harus keluar dari sini! Minta data gadis-gadis yang harus kalian tangkap dan pastikan sendiri aku tidak termasuk di sana!"
"Diamlah, Bocah! Suara jelekmu itu mengganggu!" Sebuah sahutan ketus terdengar.
Zhura lekas menoleh ke sumber suara, ia melihat seorang gadis berambut merah duduk di sisi berlawanan dengannya dalam kereta. Tubuh gadis berambut merah itu diikat dengan tali yang serupa dengan yang tali Zhura, dia juga merupakan gadis yang ditangkap oleh para satir di hutan tadi. Ia decakkan lidah, menyambut emosi yang kembali. Jadi mereka inilah para budak yang kabur, sementara Zhura pun diikut-ikutkan dengan alasan ia berada di hutan bersama mereka.
"Berani-beraninya kau menghina aku bocah, umurku sudah delapan belas tahun dan dua bulan lagi menjadi sembilan belas! Kau tentu tahu, aku tidak bisa disebut bocah lagi! Aku ini sudah dewasa!"
"Gila."
Karena posisi duduknya yang berada di bagian gelap, membuat ia dapat melihat dengan jelas gerakan bibir gadis merah itu. Andai tubuhnya tidak diikat, sudah ia cekik leher gadis merah hingga menjadi sebesar timun. Kenyataan dalam hidup adalah akan selalu ada orang yang mempunyai sifat berlawanan dengan diri sendiri, hanya saja tidak ia kira akan bertemu sosok semenyebalkan dia. Ia tatap wajahnya dengan murka, sambil merapalkan sumpah serapah dalam hati.
Melihat muka Zhura yang kesal, gadis berambut merah itu menoleh dengan raut tak berdosa. "Apa? Aku hanya bicara sendiri," ujarnya tersenyum meledek.
Zhura berdecak, tak habis pikir. Bahkan dalam kondisinya sekarang, ia masih bisa menunjukkan bakatnya dalam seni peran.
"Mana mungkin kau mengucapkannya untuk dirimu sendiri! Aku tahu kau pasti menyindirku. Sebagai sesama gadis kau harusnya punya sopan santun dalam ... uhuk!" Sialnya aksi sok kerennya harus terhalangi gatalnya tenggorokan yang meradang.
Jika diingat- ingat, memang belum ada makanan yang melewati pencernaan semenjak masuk ke dunia aneh ini. Ia coba meredakan rasa tidak nyamannya dengan berdehem. Ketika ia sibuk mendalami peran sebagai orang sakit-sakitan, sudut mata menyadari gadis yang duduk di depan ternyata memperhatikan gerak-gerik konyolnya sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cursed Journey Of Zhura
FantasiFANTASI ROMANSA Zhura tidak pernah menyangka jika rumah misterius yang ia masuki justru membawanya ke dunia asing yang berpenghuni makhluk aneh. Dirinya dijadikan gadis yang akan dikorbankan dalam ritual maut, lalu ia tergabung dalam kelompok gadis...