Balai tengah yang megah itu kini dipenuhi banyak orang berpakaian mewah serta atribut khas bangsawan. Para tamu itu sibuk berbincang membicarakan bisnis, politik atau bahkan tak sedikit yang segan membicarakan masalah perjodohan anak-anaknya. Semua orang tampak agung, tentunya mereka sengaja membuat penampilannya tanpa celah agar dipanggil seperti itu. Zhura memeriksa penampilannya sendiri, sebelum melanjutkan langkahnya masuk ke dalam balai. Orang-orang bermata elang langsung saja menatap Zhura begitu lekat saat menyadari dengan siapa gadis itu datang."Jika kau bertindak sembarangan, bersiap saja untuk hukuman." Suara pemuda itu terdengar lirih tapi tajam.
Zhura mengepalkan tangannya menahan emosi, tak adanya pilihan lain membuatnya harus mengekori Azhara sehingga ia bisa mendapat tempat terbaik untuk bisa bertatap muka dengan orang-orang. Segera setelah gadis itu mendapatkan tempat duduknya, Azhara berlalu dan menempatkan dirinya bersama para pengeran lain. Gong dipukul sembilan kali. Tak lama setelahnya acara perjamuan dimulai dengan sambutan-sambutan dan tentu saja mantra yang tidak bisa Zhura pahami artinya.
Setelah itu para tetua dari berbagai klan di Firmest mendatangi Azhara dengan berbagai doa mereka. Raja Amarhaz tidak hadir karena masalah kesehatannya, jadi Tuan Minra menggantikan posisinya untuk memberikan pengharapan dan penghormatan yang diikuti seluruh tamu undangan di balai. Azhara mengangkat tangannya, semua orang pun kembali berdiri tegak. Hanya harapan dan perhormatan, tidak ada kue atau pun lilin. Zhura menggeleng seraya kembali duduk, tampaknya ia tak habis pikir dengan perayaan ulang tahun ini yang terlihat seperti ritual aneh.
"Permisi, Nona." Seorang palayan meletakkan makanan dan minuman di mejanya.
"Terima kasih," ujar gadis itu sembari tersenyum.
Pelayan itu tidak menjawabnya, dia hanya mengedipkan mata lalu pergi. Zhura sebenarnya sudah menangkap sinyal-sinyal mencurigakan, hanya saja ia memilih memfokuskan dirinya untuk mengamati gelagat para tamu. Di tempatnya, para dayang membawakan air pada Azhara. Ditempatkan di dalam wadah berbahan perak, airnya bersinar ketika seseorang merapal mantra seakan ada lampu yang dimasukkan ke dalamnya. Kening Zhura mengerut melihat Azhara meminum air dalam wadah perak itu.
"Jadi, di mana keistimewaan perayaan ini?"
Penampilan penari dan musik yang dimainkan oleh para seniman tidak membuat acaranya menjadi meriah, karena bagi Zhura ulang tahun adalah saatnya kita makan kue. Mata hijaunya yang senggang mulai berlarian menatap kening para tamu. Zhura sadar bahwa untuk menemukan kejanggalan maka ia harus berusaha lebih keras daripada hanya melihatnya satu per satu. Ia hanya sendiri, sedangkan kemungkinan ada lebih dari satu musuh yang terlibat di masalah teratai bulan. Untuk menemukan biang masalah pilihannya ada dua, ia butuh waktu lama atau ia terpaksa meminta bantuan teman. Sepertinya ini tidak akan mudah.
"Membosankan." Zhura mengambil cangkirnya karena merasa kehausan, tapi gerakannya tertahan. Cangkir berisi teh itu hanya terhenti di depan bibirnya karena ia mencium aroma aneh dari dalamnya. Seperti sesuatu yang menyengat, telapak tangannya pun kebas saat cipratan teh itu mengenainya. Dengan hati-hati Zhura coba letakkan kembali cangkir itu ke meja. Jika ini merupakan kecerobohan penyaji, maka seharusnya orang lain juga menyadarinya. Tapi mereka tetap meminum tehnya tanpa raut aneh seakan-akan tidak ada kesalahan. Jawaban yang paling tepat adalah bau menyengat hanya ada di minuman Zhura.
Dengan kata lain ada orang yang ingin meracuninya.
Gadis itu mengamati sekitar, ia menemukan pelayan yang mengantarkan makanan padanya sedang mengintip-intip di balik dinding. Namun, ia pergi saat mengetahui Zhura melihatnya. Dengan gesit Zhura bangkit dan berlari mengejarnya. Sontak saja ia menjadi pusat perhatian orang-orang di ruangan. Kepergiannya tak luput dari mata Azhara. Pemuda itu penasaran apa yang membuat anak didiknya pergi seperti melihat hantu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cursed Journey Of Zhura
FantasyFANTASI ROMANSA Zhura tidak pernah menyangka jika rumah misterius yang ia masuki justru membawanya ke dunia asing yang berpenghuni makhluk aneh. Dirinya dijadikan gadis yang akan dikorbankan dalam ritual maut, lalu ia tergabung dalam kelompok gadis...