"Valea adalah keturunan suku Lorcán. Ciri khas mereka adalah berambut merah. Sebenarnya kami lebih sering menyebut mereka sebagai kaum ras penyihir yang paling kuno di Firmest, mereka hidup menyebar di Firmest."
Valea hanya mengangkat bahu atas penjelasan, sementara Zhura mulai menyapukan matanya menelusuri penampilan gadis merah itu. "Hei, bisakah kau gunakan sihir itu untuk membawaku kembali?" Sudah mati-matian Zhura menampilkan raut wajah memelas, tapi Valea justru mengibaskan tangannya seraya menampilkan ekspresi tidak peduli.
"Aku tidak bisa. Lagipula aku tidak tahu di mana dunia asalmu itu."
Zhura mengeluarkan napas berat. Rasanya seperti ia baru saja dihempaskan dari langit ketujuh. Inara yang masih sibuk mengunyah kini tampak berpikir. Namun, ia tidak mengatakan apapun. Zhura turut melahap nasinya yang entah kenapa justru diletakkan di dalam mangkuk. Beberapa saat keheningan masuk di antara mereka, hingga elf cantik di depan tiba-tiba meletakkan sumpitnya.
"Sebenarnya ada jalan pulang, Zhura. Kau bisa menggunakan pintu portal."
Kunyahan daging ayam di mulutnya sontak berhenti. Zhura menatap Inara dengan mata melebar penuh harapan. "Jadi, ada jalan pulang?"
"Tunggu dulu, Nara. Pintu portal tidak bisa dibuka sembarangan. Apalagi jika tujuannya yang belum jelas. Bahkan hanya seorang dengan kekuatan spiritual besar, yang dapat membuatnya dengan sempurna hingga penggunanya sampai ke tempat tujuan."
Zhura hampir tersedak mendengar ucapan Valea. "Kekuatan spiritual?"
"Kekuatan spiritual itu semacam inti kehidupan dari jiwa. Yah, bisa dibilang setiap makluk hidup memilikinya. Setiap orang memiliki kekuatan spiritual dengan kapasitas yang berbeda-beda. Sebagian orang memilikinya dalam jumlah yang besar sejak lahir, tapi beberapa orang perlu latihan keras untuk mendapatkannya. Jika kekuatan spiritual dalam tubuh orang itu habis, maka orang itu bisa mati."
Sesuatu meloncat masuk ke dalam mangkuk supnya, membuat Zhura yang tengah mendengar penjelasan Inara terlonjak bangkit. Karena gerakannya yang spontan, ia tidak menyadari tubuhnya ternyata menyenggol bahu seseorang. Alhasil, bunyi dentingan benda-benda jatuh pun terdengar setelah orang yang ia senggol menjatuhkan barang bawaannya.
Sebuah nampan kini tergeletak di lantai, sementara mangkuk beserta makanannya berserakan di bawah. Bunyi bisikan dan ejekan gadis-gadis mulai memenuhi pendengaran. Ia angkat pandangan hanya untuk tertegun melihat seorang gadis yang menatapnya dengan sangat tajam. Sepertinya sia-sia saja doanya tadi, pada akhirnya ia tetap saja berurusan dengannya. Arlia, puteri Tuan Minra, gadis kedua yang memperkenalkan diri saat di pertemuan.
"Aku minta maaf. Sungguh, aku tidak sengaja. Aku hanya tersentak bangun saat ada cicak yang meloncat ke dalam mangkukku, aku tidak tahu jika ada kau lewat di belakangku."
Mata hijaunya beralih pada mangkuk yang sudah pecah di samping meja. Ada seekor cicak yang mati mengenaskan di sana. Zhura lalu menatap langit-langit ruangan. Dilihat dari bentuknya yang mewah, ia yakin tidak mungkin ruangan ini ditinggali oleh cicak. Poin darimana asal makhluk kecil itu membuatnya keheranan. Kemungkinan ada seseorang yang jail sengaja melemparkan makhluk itu ke mangkuknya.
"Haha ... mudah sekali berkata maaf. Lihat! Apa yang kau perbuat pada seragamku?!"
Pandangan Zhura kembali turun. Di depannya, Arlia sedang mengibas-ngibaskan lengan seragamnya yang basah akibat tersiram sup.
Gadis zamrud mendekat selangkah, dia berujar, "Aku sungguh minta maaf, tolong jangan marah."
"Cih! Minta maaf saja tidak cukup." Arlia berdecih, lalu membuat bibir mungilnya kerucut.
Zhura mengernyitkan dahi ketika mengulas kembali kata-katahya. Adakah yang salah dari ucapannya barusan, hingga Arlia tampak begitu murka. Zhura juga sudah minta maaf, tapi gadis hazel itu sendiri yang ingin memperpanjang masalah. Jika ia berharap Zhura berlutut, maka tidak. Ia mengambil sapu tangan dari saku seragam, kemudian mengulurkannya pada Arlia.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cursed Journey Of Zhura
FantasyFANTASI ROMANSA Zhura tidak pernah menyangka jika rumah misterius yang ia masuki justru membawanya ke dunia asing yang berpenghuni makhluk aneh. Dirinya dijadikan gadis yang akan dikorbankan dalam ritual maut, lalu ia tergabung dalam kelompok gadis...