Langit masih gelap, ufuk timur terlihat bersemu kejinggaan dikarenakan matahari yang baru terbit. Burung-burung terdengar berkicau memulai hari, bersama kudanya Zhura membelah pagi. Tubuh gadis itu terbungkus jubah hitam dari ujung kepala sampai kaki. Itu tampak cukup untuk mengusir dingin. Ketika sinar mentari mulai meninggi, ia menghentikan kudanya dan bersandar di sisi tebing untuk melihat peta.
"Sanguina?" ujarnya membaca nama di petanya. Jadi, orang yang bisa membuat penawar racunnya adalah Sanguina. Wanita itu adalah seorang biarawati penyembuh yang sangat terkenal. Tabib Ma begitu yakin jika Sanguina bisa membantu mereka mendapatkan penawar itu. Tak adanya harapan lain, membuat Zhura harus menguatkan tekadnya lebih keras agar rencana ini sukses.
"Sepertinya aku harus melewati jalur barat agar lebih aman. Jika bergegas, mungkin sebelum matahari tenggelam aku bisa sampai di perbatasan Desa Kabut, lalu aku bisa kembali ke sini saat fajar." Zhura mengangguk, memahami sendiri perkataannya. Rambut cokelat kemerahannya yang diikat, tampak terombang-ambing tertiup angin. Setelah itu ia kembali menggulung lembaran kulit itu.
Tidak ada waktu baginya untuk mengagumi keindahan langit pagi yang hangat, karena pada detik selanjutnya tangannya sudah terulur menarik tali kendali kuda. Itu menandakan perjalanannya kembali dilanjutkan. Memang terdengar mudah di awal, tapi gadis itu skeptis jika ia tidak akan menemukan masalah. Baginya sesuatu yang terus berjalan lancar justru mencurigakan. Jauh di dalam hatinya, ia sedang berdo'a selalu dirinya akan baik-baik saja ke depan.
Hari berjalan dengan cepat, tanpa disadari matahari sudah naik begitu tinggi. Zhura tengah melewati jalanan pasar yang sesak dengan geliat aktivitas warga. Meskipun manusia dan elf lebih mendominasi, tapi tidak sedikit juga eksistensi penjual dan pembeli dari ras lain. Di sana tampak ada centaurus tua yang sibuk merapikan gerai tokonya. Lalu banyak makhluk beragam wujud bergelut dengan kesibukan lain, seperti berdagang, membeli, atau sekadar melihat-lihat.
Zhura berjalan pelan seraya mengawasi keadaan di sekitar. Beberapa kali ia berhenti untuk memastikan arah, lalu kemudian kembali berjalan, acuh terhadap tatapan bingung orang-orang. Ketika mata hijaunya sibuk berlarian mengamati jalan, tanpa disangka seorang bapak-bapak setengah kelinci melewatinya seraya mengedipkan sebelah mata. Zhura membuat ekspresi datar, menahan hasrat bergidik ria karena mual sekaligus geli.
Zhura menyandari bahwa ia menjadi pusat perhatian. Jubah dan kuda besar ini adalah penyebabnya. Marwari seberat empat ratus kilogram, bukanlah hal yang lumrah dimiliki jika bukan dari kalangan bangsawan. Tapi ini adalah kuda yang diberikan oleh istana untuk masing-masing gadis suci. Kuda Valea sudah lelah, jadi itu sebabnya Zhura memilih menggunakan kudanya sendiri. Diperhatikan sangatlah tidak nyaman, tapi perasaan risih itu tidak bertahan lama karena ia masuk ke area perdesaan.
"Udaranya sejuk." Banyaknya pepohonan yang menaungi jalan membuat Zhura merasa begitu teduh. Semilir angin yang berembus kencang menyelinap ke balik punggungnya yang dipenuhi lelah. Saking kencangnya, Zhura pun harus selalu membenarkan tudungnya yang terbuka setiap. Berjam-jam sudah ia menempuh belasan mil ke utara. Selanjutnya tinggal melewati dua wilayah lain, jika semuanya lancar ia bisa menemui Sanguina saat fajar.
Zhura masih fokus pada jalanan ketika suara derap langkah lain terdengar di belakang. Penasaran, ia pun mengikuti arah suaranya. Alis Zhura sontak mengerucut melihat dua orang berpakaian tertutup berkuda melaju ke arahnya.
"Shar?!"
Menyadari bahwa ia diikuti, Zhura pun mempercepat lajunya. Meskipun jalanan lengang, ia begitu kesulitan mengatur lari kudanya agar tetap sesuai pada kontur jalan. Sebenarnya karena kurangnya pendekatan, Zhura jadi belum terbiasa dengan kudanya. Gadis itu menghentakkan kakinya lebih kuat ke perut Dominic, agar hewan itu mempercepat larinya.
Shut!
Terdengar suara lesatan, satu anak panah sukses menancap sejengkal dari kaki kuda Zhura. Karena terkejut, kuda cokelat keemasan itu meringkik keras, mengangkat kaki depannya ke atas. Salah satu dari Shar di belakang mulai membidik Zhura sebagai sasaran anak panah hitamnya. Gadis itu panik menangkis anak panahnya dengan pedang. Namun, mereka tidak menyerah, dua orang berpakaian tertutup yang mengejarnya kembali mengarahkan bidikannya lagi.
"M-mereka...-" gumam Zhura gelapan, tanpa sadar mencengkram tali kudanya hingga berkeringat. Tanpa disangka, ia ternyata mengarahkan kudanya ke pemukiman penduduk. Orang-orang yang melihat aksi kejar-kejaran lekas kelimpungan berusaha menjauh. Beberapa orang juga keluar dari rumahnya karena mendengar keributan. Tidak ingin menjadi pusat perhatian, Zhura memutuskan berbelok pada jalan tikus. Ia menyebutnya begitu karena lebarnya hanya satu meter, yang membuatnya terpaksa harus memelankan laju.
Zhura mengintip ke belakang, mencoba mencari sisa-sisa keberadaan pengerjarnya. Alisnya naik tak habis pikir, dua orang tadi ternyata masih mengkutinya. Mereka bergantian masuk ke tikungan tikus seraya terus membidik. Zhura sangat penasaran siapa yang memerintahkan orang-orang itu hingga sangat terobsesi ingin membunuhnya. Apakah dengan meracuni teratai bulan saja belum cukup? Apakah dirinya harus mati juga? Dan lagi, dari mana mereka tahu keberadaannya?
Di tempatnya, Azhara mengerjapkan mata ketika sensasi asing datang menyelinap ke dalam perasaan. Jantungnya berdebar karena panik, ia yakin ini berasal dari gelang Arbutus di tangan Zhura. Decakan keluar dari bibirnya, pemuda itu bertanya-tanya apa sebenarnya yang sedang Zhura lakukan. Gelang itu tidak akan mengirimkan reaksi kecuali ada sesuatu yang terjadi pada pemakainya. Mungkinkah ada bahaya yang sedang mengintainya?
Dengan eksistensi jarum di jantungnya, Azhara sudah mendeklarasikan penyerahan pada dirinya sendiri. Ia tidak boleh meneruskan harapan yang bisa membuat lebih banyak ancaman. Ada lebih banyak nyawa yang melayang jika Azhara menyanggupi keserakahannya, dan itu adalah hal yang tak mungkin ia lakukan.
Sekarang apa yang harus ia lakukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cursed Journey Of Zhura
FantasyFANTASI ROMANSA Zhura tidak pernah menyangka jika rumah misterius yang ia masuki justru membawanya ke dunia asing yang berpenghuni makhluk aneh. Dirinya dijadikan gadis yang akan dikorbankan dalam ritual maut, lalu ia tergabung dalam kelompok gadis...