Info : Novel ini sudah tersedia versi komik di webtoon.
.
.Ciuman itu membakar jiwa, menimbulkan sensasi gemuruh pada hati. Pada saat kuluman mereka semakin kuat, ia tidak bisa mencegah darah tersebut masuk ke tenggorokannya. Waktu tidak membuatkannya pilihan, semua berakhir jauh seperti yang Azhara inginkan. Bibir hangat itu kini terlepas dari bibirnya. Perlahan, wajah gadis itu menjadi jelas. Zhura mengusap pelan bibir bawah Azhara yang basah akibat darah dan saliva.
"Sekarang kau adalah manusia bebas."
Azhara mematung. Rasa pahit manis tertinggal di lidah saat pemuda itu menerima kesadarannya. Ia terlonjak melihat tubuh Zhura yang rapuh jatuh menyatu dengan salju. Azhara lantas berlutut, pandangannya menatap darah yang keluar bak sungai dari tangan itu. Dengan kalut Azhara merobek jubahnya menjadi secarik kain panjang. Pemuda itu kemudian menahan lengan Zhura dengan hati-hati.
Gadis itu menangkis lilitan kain perbannya, "Maaf, karena tidak sopan. Aku tahu kau terkejut. Tapi semuanya sudah selesai."
"Kau akan baik-baik saja." Azhara mengabaikan perkataan itu dan mulai melilitkan secarik kainnya untuk membalut luka tersebut.
Zhura menatap kuku-kuku jemari tangan Azhara yang kembali ke bentuk semula. "Selamat, rantai yang memasungmu sudah lepas. Jiwa dan pikiranmu bisa terbang sebebas-bebasnya. Aku senang kau bisa hidup seperti orang lain. Tidak ada lagi yang akan mengurungmu, kau bisa menjadi dirimu sendiri."
"Kita obati ini, bertahanlah." Pemuda itu berusaha merobek bagian lain jubahnya karena satu carik kain yang ia lilitkan tidak mau menetap di sana. Darah yang keluar terlalu banyak. Gelang Arbutus itu tidak bekerja di dataran terkutuk. Azhara sudah mencoba menutup aliran darahnya, tapi lukanya terlalu buruk untuk sekadar dibalut perban.
"Kau bisa masuk angin." Zhura menatapnya berkaca-kaca. "Hentikan, Azhara."
"Kalau begitu ayo pulang." Kedua tangan Azhara meraih tubuh Zhura, tapi ia menolak dibawa.
Zhura mengerutkan kening, seperti sesuatu yang buruk sedang menyerang tubuhnya. "Mereka sedang tidur, kau pikir sekarang jam berapa? Lagipula, aku tidak ingin berpindah. Lihatlah bintang itu, bukankah itu sangat indah? Aku jadi penasaran pada langit pagi nanti. Pasti sangat menakjubkan, kau harus bersyukur saat melihatnya," tunjuknya ke atas mengabaikan cairan merah yang menggenanginya.
Azhara menelan ludah, menggenggam tangan dingin Zhura. "Kau akan baik-baik saja!" Percaya atau tidak, itu terdengar seperti kata perintah.
"Kita berhasil, Macia. Kita berhasil." Zhura tersenyum khas pada langit fajar sebelum beralih mengusap wajah pemuda perak. "Azhara, maukah kau rawat Rou-Rou dengan baik? Kalau ia mencakar atau mematukmu, kurung saja dia di kandang Callan."
"Aku tidak mau."
Kelopak mata Zhura turun separuh seolah-olah dia dilanda kantuk. "Itu saja cukup, tapi bisakah kau panggil namaku? Maaf, karena selalu merepotkan dan terima kasih banyak atas semuanya. Kali ini aku sungguh lelah."
Azhara menatap gelang berbentuk tautan sayap yang tenggelam dalam aliran darah gadis itu. Dia membatin tentang bagaimana aura gadis itu yang memudar. Pemuda itu mengeratkan pelukan saat ia merasakan gigil menyerang tubuh Zhura. Matanya perih, hal yang ada di pikirannya bukan lagi sebatas ketakutan. Setumpuk bara seperti dilempar ke mata yang mengabur terbias air, menyakitkan. Didekatkan bibirnya pada telinga gadis itu yang kini sudah terpejam.
"Zhura."
Azhara kira ia akan kembali melontarkan tanggapan, tapi keheningan menyeruak. Tidak ada angin yang bertiup mengantarkan napas Zhura yang melemah menjadi menghilang. Detik melambat. Azhara menatap wajah itu dengan gelisah karena gigil pada tubuh itu berhenti. "Zhura," panggilnya lagi. Namun, Zhura tidak menjawab. Seakan-akan harinya berjalan begitu meletihkan, gadis itu pulas dalam pejaman mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cursed Journey Of Zhura
FantasyFANTASI ROMANSA Zhura tidak pernah menyangka jika rumah misterius yang ia masuki justru membawanya ke dunia asing yang berpenghuni makhluk aneh. Dirinya dijadikan gadis yang akan dikorbankan dalam ritual maut, lalu ia tergabung dalam kelompok gadis...