Work ini adalah lanjutan kisah Jaehyun As. Mungkin cerita sebelumnya lebih menceritakan perihal Jika Jaehyun menjadi, tapi work kali ini lebih mengangkat ke topik permasalahannya. Ada kemungkinan juga beberapa Chapter yang belum terselesaikan di par...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cinta Terhalang restu keluarga? Begini jadinya kalau keluarga memberikan restu karena terpaksa. ------------------------
Laki-laki itu memperhatikan istrinya yang sibuk di dapur sedang membantu ibunya memasak sarapan pagi.
"Oh Mas, kamu udah rapi?" tanya sang istri.
Sang suami pun tersenyum manis dan mendekat ke arah sang istri. Yourname menggeleng saat melihat suaminya belum memakai dasinya dengan benar dan hanya disampirkan di bahunya.
"Mas, kenapa dasinya belum kamu pasang?"
Jaehyun semakin menghimpit tubuh istrinya dan memeluknya erat. "Buat apa ada kamu kalau harus aku yang memasangnya sendiri, sayang," ucapnya menggoda lalu mengecup dahi istrinya pelan.
Satu hal yang Yourname lupakan, dirinya lupa mematikan kompor hingga bau tak sedap menguar dari arah dapur. "Ya Tuhan, Jaehyun! Aku lupa matiin kompornya," ujarnya karena hari semakin siang.
Jaehyun mengekori istrinya menuju sudut ruangan, dimana kompor tersebut masih dalam keadaan menyala. Nasi goreng yang telah dibuat oleh sang istri pun berubah warna menjadi sedikit hitam.
"Bau apa ini?" tanya Sica— ibu kandung Jaehyun.
"Maaf Ma, nasi goreng yang aku buat gosong. Nanti aku buatin nasi goreng yang baru lagi," sesal wanita itu karena kecerobohannya membuat sarapan sedikit terlambat pagi ini.
Mama mertua pun berdecak pelan, merasa kesal dengan ulah menantunya yang tidak ada habisnya. "Apa sebetulnya yang kamu bisa? Jaehyun, Mama kan udah sering bilang sama kamu, istri kamu ini sama sekali nggak pandai mengurus rumah apalagi mengurus suami. Seharusnya kamu menerima perjodohan dengan anak teman Mama yang bisa segalanya."
Yourname beringsut mundur, berdiri di belakang suaminya guna menutupi matanya yang sudah berkaca-kaca. "Maaf Mah," lirihnya tak berani bertatapan dengan mama mertuanya langsung.
"Sudah berapa banyak permintaan maaf yang kamu lontarkan? Apa kamu nggak pernah bosan untuk meminta maaf kepadaku setiap hari, huh? Sudahlah biar aku saja yang memasak," tukas sang mama mertua.
Tangan Jaehyun terkepal menahan kesal dengan sikap mamanya. Jaehyun merasa jengkel karena setiap hari ada saja tingkah mamanya yang membuat istrinya menangis.
Bukan Jaehyun tidak mau meninggalkan rumah orang tuanya tapi semenjak sang papa meninggal dunia, Jaehyun merasa menjadi laki-laki satu-satunya di rumah itu membuat dia harus menjaga dan bertanggung jawab atas mama dan kakaknya juga.
"Ma, cukup. Ini semua salah Jaehyun bukan salah istri Jaehyun. Jadi, Jaehyun mohon sama Mama, mau sampai kapan Mama bersikap seperti ini? Yourname itu istri Jaehyun yang berarti menantu Mama," bela Jaehyun sembari menarik lengan istrinya agar mendekat dan berada di sampingnya.
