Work ini adalah lanjutan kisah Jaehyun As. Mungkin cerita sebelumnya lebih menceritakan perihal Jika Jaehyun menjadi, tapi work kali ini lebih mengangkat ke topik permasalahannya. Ada kemungkinan juga beberapa Chapter yang belum terselesaikan di par...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Deg-degan, Y/N ketemu Jaehyun nggak ya di Malang?
Semakin maju zaman dan perkembangan teknologi tidak membuat stigma masyarakat pada janda menjadi positif. Seorang janda kerap diperlihatkan sebagai momok yang negatif di kalangan masyarakat, tidak terkecuali di tempat yang Y/N tinggali saat ini.
Saat seorang wanita berstatus janda, maka selentingan negatif mulai bertebaran, misalnya ; dianggap sebagai wanita penggoda, wanita murahan yang tidak punya harga diri bahkan dianggap sebagai penggoda suami orang.
Kembali lagi Y/N tidak mau ambil pusing dengan ucapan orang-orang sekitar tentang dirinya. Selama dirinya tidak meminta makan kepada mereka, tidak mengganggu hidup mereka, dan bisa menghidupi diri sendiri juga anak-anak yang sedang dia kandung, Y/N tak akan mempedulikan apapun. Biarlah semuanya menjadi ladang pahala untuknya nanti.
Perihal nafkah yang seharusnya Jaehyun berikan untuk anak-anaknya, Y/N tidak pernah mau menerimanya. Namun, mantan suaminya bersikeras agar dirinya mau menerima kiriman uang di setiap bulannya untuk membiayai hidup dan tabungan pendidikan sang anak. Y/N merasa jika dirinya masih mampu untuk melakukan itu. Hal itulah yang membuat Y/N menolak permintaan mantan suaminya.
Katakan jika Y/N angkuh seperti apa yang dikatakan mantan mama mertuanya dulu. Mantan mama mertuanya merasa bahwa Y/N sangatlah angkuh karena tidak ingin menerima bantuan dari Jaehyun. Padahal anaknya sudah berbaik hati mau menafkahi biaya bulanan dan biaya pendidikan untuk anak-anaknga.
Bersyukur, Tuhan itu Maha Adil. Usaha kecil-kecilan yang dia rintis dari 0 akhirnya berbuah manis. Toko kue yang dirinya bangun kini berkembang pesat. Bahkan Y/N akan membuka cabang pertamanya di Yogyakarta.
Perjuangan itu tentunya tak luput dari bantuan Yuta. Semua yang dia dapat sekarang tidak dari hasil keringatnya sendiri. Ada Yuta yang selalu mendukungnya dan membantunya. Pria itu yang memberi saran untuk membuka toko kue, mencari tempat usaha, mengurus ijin dan sebagainya, bahkan meminjamkan modal kepada Y/N.
"Lo kan punya keahlian buat kue. Gunain biar jadi duit. Siapa tahu bisa buka cabang di Jepang." Sebuah motivasi yang diberikan Yuta saat itu.
Terkadang Y/N keheranan, ia tidak pernah melihat Yuta bekerja tapi pria itu bisa memiliki banyak uang. Darimana datangnya sumber uang itu? Yuta tak akan menjawab pertanyaannya dengan bener seperti apa yang pernah Y/N ajukan padanya :
"Yut, lo kerja apa sih sebenarnya? Gue nggak pernah lihat lo pake jas kantor atau sibuk sama kerjaan gitu kayak orang-orang. Tapi anehnya kok lo punya uang terus ya? Heran gue."
"Yaelah, Gue ngedip juga duit ngalir ke rekening."
