Y/N kira ibu dari Jenandra tidak akan pernah berani untuk menginjakkan kakinya di rumah ini lagi, ternyata perkiraannya salah. Wanita itu justru sedang berdiri di ambang pintu sedang tersenyum manis ke arahnya.
Tidak salah kan jika dirinya menerima Nara untuk masuk ke dalam rumah? Mengingat wanita itu berkunjung sebagai tamu. Lagi pula dia sudah menyerahkan semuanya kepada yang Maha Kuasa. Ditambah hanya Jaehyun yang berhak memintanya untuk bertahan atau pun kembali pada orang tua.
"Kamu kaget aku ada di sini?"
"Nggak sama sekali Mbak," jawab Y/N menimpali. Dia pun ikut tersenyum, senyum tulus yang dirinya pancarkan. Apa yang akan terjadi sudah merupakan garis takdir. Kalau memang Jaehyun bukan jodohnya mau bilang apa? Semalaman dia kembali berpikir, berpikir bahwa semua yang menimpanya saat ini merupakan takdir yang harus dia jalani. Tak pantas rasanya ia mengeluh. "Masuk Mbak," ajaknya.
Pada pijakan pertama Nara memotar bola matanya ke sembarang arah. Tidak banyak yang berubah membuat dirinya merasa di atas angin. Semua letak benda, dekorasi ruangan tamu benar-benar masih sama persis sebelum dirinya meninggalkan Jaehyun beberapa tahun yang lalu.
"Masih sama seperti dulu," gumamnya pelan.
Nggak ada yang bisa merubah tempat ini Mbak, termasuk saya sendiri. Saya pun nggak bisa menggantikan posisi Mbak di hatinya.
"Di mana anak saya?"
"Abang lagi tidur." Tidak perlu menanyakan di mana letak kamar anak semata wayangnya pun, Nara masih hapal. Ia berjalan ke arah pintu ber cat putih tepat di sebelah pintu kamarnya dengan Jaehyun dulu.
Dibukanya secara perlahan pintu tersebut. Didekatinya sang anak yang sedang tertidur pulas sembari meringkuk. "Sayang, ini Mama. Mama kangen sama Andra."
Y/N yang melihat interaksi pun tak kuasa menahan tangis. Wajahnya menengadah ke arah atas. Siapa yang tega memisahkan seorang anak dengan ibunya? Apakah dia bisa sekejam itu? Apakah dia bisa mempertahankan rumah tangganya tanpa melihat Jenandra?
"Mbak, saya buatkan Mbak minum."
Andai saja Jaehyun bisa melihat ketulusan yang dimiliki Y/N.
Nara mengangguk, matanya menangkap sebuah pintu berwarna cokelat tertutup rapat. Pintu tersambung pada kamarnya bersama dengan Jaehyun dulu. Ia kembali mengingat Jaehyun yang berjuang menata kamar dan membuat ide connecting room untuk kamar mereka dan si kecil.
"Aku mau Andra tidur sama kita sampai usia 3 Tahun, Jae."
"Nggak bisa sayang. Dia laki-laki, harus bisa mandiri. Aku mau buat kamar di sebelah kita. Biar dia tidur di sana. Connecting room, biar bikin kamu nggak terlalu was-was nanti. Kalau dia ke bangun malam pun kita pasti denger tangis dia. Gimana?"
"Oke, aku ikut kamu aja."
"Ternyata kamu memang ngebiarin dia tidur sendiri di kamar ini ya, Jae?"
Kaki nya melangkah menghampiri pintu yang tertutup rapat itu. Ia memasuki kamarnya yang sekarang ditempati oleh Y/N dengan sang suami. Senyum itu kembali terbit tatkala melihat figura pernikahan dirinya bersama dengan Jaehyun masih terpasang di tempatnya. Dengan melihat itu Nara sangat yakin jika Jaehyun masih mencintai dirinya.
Di sisi lain, Jaehyun sedang meremat rambutnya frustasi. Baru sehari meminta bantuan kepada Johnny, ia sudah mendapatkan semua informasi dan bukti-bukti mengenai seseorang yang bersama dengan Nara pada saat kecelakaan.
Rasa kecewa itu hadir. Merasa tidak percaya sudah pasti. Bagaimana bisa Nara masih berhubungan dengan sang mantan di saat wanita itu sudah menikah dengannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
JAEHYUN IMAGINES (COMPLETE)
Fiksi PenggemarWork ini adalah lanjutan kisah Jaehyun As. Mungkin cerita sebelumnya lebih menceritakan perihal Jika Jaehyun menjadi, tapi work kali ini lebih mengangkat ke topik permasalahannya. Ada kemungkinan juga beberapa Chapter yang belum terselesaikan di par...