Kamu Pilih Aku atau Dia pt. 9

412 92 6
                                    

Apa kalian mengira Y/N akan meminta bercerai setelah apa yang dirinya lihat siang tadi? Salah jika kalian mengira Y/N akan melakukan itu. Kembali lagi, dia memilih bertahan. Bertahan pada satu keyakinan bahwa dirinya harus tetap menjaga keutuhan rumah tangga.

Tidak ada komentar, tidak ada keluh kesah, tidak ada kalimat bantahan atau suara yang terlontar dari bibir manis gadis itu. Hanya bersikap diam itu yang bisa ia lakukan. Bahkan Jaehyun tampak kebingungan dengan sikap istrinya s. Sikap yang diperlihatkan Y/N saat ini semakin membuat Jaehyun sakit kepala.

Masalah kantor, kembalinya Nara dalam hidupnya, lalu sikap Y/N yang seperti ini membuat dirinya mengurungkan niat untuk berbicara perihal Nara. Terlebih Jaehyun sama sekali tidak menanyakan kabar anaknya melalui Y/N hari ini.

"Saya tunggu kedatangan kamu tadi siang."

"Kenapa kamu nggak datang?"

Bukannya kamu yang terlalu asik sendiri sampai nggak sadar saya datang?

"Kamu nggak ingat, saya pesan apa semalam?"

Kamu yang justru lupa sama janji kamu? Dia terlalu penting di hidup kamu ya sampai kamu nggak sadar ada saya di sana? Saya ini siapa di mata kamu? Cuma sebatas pengganti kan? Setelah istri kamu kembali, kamu akan memulangkan saya? Iya kan Mas?

"Y/N, kamu dengar saya?"

Nggak tahu kenapa, saya malas bicara sama kamu. Nggak tahu kenapa saya kecewa sama kamu. Dan nggak tahu kenapa saya cemburu melihat kamu yang — lupain. Saya nggak mau semakin sakit hati. Saya sadar diri saya ini siapa buat kamu.

"Saya punya salah sama kamu?"

Jelas, perlu banget kamu tanya? Harusnya kamu sadar apa kesalahan kamu hari ini.

Gadis itu masih sibuk dengan cucian piring yang menumpuk di dapur sebab ulah yang dirinya lakukan dari pagi hingga siang tadi dan membuat dapur milik Jaehyun berubah seperti kapal pecah.

"Kalau suami tanya itu dijawab," sentak Jaehyun tersulut emosi. Y/N terkejut. Bentakan Jaehyun cukup memekakkan telinga. Untung saja piring yang sedang dirinya genggam tidak terjatuh.

"Saya sariawan." Dua kata yang mampu membuat hati Jaehyun melunak. Andai saja dirinya tahu bahwa itu hanya sebuah kebohongan semata.

"Kamu nggak jadi ke kantor tadi?"

"Saya sakit," jawab Y/N singkat.

"Udah ke dokter?"

Kenapa harus peduli, pikir Y/N pada saat itu.

"Besok juga sembuh."

Jaehyun terdiam. Berusaha mencari topik lain. "Jenandra, dia rewel hari ini?" Bisa saja sikap yang diperlihatkan Y/N karena ulah Jenandra.

"Enggak," sahut lawan bicaranya.

"Kamu masak apa?"

"Nggak masak."

"Terus ini? Cucian sebanyak ini, yakin kamu nggak masak?"

Kenapa harus banyak tanya di saat gue lagi mode senggol bacok sama dia. Duh Gusti.

"Tetangga numpang masak di sini tadi," jawab Y/N asal. Ia mematikan keran air. "Saya capek, biar besok pagi saya lanjuti. Saya mau tidur."

"Tunggu, ada yang mau saya bicarain sama kamu."

Masalah Mbak Nara? Iya kan Mas?

"Nggak bisa, besok aja. Saya lagi nggak mood bicara."

"Yaudah, istirahat," kata Jaehyun pasrah. Rasanya tidak mungkin jika dirinya memaksakan. Lebih baik Jaehyun mengalah untuk saat ini.

JAEHYUN IMAGINES (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang