My Ex Pt. 2

886 125 4
                                    

Aku tersenyum saat melihat Jeanne berjalan ke arah mejaku dimana dia baru saja keluar dari ruangan kerja ayahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tersenyum saat melihat Jeanne berjalan ke arah mejaku dimana dia baru saja keluar dari ruangan kerja ayahnya.

"Bunda, aku haus." katanya mengadu, lalu untuk apa ayahnya berada di sana? Mengapa Jean meminta minum kepadaku sedangkan ada Mas Jaehyun di dekatnya tadi.

"Hum? Jean ingin es krim?" Aku mengusap surainya pelan, masih ada waktu untukku berbicara dengannya sebelum dirinya pergi bersama dengan Mas Jaehyun.

"Mauuuu!"

"Yasudah, minta ijin dengan Ayah ya? Bunda siap-siap sebentar."

Bocah cantik itu berlari ke arah ruangan Ayahnya membuat suara gaduh. Aku meringis melihat tatapan rekan kerjaku, merasa tak enak hati.

Aku mengerti tatapan mereka yang menginginkan klarifikasi dariku, tapi kembali lagi untuk apa aku memberikan klarifikasi kepada mereka? Siapa aku? Aku bukanlah kalangan artis papan atas atau orang yang berpengaruh yang harus melakukan itu. Lagipula apa yang mereka dengar memang benar, aku adalah mantan istri dari atasanku sendiri.

Mas Jaehyun menghampiriku bersama dengan Jean yang sedang ada digendongannya.

"Ayo." ajak Jaehyun, aku menggeleng pelan. Untuk apa dirinya ikut sedangkan aku hanya ingin berdua dengan Jean. Ada hal yang harus aku bicarakan dengannya.

Sebagai orang tua, aku juga harus menanyakan pendapatnya. Dia memang masih terlalu kecil untuk tahu masalah yang sedang dihadapi orang tuanya tapi aku juga tidak ingin egois karena saat ini kebahagiaannya merupakan prioritasku sekarang.

Mungkin diluaran sana banyak yang berpikir sama denganku, ketika mereka menjadi seorang orang tua terutama mereka yang berstatus sebagai seorang single parents pasti mementingkan kebahagiaan anak diatas segalanya tidak peduli apa yang akan kita lewati nantinya, seberapa sakitnya kita berjuang untuk mereka.

"Bisakah hanya kami? Aku ingin berbicara dengannya." kataku menatap Mas Jaehyun. Dia mengangguk memahami ucapanku.

"Jean, kamu pergi dengan Bunda ya? Nanti Ayah menyusul. Ayah ada pekerjaan lain sayang."

"Tapi, aku mau Ayah ikut."

"Jean..." tegurku. Jean menundukkan kepalanya. Maaf membuatmu kecewa, Bunda tahu kamu ingin seperti teman-temanmu yang bisa menghabiskan waktunya bersama kedua orang tuanya.

Jean, maafkan Bunda kamu harus seperti ini karena keegoisan Ayah dan Bunda. Suatu hari kamu akan mengerti mengapa kami mengambil jalan ini.

"Sayang, nanti Ayah menyusul. Janji, sekarang. Jean pergi dengan Bunda duluan ya? Letak kedainya nggak terlalu jauh jadi Ayah pastikan menyusul kalian segera. Ok?"

"Ok, janji?"

"Janji." balas Mas Jaehyun. Pria yang dulu aku cintai membalas uluran tangan Jean. Seandainya kamu tidak melukai hatiku, seadainya kamu bisa berpikir dewasa saat itu dan seandainya kamu bisa sadar dimana tempatmu mungkin kita tidak akan seperti ini Mas.

JAEHYUN IMAGINES (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang