Ini merupakan bagian dari LDR ya.
Hari telah berlalu namun aku masih setia merutuki kebodohanku sendiri yang lupa mengunci pintu rumah sehingga peristiwa kemarin bisa terjadi dimana Jean hampir saja diculik oleh ibu kandung dari Nara.
Tentunya aku merasa amat sangat bersalah karena Ayah dari Jean pun terlihat menahan emosinya saat berbicara denganku sejak kemarin, "Bagaimana bisa kamu seceroboh itu Alana?"
"Bunda?"
"Ya." balasku tanpa melihatnya.
"Maaf." ucapnya lirih, secara tiba-tiba? Apa yang dilakukannya hingga meminta maaf kepadaku?
Aku menoleh ke arah Nara, matanya sudah berkaca-kaca bahkan air matanya hampir menetes. "Kakak, ada apa? Mengapa meminta maaf?" tanyaku khawatir.
"Maaf, karena aku... adik Jean hampir celaka dan Bunda dimarahi Ayah." Setelah mengucapkan itu, Nara menangis terisak.
Dia hanya menunduk tak berani untuk menatap ke arah lain, seperti magnet yang tertarik tubuh ini mendekatinya dan merengkuh tubuh mungilnya ke dalam dekapanku.
Kak Sean, Apa yang harus aku lakukan dan aku katakan? Dia memiliki pemikiran yang lebih dewasa untuk anak seusianya?
"Jangan menangis hum? Itu bukan salah kamu sayang... Bunda yang salah karena lupa mengunci pintunya. Itu salah Bunda, bukan salah Kakak. Tidak ada yang menginginkan hal itu terjadi Kak, jangan merasa bersalah." Aku menjeda ucapanku beberapa detik karena rasanya nafasku mulai tercekat, sesak sekali melihatnya menangis meraung seperti ini. "Ayah tidak marah dengan Bunda, Ayah hanya khawatir dengan Adikmu, jadi jangan sedih dan merasa bersalah lagi ya?"
"Tapi... Ayah dan Bunda tidak berbicara lagi sejak kemarin. Bunda bertengkar dengan Ayah 'kan?" tuntutnya dengan suara yang parau.
Membenarkan ucapan Nara dalam hati. Ya, Aku dan Mas Jaehyun memang tidak berbicara setelah kejadian kemarin, lebih tepatnya Mas Jaehyun yang mendiamkanku. Dibanding dia memarahiku Mas Jaehyun lebih memilih untuk bungkam.
"Kak, Bunda dan Ayah baik-baik saja. Bagaimana jika kita hubungi Ayah?"
Pelukan kami terurai, aku meraih ponsel yang ku letakkan di sebelah tempatku duduk tadi. Mencoba menghubungi Mas Jaehyun agar Nara tidak berpikiran bahwa orang tuanya sedang bertengkar karena dirinya.
Mas Jaehyun pantas marah karena kecerobohanku kemarin.
"Ayah?" sapaku saat orang yang kita bicarakan mengangkat sambungan teleponku, aku berinisiatif untuk me-load speaker agar Nara bisa mendengarnya.
"Ya? Aku sedang ada rapat. Hubungi aku nanti." balasnya, kemudian dengan seenaknya dia mematikan sambungannya secara sepihak.
Harusnya Mas Jaehyun paham saat aku menyapanya dengan sebutan 'ayah' itu berarti sedang ada sesuatu atau ada anak-anak di sekitarku.
KAMU SEDANG MEMBACA
JAEHYUN IMAGINES (COMPLETE)
FanfictionWork ini adalah lanjutan kisah Jaehyun As. Mungkin cerita sebelumnya lebih menceritakan perihal Jika Jaehyun menjadi, tapi work kali ini lebih mengangkat ke topik permasalahannya. Ada kemungkinan juga beberapa Chapter yang belum terselesaikan di par...