Ambil yang bisa dijadikan pelajaran. Buang sisi negatifnya. Ngokey?
"Kali ini beneran putus?" tanya Yuta, sudah berapa kali aku mendengar pertanyaan ini. Ada apa dengan orang-orang? Apa terdengar aneh?
"Kenapa sih? Dari sekian banyak penduduk di muka bumi ini. Kenapa harus pertanyaan itu lagi yang gue denger? Lo, bukan orang pertama yang tanya itu ke gue."
"Bukannya gitu, biasanya juga bakalan balik lagi 'kan? Coba hitung seberapa banyak elu putus nyambung sama Jaehyun?"
"Kali ini beda. Dia udah keterlaluan. Nggak akan mau gue balikan lagi sama dia."
Yuta terlihat tidak percaya dengan ucapanku. Terserah, aku juga tidak peduli. Masih banyak ikan diluar sana. Hanya karena Jung Jaehyun tidak mungkin aku tak bisa hidup.
"Oke, kita liat aja nanti."
"Lo temen gue apa dia sih?"
"Kenapa elu jadi sensitif gini. Apalagi kalau gua bahas Jaehyun."
"Nggak usah sebut namanya bisa?"
"Ok, J word? Udah 'kan?"
"Enyah aja deh lo dari pandangan gue, pusing banyak revisian." pintaku, aku tidak berbohong karena coretan dalam skripsiku begitu banyak.
Ingin tahu alasan mengapa aku bisa memilih memutuskan hubungan dengannya?
Dia, J word. Satu almamater, satu angkatan denganku. Hanya saja kita beda Fakultas. Dia yang merupakan anak Teknik dan aku yang merupakan anak Ekonomi. Ya, kami memang seringkali putus nyambung karena pertengkaran yang seharusnya tidak pernah terjadi. Permasalahan kecil yang dibuat olehnya menjadi permasalahan besar. Aku yang memiliki sifat emosian memilih untuk mengakhiri hubungan itu.
Sedangkan J word, pria itu pencemburu yang handal dan curigaan. Aku tidak suka menjalin hubungan dengan orang seperti itu. Aku merasa tidak bebas untuk melakukan apapun yang aku mau. Apalagi kesibukan kami akhir-akhir ini memang membuat kami jarang bertemu.
Permasalahan kecil yang selalu ditumpuk, pada akhirnya akan menjadi bom waktu. Seringkali aku memaafkannya, mencoba kembali menjalin hubungan dengannya dengan dalih, dia yang tidak akan melakukan kesalahan yang sama. Nyatanya bullshit. Selalu itu-itu saja permasalahan yang dia ributkan.
Perihal Asisten Dosen yang membantuku dalam menyusun skripsi. Bukan salah kak Doyoung. Semua itu salah Pak Baekhyun yang terlalu sibuk. Maklum sang Dosen baru saja memiliki duplicate dirinya. Untuk saat ini, hidupnya hanya tentang anak, anak, dan anak.
Terkadang aku merasa kesal dengan kak Doyoung. Dia yang lebih disiplin dan perfeksionis membuatku selalu uring-uringan jika bertemu dengan mantan kekasihku. Itulah pemicu awal kami selalu bertengkar.
"Y/N..."
Aku menoleh mendapati Kak Taeyong berlari ke arahku.
"Cowok lo ribut sama Doyoung."
KAMU SEDANG MEMBACA
JAEHYUN IMAGINES (COMPLETE)
FanficWork ini adalah lanjutan kisah Jaehyun As. Mungkin cerita sebelumnya lebih menceritakan perihal Jika Jaehyun menjadi, tapi work kali ini lebih mengangkat ke topik permasalahannya. Ada kemungkinan juga beberapa Chapter yang belum terselesaikan di par...