Sensitif

800 88 0
                                    

Entah aku juga merasa heran dengan masa kehamilanku saat mengandung baby Key sangat berbeda jauh dengan kehamilanku saat mengandung Elena dahulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah aku juga merasa heran dengan masa kehamilanku saat mengandung baby Key sangat berbeda jauh dengan kehamilanku saat mengandung Elena dahulu. Aku lebih sensitif dari pada biasanya terkadang aku menangis disetiap malam tidak tahu alasan mengapa aku menangis dan berakhir membuat Jaehyun kuwalahan untuk mendiamkanku agar berhenti menangis.

Akhir-akhir ini pun aku tidak bisa tidur dengan nyenyak di setiap malam. Jujur, aku merasa kasihan dengan Jaehyun yang ikut menemaniku di setiap malamnya, merasa bersalah karena membuatnya kurang istirahat.

Saat dimana pertama kali aku menangis di malam hari Jaehyun terkejut dengan raut wajah masih mengantuk, aku tahu dia sangat mengantuk karena baru saja dia tiba di rumah sejam yang lalu.

Pekerjaannya sedang padat-padatnya membuatnya harus lembur dan pulang lebih larut dari biasanya. "Y/N? Ada yang sakit?" tanyanya dengan suara serak khas orang bangun dari tidur. Aku tidak menjawabnya dan hanya bisa menangis sesegukan.

Jaehyun mendekat ke arahku, membantu mengambilkan tissue untukku karena sedari tadi air mataku terus mengalir. "Ada apa? kau ingin sesuatu? Atau aku punya salah padamu?" tanyanya lagi.

Aku hanya menggelengkan kepala pelan. "Ti-dak." balasku singkat.

"Lalu mengapa kau menangis di tengah malam seperti ini sayang?" Aku menoleh ke arahnya, menatap manik matanya lalu kembali menangis lagi padahal dia hanya bertanya bukan memarahiku tapi mengapa aku semakin bertambah sedih.

"Maaf." ucapnya, Jaehyun merengkuh tubuhku untuk dipeluknya. Tangannya mengelus perut buncitku kemudian beralih menepuk pelan punggungku berkali-kali membiarkanku nyaman berada dipelukannya. "Jangan menangis lagi, kamu membuatku khawatir. Katakan jika kamu ingin sesuatu, marahi aku jika memang aku salah setidaknya lakukan apapun agar bisa membuatmu lebih tenang."

Aku mendongak menatap wajahnya, "a-ku tidak ta-hu alasanku me-nangis, hanya ingin menangis saja." ungkapku terbata-bata.

"Hanya itu?" tanya Jaehyun tak percaya, Jaehyun mengendurkan pelukannya membuatku kembali menangis, takut tersinggung karena ulahnya Jaehyun kembali memelukku. "Yasudah, tak apa. Berhenti menangis, hum? kasihan dengan baby Key. Lebih baik kamu tidur tidak bagus untuk kesehatan ibu hamil." katanya.

Aku kembali terbaring di kasur dengan Jaehyun yang masih setia memelukku dari samping meskipun terlihat sulit karena perutku yang kian membesar.

"Tidur ya." ucapnya seraya menepuk bokongku berkali-kali seperti menidurkan bayi.



***



"Uncle, bisa ke rumah? El tidak tahu mengapa Bunda menangis, Ayah tidak bisa dihubungi."

Aku menoleh ke arah El yang sedang menatapku khawatir setelah menghubungi pamannya— Kak Ten. Aku sebal dengan Jaehyun mengapa dia sulit sekali untuk dihubungi padahal anaknya ini ingin mendengar suaranya. "Bunda? Bunda butuh sesuatu?" tanyanya.

Aku hanya menggelengkan kepalaku pelan. Yang Bunda butuhkan hanya Ayahmu, El.

Selang beberapa menit kemudian, aku mendapati Kak Ten dengan penampilan yang cukup memprihatinkan, aku yakin saat di hubungi El dia pasti sedang tidur.

"Ada apa Y/N? Kau ingin melahirkan?" tanyanya menghampiriku, nafasnya pun masih tersengal. Sepertinya dia berlari kemari mengingat rumahnya dengan rumahku tidak terlalu jauh dan hanya beda satu blok saja.

"Jaehyun Kak." ucapku parau.

"Iya, ada apa dengan suamimu?" tanyanya cemas.

"Dia tidak bisa dihubungi."

"Mungkin dia sedang sibuk." jawab Kak Ten mencoba menenangkanku.

Aku mengangguk mengerti. "Tapi aku ingin mendengar suaranya." rengekku.

"Hanya itu?" tanyanya tak percaya. Ada apa dengan Kak Ten dan Jaehyun? Apakah aku salah bertindak seperti itu? Itu kan bukan kemauanku.

Kak Ten menghela nafasnya pelan.

"Uncle, Apa yang terjadi dengan Bunda?"

"Tidak apa, El bersiap ya? kita ke kantor Ayah Jaehyun, sekarang bantu Bundamu untuk bersiap, uncle pinjam pakaian Ayahmu ya?" jelasnya. Aku mengangguk antusias lalu berlalu ke kamar.

"Kelakuan ibu hamil apakah memang seperti itu?" Monolog kak Ten yang masih bisa aku dengar. Aku hanya bersikap acuh lalu melanjutkan langkahku untuk menuju kamarku.

Jaehyun terkejut saat mendapati aku, Kak Ten, dan juga El sudah duduk manis di sofa ruangannya. Ia bergegas menghampiriku dan berjongkok tepat di depanku yang sedang duduk di hadapannya. "Ada apa? Mengapa kemari?"

"Apa aku tidak boleh kemari?" ucapku ketus. "Kau selingkuh dariku ya?" Kak Ten dan Jaehyun terkesiap menatapku tak percaya dengan kalimat yang baru saja aku lontarkan sedangkan Elena hanya diam tak mengerti.

"Kamu bicara apa sayang?" tanyanya, kemudian dia menoleh ke arah Elena. "El ada apa dengan Bunda?"

"Aku tidak tahu Ayah, Bunda hanya menangis tadi saat Ayah tidak bisa dihubungi."

Jaehyun meremas surainya pelan, wajahnya yang terlihat lelah membuatku merasa iba. Aku tahu aku ini menyusahkan dirinya membuatnya kurang tidur karena harus lembur dan menemaniku yang sulit tidur di setiap malam juga merasa terbebani dengan sikapku akhir-akhir ini.

"Ya Tuhan sayang, aku lupa mencharge ponselku dan juga aku sedang meeting jadi belum sempat memegang ponselku sama sekali."

"El, kita pulang." Aku mengajak El untuk berdiri dan berniat meninggalkan kantor Jaehyun. Seenaknya saja dia memarahiku.

Jaehyun terlihat gusar, dia menatapku dan Kak Ten bergantian untuk meminta bantuan kepada Kak Ten mungkin dan dihadiahi oleh Kak Ten yang mengedikkan bahunya pertanda tidak tahu.

Suamiku menahan tanganku lalu meminta Kak Ten untuk mengantarkan Elena pulang terlebih dahulu. "Kak tolong  antarkan El pulang ke rumah Neneknya." tanpa berbicara Kak Ten meraih pergelangan tangan Elena lalu meninggalkan kami.

"Sayang? Aku minta maaf."

"Maaf, Y/N. Aku tidak bermaksud memarahimu."

"Y/N, Apa yang harus aku lakukan agar kamu tidak bersikap seperti ini, hum?" ucapnya lelah.

"Aku juga tidak tahu, aku juga merasa bersalah padamu dengan sikapku yang seperti ini tapi ini juga bukan keinginanku. Aku juga sama lelahnya denganmu."

Aku merapihkan rambutnya yang terlihat sedikit panjang menutupi sebagian matanya. "Ijinkan aku dan El untuk tinggal beberapa hari di rumah Bunda ya? Kamu bisa istirahat beberapa hari saat aku tidak ada di sampingmu, mungkin dengan begitu kamu bisa istirahat lebih cukup. Kamu tidak perlu khawatirkan kami— aku, baby Key dan El pasti baik-baik saja. Sayang, tolong mengerti keputusanku ya?"

Jaehyun terlihat pasrah. "Take your time. Aku antar kamu ke rumah Bunda. Kamu harus selalu ingat ini sayang : Aku mencintaimu dan anak kita, jaga dia baik-baik selama aku tidak di sampingmu."

Aku hanya ingin bertanya apakah ibu hamil yang lainnya mengalami hal yang sama denganku? Bukan kemauan kita kan untuk bersikap demikian? Aku juga sama lelahnya jika disuruh memilih aku ingin bekerja saja dari pada di rumah kalau hanya bisa membuat Elena dan Ayahnya khawatir.


















Published,

Beepunyacerita | 16 November 2022

JAEHYUN IMAGINES (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang