Hujan rintik-rintik sedang mengguyur ibukota. Jaehyun menatap ke arah langit. Pikirannya tertuju kepada gadis yang entah sedang ada dimana. Di cafe tempatnya bekerja kah atau sedang menimba ilmu di kampus?
Kecelakaan yang terjadi pada saat itu membuat dirinya sulit untuk mendapatkan informasi perihal kegiatan gadis yang dia sukai. "Biasanya gue lagi ngikutin dia, kalau gini terus, bisa-bisa gue kehilangan dia."
Pria yang memiliki kepercayaan tingkat tinggi itu masih bersikap denial. Baginya mudah membuat seorang wanita jatuh cinta kepadanya. Padahal tidak semua wanita bisa melakukan itu, contohnya gadis bernama Yourname. Bagaimana pun bentuk fisik Jaehyun, gadis itu sama sekali tidak tertarik dengan ketampanan pria itu.
Lagi-lagi Jaehyun menghela napas frustasi. "Harus dengan cara apa lagi supaya dia bisa tertarik sama gue? Harus banget gue oplas kayak Minyun yang dia sukai itu?"
"Lo gila ya? Ngomong sendirian." Terlalu lama melamun membuat dirinya lupa bahwa ia sedang tidak sendiri. Ada Taeyong yang sedang menemaninya hari ini.
"Nih, pesenan lo." Taeyong meletakkan semangkuk mie di atas meja.
Jaehyun mengamati apa yang dibuat Taeyong beberapa menit lalu. "Bentukannya aneh banget, lembek, nggak lo racuni kan Bang?"
"Buset... Nggak tahu terima kasih. Masih untung ya gue datang ke sini, masih berbaik hati nemenin lo karena Y/N yang minta."
Jaehyun melebarkan matanya. Dengan susah payah dirinya menduduki sofa. "Hah? Y/N? Kok bisa? Dia ngomong apa aja sama lo?"
Pria yang tidak mendapatkan jawaban semakin dibuat penasaran. Bagaimana bisa seorang Y/N meminta bantuan kepada Taeyong bersangkutan dengan dirinya?
"Jawab dulu kek."
"Lo makan aja itu dulu, nanti gue kena omel sama Y/N karena nggak becus ngurus lo."
Bibir Jaehyun mengerucut ke bawah. "Kalau nggak ikhlas, mending nggak usah."
"Gitu aja ngambek. Perkembangan lo gimana?"
Jaehyun nampak menikmati mie yang disajikan oleh Taeyong. Tidak peduli dengan pria yang sedang menunggu jawaban darinya. "Tunggu gue habisin ini dulu."
***
Dua pria yang berstatus sebagai duda kembali menyeruput kopi sambil menatap derasnya hujan yang jatuh membasahi tanah. Taeyong semakin penasaran apa yang akan dilakukan Jaehyun untuk menarik hati gadis bernama Yourname.
"Udah sampai sejauh mana?"
"Apanya?" tanya Jaehyun tidak mengerti. Mereka sedang membicarakan perihal kesehatannya kah atau perihal perjuangannya menarik hati seorang gadis?
Taeyong berdecak pelan. "CK. Y/N. Udah sejauh mana hubungan lo sama dia, masih gini-gini aja?"
"Kalau lo tanya ke gue masalah itu. Gue nggak bisa jawab. Waktu gue tersisa cuma beberapa hari lagi buat nakhlukin hati dia, tapi sampai detik ini belum ada hasil yang positif," sahut Jaehyun dengan nada lesu.
"Nggak usah lesu. Bukannya lo sendiri yang bilang kalau cewek yang dijodohin sama lo itu dia orangnya? Jadi buat apalagi lo bersusah payah?" Benar juga apa yang dikatakan Taeyong.
Pemikiran Jaehyun sangat berbeda dengan Taeyong, Jaehyun bukan tipe orang yang tidak memegang ucapannya. Sebulan batas yang dia pinta untuk bisa meluluhkan hati sang gadis. Jika Y/N masih belum bisa menerimanya itu berarti dia harus menjauh dari kehidupan gadis itu.
"Cowok yang dipegang kan omongannya. Kalau emang gue nggak bisa buat dia menerima gue. Gue harus siap-siap kehilangan dia lagi."
"Jangan pesimis, masih ada 14 hari lagi waktu lo yang tersisa. Kalau emang lo cinta sama dia tunjukkin. Jangan pernah lo bandingin dia sama mendiang istri lo. Mereka itu berbeda Jaehyun. Mereka punya kisahnya sendiri di kehidupan lo."
"Terus, gimana lo sama dia?"
"Baik, gue udah ketemu sama orang tuanya. Dan untungnya orang tua dia memiliki pemikiran yang terbuka, nggak kolot kayak orang tua kebanyakan. Lagian, apa salahnya menikah dengan seorang duda? Kayaknya kita haram banget ya di mata orang tua?"
"Nggak ada duda yang kelewat ganteng kayak kita kali," sahut Jaehyun tak terima.
"Gue bersyukur, di saat mereka tahu kalau gue udah punya anak pun. Mereka juga welcome sama kehadiran Theo. Gue merasa beruntung banget kenal sama Joana."
Jaehyun ikut merasa bahagia dengan apa yang sedang dirasakan oleh Taeyong. Perasaan lega yang tercetak jelas pada raut wajah tampannya itu. "Semoga lo juga bisa nyusul gue ya? Gue udah minta ijin buat nikahan Joana dalam waktu dekat."
"Anj... Orang tuanya setuju?"
"Nggak ada yang bisa menolak karisma calon menantu yang mapan dan tampan kayak gue gini," ujar Taeyong penuh percaya diri. "Rencananya gue mau lamar dia bulan depan."
"Kebelet kawin ya lo?"
Hanya suara kekehan sebagai respon yang diberikan oleh Taeyong.
"Lo mau tahu satu hal tentang Y/N nggak?"
"Apa?" Jaehyun menoleh, menunggu kalimat lanjutan dari kakak sepupunya itu.
"Dia anak broken home. Agak sulit ngebuat hatinya luluh apalagi lo itu orang asing buat dia. Pertama, Lo harus bisa masuk ke dunia nya dulu, maksud gue, ikut ngerasain apa yang lagi dia rasain. Dia itu sebenarnya kesepian. Butuh kasih sayang dari orang tuanya. Tugas lo, cukup buat dia nyaman, jadiin diri lo sebagai tempat bersandar buat dia, tempat keluh kesah buat dia. Ada saatnya lo bisa menjadi pacar, jadi sahabat bahkan berperan sebagai ayahnya. Lo pasti ngerti sama apa yang gue omongin."
"Gimana caranya anjir?"
"Ya usaha lah, masa iya gue juga yang harus ngasih tahu. Tanya ke Joana apa yang dia suka. Eh, jangan, biar gue aja yang tanya ke Joana."
"Posesif dasar," sindir Jaehyun. Taeyong yang tidak terima melototkan matanya.
"Akan ada masanya dimana lo kayak gue. Lo nggak lihat banyak kasus yang nikung pacar sahabat atau saudaranya sendiri?"
Masa iya Jaehyun akan seperti itu. Tidak akan mungkin karena Joana bukan tipe Jaehyun. Hanya Y/N yang mampu membuat detak jantungnya bekerja lebih keras saat sedang bersamanya.
"Satu lagi, lo mesti tahu, kalau sebenarnya dia cukup khawatir sama keadaan lo hari ini. Makanya dia minta tolong ke gue buat nemenin lo karena dia nggak bisa ke sini."
Senyum itu terbit tatkala mendengar sebuah info yang cukup membuat mood nya kembali menjadi naik. Dengan begitu Jaehyun semakin semangat dalam berjuang mendapatkan cinta dari seorang gadis bernama Yourname.
Cinta datang karena terbiasa dan Jaehyun masih meyakini itu karena dia pernah mengalaminya. Butuh waktu yang tidak sebentar membuat orang jatuh cinta. Tetapi dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai impiannya, membangun rumah tangga bersama dengan Y/N. Tidak peduli seberapa jauh jarak usia mereka.
Hal yang patut Jaehyun syukuri adalah, kekhawatiran yang Y/N miliki untuk dirinya, yang nantinya akan menjadi langkah awal yang baik untuk perkembangan hubungannya bersama dengan Y/N.
KAMU SEDANG MEMBACA
JAEHYUN IMAGINES (COMPLETE)
FanficWork ini adalah lanjutan kisah Jaehyun As. Mungkin cerita sebelumnya lebih menceritakan perihal Jika Jaehyun menjadi, tapi work kali ini lebih mengangkat ke topik permasalahannya. Ada kemungkinan juga beberapa Chapter yang belum terselesaikan di par...