Antara Papa dan Mas Pacar

705 97 6
                                    

Memiliki Papa yang super duper overprotektif itu rasanya nano nano

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memiliki Papa yang super duper overprotektif itu rasanya nano nano. Coba kalian rasain sendiri deh gimana jadinya seperti gue. Ya, meskipun bukan anak satu-satunya dalam keluarga nggak membuat sikap Papa berubah.

Gue memiliki seorang adik laki-laki yang diperlakukan sama oleh Beliau. Papa memiliki standar tersendiri. Kita akan dianggap mandiri ketika usia kita sudah menginjak 25 Tahun. How can? Sungguh diluar dugaan bukan?

Ketika umur gue sudah menginjak 21 Tahun. Tetap saja Beliau melarang gue untuk melakukan ini dan itu apalagi kalau gue punya pacar. Bisa langsung kena ulti sampai gue capek sendiri. Bukan apa-apa, gue tahu Beliau melakukan itu buat kebaikan gue dan Juna nantinya. Tapi, tetap aja rasanya aneh kan? Dianggap nggak biasa dengan teman-teman yang lain bahkan ada yang menjauh dari gue setelah tahu sikap Papa yang seperti itu. Berteman dengan seorang wanita pun Papa begitu over, itu yang membuat gue sulit menemukan teman baru. Jangankan teman baru, sahabat pun gue nggak memiliki itu.

Apa gue merupakan anak yang berbakti kepada orang tua? Berbakti memiliki makna luas. Menutupi sesuatu apa termasuk nggak berbakti? Nyatanya, gue sedang menjalin kasih dengan seorang pria. Pria bernama Jung Jaehyun. Pria yang membuat hidup gue lebih berwarna yang nggak monoton itu-itu aja. Selesai ngampus pulang, belajar, berdiam diri di rumah. Itu merupakan kegiatan gue dan Juna setiap harinya. Setelah Jaehyun datang ke kehidupan gue rasanya benar-benar berbeda.

Apa nggak bosan? Pertanyaan itu sering terlontar bahkan hingga ratusan kali gue mendengarnya. Baik gue maupun Juna, kami berdua saling melengkapi dan saling menutupi. Dia tahu bahwa gue memiliki kekasih begitupun sebaliknya, gue tahu dia sedang dekat dengan seorang wanita.

Usia kami terpaut 2 Tahun. Juna yang saat ini menduduki semester 2 sedangkan gue menginjak semester 6. Begitupun dengan Jaehyun yang merupakan kakak tingkat di Kampus gue menimba ilmu. Jaehyun sedang menyusun skripsinya, hal itu yang membuat dirinya selalu sibuk. Tentunya gue jadi uring-uringan juga. Siapa yang nggak merindukan manusia random itu?

"Mbak?"

"Hum?"

"Mama mana?"

"Arisan kayaknya, tadi sih pamitan tapi gue nggak ngeh."

"Dih, pacaran mulu," sindirnya. Sontak gue menoleh. Menatap ke arahnya nggak mengerti. Tumben banget? Mungkin dia sedang ada masalah.

"Kenapa?"

"Gue putus," ungkap Juna lesu, adik gue ini merebahkan dirinya di atas kasur tepat di sebelah gue yang sedang duduk menghadap pintu. Gue menatap dirinya takjub. Kapan dia memiliki pacar? Tiba-tiba memberi kabar bahwa dirinya sudah putus.

"Kapan lo pacaran? Kok gue nggak tahu?"

"Lo bayangin aja deh, gimana perasaan gue. Belum ada 24 jam pacaran udah harus putus."

"Alasannya? Bukan karena Papa kan?"

Diamnya Juna membuat gue mengerti. Pasti karena Papa dirinya harus mengambil keputusan ini.

JAEHYUN IMAGINES (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang