Work ini adalah lanjutan kisah Jaehyun As. Mungkin cerita sebelumnya lebih menceritakan perihal Jika Jaehyun menjadi, tapi work kali ini lebih mengangkat ke topik permasalahannya. Ada kemungkinan juga beberapa Chapter yang belum terselesaikan di par...
Aku rekomendasiin kalau mau baca cerita ini sambil play lagunya Mahalini yang Sisa Rasa ya dan ingat ini hanya sebuah imagine.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rintikan hujan mengingatkanku akan dirimu. Missing You...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Suara gemericik air hujan membasahi bumi, beberapa manusia berlalu lalang hanya sekedar untuk mencari tempat berteduh, lain halnya dengan gadis yang membiarkan hujan mengguyuri tubuh mungilnya.
Gadis itu tetap berjalan lunglai tak menghiraukan kondisi tubuhnya yang sudah menggigil, wajahnya terlihat pucat pasi. Ia menangis tertahan mengeluarkan segala rasa pedih yang ia rasakan selama ini, dadanya terasa sesak yang amat sangat jika ia mengingat kejadian setahun silam.
Kejadian yang membuatnya terpuruk sampai saat ini bahkan sifat ceria yang ia miliki sudah tenggelam bersama dengan kebahagiaan yang menghampirinya.
Your Name. Sebenarnya ia gadis yang berhati baik, supel dan periang. Namun, itu dulu sebelum kejadian buruk menimpa kekasihnya, kekasihnya yang terlebih dahulu dipanggil oleh Tuhan.
Dan sekarang Y/N lebih suka berdiam diri, menyendiri dan berkutat dengan pikirannya sendiri.
Y/N merasakan semua beban hidupnya dengan menangis setiap hari, ia belum bisa merelakan kekasihnya pergi meninggalkannya begitu saja sampai sahabatnya sendiri pun merasa bosan dengan isakan tangisnya di loteng kampus.
Meskipun begitu sang sahabat sangat menyayangi Y/N, selalu sigap menemani Y/N dalam suka maupun duka. Wajar seperti itu karena mereka sudah bersahabat sejak kecil dan selalu bersama-sama. Bahkan mereka sangat hapal dengan sifat masing-masing.
Gadis itu masih terus berjalan dengan tatapan kosong. Ia tidak menghiraukan berbagai kendaraan yang berlalu lalang di dekatnya dan juga tidak menghiraukan beberapa pasang mata yang menatapnya aneh.
Yang dirinya lakukan hanya menangis dan fokus dengan pikiran dan bayangan yang selalu menghantuinya.
