Work ini adalah lanjutan kisah Jaehyun As. Mungkin cerita sebelumnya lebih menceritakan perihal Jika Jaehyun menjadi, tapi work kali ini lebih mengangkat ke topik permasalahannya. Ada kemungkinan juga beberapa Chapter yang belum terselesaikan di par...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sayang-sayang an jika hanya berdua. Cakar-cakaran jika diluar. Ingin mengakui bahwa mereka saling sayang tapi terlanjur gengsi.
"Sebenarnya sih saling sayang." Aku tersedak salivaku sendiri. Merasa tertampar dengan apa yang dikatakan Bang Doyoung.
"Berisik deh Bang Doy. Awas ah, jauh-jauh sana.
"Lah, kenapa jadi gua yang diusir? Kan elu sendiri dek yang datang kemari ngerusuhin si Jaehyun."
"Dih, apaan. Nggak ada kayak gitu. Yang ada si Jaehyun biang rusuh." timpalku tak suka dengan ucapan kakak tampanku ini.
"Enak aja, sejak kapan gua jadi tukang rusuh. Gua diam aja dari tadi disini sebelum serangan fajar datang." sahut Jaehyun yang juga tak terima dengan ucapanku.
"Ih, Jaehyun. Tangan lo kotor. Gue baru skincare-an ya."
Dia meraup wajahku dengan tak tahu dirinya. Aku marah. Lihat saja nanti, aku tidak akan mau menegurnya sampai beberapa hari.
"Kawinin aja lah Doy mereka berdua, berisik banget."
"Kak Taeyong.... Kamu udah berubah haluan? Nggak cinta lagi sama aku memangnya?" kataku sedikit mendramatisir. Jaehyun sedang menatap tajam ke arahku. Biar tahu rasa bagaimana rasanya jika sedang cemburu.
"Gendeng ini bocah."
"Apa? Kak Yuta cemburu? Ayok deh, terserah siapa yang mau jadi suami gue. Gue terima asal bukan Jaehyun sama Bang Doyoung."
"Bocah ini gua liat-liat makin hari makin-makin ya." kata kak Yuta.
"Sayangnya nggak ada yang mau sama lo dek, udah sana mending main pow pow aja di kamar." perintah bang Doy. Aku menghela nafas pelan, sebenarnya aku sedang merindukan kekasihku. Sudah lama aku tak melihatnya karena dirinya sedang sibuk menyusun skripsi.
Aku melirik kak Johnny, meminta bala bantuan agar aku tetap disini. "Kak Johnny?"
"Apa sayang?"
"Tuh, memang cuma kak Johnny yang TOP, yang lain mah bengbeng. Calon suami idaman ini mah. Kandidat calon suami Y/N."
"Sorry Y/N, tapi kakak udah punya tunangan."
"Hahaha, mampus."
Aku menutup telinga rapat-rapat. Suara tawa yang bersahut-sahutan membuatku menyerah. Lebih baik aku berada di dalam kamar. Dari pada hanya menjadi bahan tertawaan membuat sakit hati.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
