Drama pt. 6

345 69 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Tidak perlu ditanya gimana kepusingannya gue saat ini. Meskipun semua persiapan pertunangan katanya udah 100%. Papa bilang semua yang urus adalah Pak Jaehyun, jadi pihak kita cuma persiapan diri aja.

Acara pertunangan ini juga nggak banyak dihadiri orang, cuma keluarga gue dan juga keluarga Pak Jaehyun yang tentunya Joana dan Amanda juga bakalan datang.

"Y/N?" Nah tuh anaknya baru banget gue ceritain dia udah manggil, panjang umur banget.

Gue menoleh ke arah Joana, terlihat bingung mengapa bisa dia sendirian. "Manda mana?"

"Dia titip salam ke lo, katanya sorry nggak bisa datang soalnya mamanya masuk rumah sakit tadi pagi," jelasnya.

"Kok bisa? Parah?"

"Dia belum bilang sih. Kayaknya lagi sibuk urus ini itu soalnya chat gue juga belum di balas."

"Yaudah besok kita jenguk deh ya," ucap gue khawatir. Sebelumnya Amanda memang sempat kasih tau kita kalau mamanya itu punya penyakit langka mengharuskan beliau masuk rumah sakit sewaktu-waktu.

"Iya, gimana? Cantik banget lo."

"Thank you Jo, but I don't understand what's happening to me right now." balas gue. Joana memeluk gue, menepuk punggung gue pelan.

"Kasih tau gue kalau abang bersikap macam-macam ke lo."

"Gue tau semuanya karena abang udah cerita ke gue, awalnya gue nggak terima tapi dia ngasih tau gue gimana buruknya kelakuan Sena dan gue rasa lo bakalan aman sama abang. Gue juga berharap kalian bisa sama-sama move on. Lo juga harus tau Y/N, abang nggak sedingin itu dulu sebelum mantannya meninggalkan luka yang dalam di hatinya. Abang ditinggal pergi calon istrinya saat mereka menggelar resepsi dan dia baru tahu jika calon istrinya itu hamil dengan sahabatnya abang." jelas Aira.

Gue setengah nggak percaya dengan ucapan dia barusan, apa iya? Ada banyak poin yang dijelasin Joana barusan. Pertama, maksud kelakuan buruk pak Sena itu apa? Kedua, apa maksud dia yang berharap gue sama abangnya itu sama-sama move on? Dan yang ketiga, siapa mantan Pak Jaehyun sampai bisa membuat dia sedingin itu? Tapi Pak Jaehyun sendiri bisa memuluskan aksi dramanya dengan gue.

Baru gue mau membuka suara ingin menanyakan pertanyaan yang sedang ada di benak gue tapi terhalang karena Bang Taeyong udah meminta gue untuk turun karena keluarga Pak Jaehyun menunggu gue di bawah. "Y/N, cepat turun. Keluarga bang Jaehyun udah sampai."

Nggak menggunakan adat apapun, pertunangan kita memang digelar biasa aja, sangat sederhana menurut gue.

Jujur gue terpana dengan cincin yang disematkan Pak Jaehyun di jari gue, sedikit terheran dari mana dia tau ukuran jari gue sedangkan dia tidak pernah mengajak gue untuk membelinya ataupun mengukur jari gue terlebih dahulu.

Gue melirik ke arah keluarga gue dan keluarga Pak Jaehyun, tercetak jelas raut wajah bahagia dari mereka dan gue merasa takut jika pada akhirnya baik gue ataupun Pak Jaehyun bakalan mengecewakan mereka. Bolehkah gue mundur sekarang?



***



"Saya mau kasih ultimatum buat kamu?" ucap Pak Jaehyun yang duduk persis di samping gue.

Aacara pertunangan sudah selesai sejak tadi dan keluarga Pak Jaehyun juga sudah banyak yang pulang termasuk Joana dan juga Juna.

"Saya tau kita lagi bersekutu tapi Kita lagi nggak perang Pak," jawab gue santai.

"Kamu kenapa? Terlihat murung sejak tadi, orang-orang diluar sana bakal bahagia di hari pertunangan. Harusnya kamu senang bisa tunangan dengan saya," katanya penuh percaya diri.

"Bapak mau bahas apa sama saya sebenarnya?" tanya gue karena dari tadi obrolan kita nggak jelas ujungnya.

"Saat ini kamu tunangan saya jadi saya minta sama kamu untuk jaga sikap kamu di luaran sana. Jauhi Sena, Ryan dan juga mantan kamu termasuk adik sepupu saya Juna." Gue terkejut dengan nama terakhir yang disebutkan Pak Jaehyun barusan dari mana dia bisa tahu?

"Saya tidak mengerti mengapa mereka bisa menyukai kamu dan memperebutkan kamu," ucapnya terheran-heran.

Kurang ajar banget ini orang harusnya dia bersyukur punya tunangan sebaik dan secantik gue, haruskah kita taruhan? Kita taruhan, akankah dia bertahan menolak pesona gue. Awas aja kalau nantinya dia yang bakal jatuh cinta sama gue.

"Dari mana Bapak tahu perihal Juna yang menyukai saya?"

"Dia sempat cerita ke saya kalau dia menyukai temannya sejak SMP dan baru-baru ini saya tersadar kalau orang yang dia suka itu kamu."

Gue terdiam, merasa tak memiliki topik lagi untuk dibicarakan. Tapi ada satu hal yang buat gue semakin penasaran kenapa dia melarang gue untuk menjauhi Pak Sena sedangkan dia dengan santainya kemarin menyuruh gue untuk memilih.

"Terserah Bapak aja deh." balas gue.

"Mau ke mana kamu."

"Ketemu sahabat saya di depan."

"Oh iya Pak, saya cuma minta satu hal ke Bapak."

"Apa?"

"Pertunangan ini dan pernikahan kita nanti, tolong jangan sampai orang kampus tahu. Saya cuma nggak mau jadi bulan-bulanan mahasiswi lainnya. Saya yakin Bapak paham akan maksud saya."

"Okay kalau itu mau kamu."

"Semudah itu?" monolog gue saat dia pergi meninggalkan gue.

"Y/N!!! HEI HEI!" teriak Jevran berlari ke arah gue.

"Berisik banget lo!"

"Marah-marah mulu lo, masih ketularan sang mantan agaknya. Gimana-gimana rasanya udah tunangan di usia muda?" tanyanya heboh.

"Nu, tolong deh ini anak lo bawa pulang aja. Nggak kuat gue sama tingkah absurdnya." Janu tekekeh melihat Jevran yang ternistakan.

"Ya ampun gue kangen," kata gue tiba-tiba memeluk mereka dan menangis. Selain rindu sama mereka gue juga menutupi rasa sesak di dada, hidup gue kenapa begini banget.

"Janu kenapa gue nggak pacaran sama lo aja ya dari dulu? Lo 'kan ganteng," ucap gue tiba-tiba.

"Sakit nih bocah kayaknya Nu, ngarang mulu dari tadi."























Published,
Beepunyacerita | 12 Desember 2022

JAEHYUN IMAGINES (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang