Baby Please, Comeback

114K 3.5K 93
                                    

[REVISI] 

-Jungkook POV-

Kupandang wajah di sampingku yang tampak kusut. Ada apa? Kenapa wajah manisnya tampak lelah dan tak ada semangat seperti itu? Apakah dia sedang ada masalah? Tapi masalah apa? Kenapa dia terus diam sejak tadi? Tidak tahukah dia bahwa aku merindukan suaranya yang terkadang terdengar seperti anak-anak? Oh, ayolah, Mia... Kau kenapa, sayangku?

Dengan pelan kusap rambut lurusnya. Dia mendongak, memandangku dengan lesu. Tak ada semangat sama sekali di mata coklatnya yang selalu ceria. Kali ini dia tampak menyedihkan, membuatku hanya ingin memeluknya dan menenangkannya.

"Kau kenapa?" tanyaku lembut, berusaha agar dia tidak terganggu dengan pertanyaanku.

Dia mengembuskan napas panjang. "Aku tidak tahu, Jung. Tapi... Perasaanku selalu gelisah tanpa sebab," ucapnya lemah, dan kali ini dia menjatuhkan kepalanya ke bahuku. "Aku ingin menangis, tapi tidak tahu karena apa. Aku bingung, aku tidak mengerti kenapa bisa seperti ini," sambungnya lagi.

Aku mencium rambutnya, menepuk pelan bahunya dan berucap, "Mungkin kau perlu istirahat. Bukannya kau bilang, sebentar lagi kau akan menghadapi ujian tengah semester? Dan tugas-tugas makalahmu juga belum selesai. Mungkin saja karena itulah kau seperti ini. Tanpa sadar, kau memikirkannya secara berlebihan."

Dia menggeleng, "Aku tidak tahu."

Aku menarik napas panjang, "Sudahlah, sekarang kau harus tidur. Dengan begitu, pikiranmu akan lebih tenang," perintahku, tidak tega jika harus terus melihatnya seperti ini. Mia memang tipe orang yang memikirkan sesuatu secara berlebihan, walaupun di luar tampaknya dia tidak perduli sama sekali.

"Bagaimana aku bisa tidur jika kepalaku seolah dipenuhi beban seperti ini?" Lirihnya.

Aku tersenyum kecil, "Sekarang, pejamkan matamu dan dengarkan," jawabku.

Dia menuruti perintahku untuk memejamkan manik coklatnya. Tanganku terus menepuk-nepuk pelan bahunya. Memandang wajah lelahnya seperti ini benar-benar membuat hatiku berdenyut sakit. Andaikan aku juga telah kuliah sepertinya, mungkin aku bisa merasakan apa yang dirasakannya dalam menghadapi dunia perkuliahan. Dunia yang pernah membuatnya menangis beberapa kali.

Lagu Nothing Like Us dari Justin Sunbae-nim dengan lancar kunyanyikan. Tanganku pun tidak berhenti untuk menepuk bahunya. Hanya inilah satu-satunya cara yang bisa kulakukan untuk membuatnya menghilangkan masalahnya untuk sesaat.

Suara embusan napas yang teratur mulai terdengar, sepertinya dia sudah tertidur. Baguslah jika seperti itu. Tapi, walaupun begitu, aku tetap menyanyikan lagu Nothing Like Us sambil menepuk bahunya agar ia merasa lebih nyaman.

Sampai kurasakan Mia benar-benar telah tertidur dengan nyenyak, baru aku berhenti bernyanyi. Dan dengan hati-hati, aku memindahkannya ke sofa yang berada di belakang kami.

Kupandangi wajahnya yang tampak damai dalam tidurnya. Ini sudah kesekian kalinya Mia seperti ini. Sebelumnya memang sudah pernah beberapa kali, bahkan kemarin dia sampai sakit karena terlalu memikirkan masalahnya. Mia memang bukan gadis yang kuat seperti anggapan orang-orang. Gadis ini rapuh karena sifatnya sendiri.

Rambut lurusnya kuusap dengan lembut. Dan tak lama, tanganku berganti menjadi mengusap pipinya, pipi yang sering kucium dengan diam-diam dan mengakibatkannya marah-marah. Aah... Kenapa tiba-tiba aku sangat merindukan segala tentangnya? Senyum lebar yang memperlihatkan gigi taringnya. Suara lembutnya yang terkadang seperti anak-anak. Dan... Panggilan-panggilan anehnya untukku. Aku merindukan itu semua, aku benar-benar merindukannya.

Hei, sayangku, cepatlah kembali ceria seperti biasa. Di sini aku menunggumu, menunggu untuk kau tersenyum dan bersemangat lagi seperti biasa. Aku merindukanmu, sayangku.

-FIN-

[Jungkook x Mia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang