Goodbye

9.1K 650 20
                                    

By : Mia

Sesudah baca, jangan lupa tinggalkan jejak :) Happy reading ^_^


Note : Kalau mau, sekalian dengar lagu-lagu galau waktu bacanya biar makin nge-feel :D


-oOo-


-Author POV-


Bandara Icheon, Korea. Seorang pemuda berwajah manis tengah berlari dengan terburu, kaki panjangnya bergerak cepat melewati setiap orang. Rasa cemas merasuk ke hati, menyebar ke seluruh bagian otak. Sesekali ia merutuk orang yang begitu banyak. Ia panik, sangat-sangat panik.

Langkahnya baru berhenti saat telah sampai di depan gadis bertopi dengan senyum manis. Diembusnya napas panjang, lalu berjalan gontai mendekati gadis tersebut.

"Kenapa tiba-tiba?" Jungkook—pria itu—menjatuhkan kepalanya ke bahu Mia. Ia lelah, sangat.

Tarikan napas terdengar, begitu pula dengan tangan yang mulai menepuk punggung lebarnya.

"Maaf."

Hanya satu kata yang mampu terucap dari bibir Mia, menambah perih di hati Jungkook. Bagaimana tidak? Ia baru bangun tidur, tapi sudah mendapat kabar tidak menyenangkan dari Suga. Mia akan pulang ke Indonesia, malam ini juga. Menyakitkan, bukan?

"Kenapa tidak mengatakannya padaku dari jauh-jauh hari? Kenapa harus mendadak seperti ini?" Lemah, Jungkook bertanya.

"Maaf."

Lagi-lagi hanya kata itu yang mampu terucap.

"Berhenti mengucap maaf, Mia." Jungkook berbisik, tak kuasa menyembunyikan air matanya yang jatuh. Hatinya sakit, sekaligus sesak.

"Kenapa menangis? Kau tak ingat ucapanku, hmm? Bunny-ku tak boleh menangis." Mia menjawab, sekaligus mengusap sayang rambut hitam kekasihnya. Namun getar suaranya tetap tak bisa dipungkiri, ia pun merasa sakit.

"Karena lelaki yang kuat adalah lelaki yang tak ragu untuk menjatuhkan air matanya demi orang yang disayang. Itulah yang membuatku menangis, Mia." Susah payah Jungkook berucap, membuat tetes kecil jatuh perlahan dari sudut mata kekasihnya.

Tak ada suara, hanya diam di sela kebisingan orang lain. Keduanya tenggelam dalam rasa masing-masing, tertegun dalam sakit yang dirasakan. Gerak tangan berhenti, terdiam dalam asa tak berujung. Sakit, sangat.

Jungkook mengangkat wajah, mengusap lembut air mata di pipi kekasihnya. Penuh sayang, ia mencium kening gadisnya. Membuat tangis kembali pecah dari seorang Mia. Sungguh, ini lebih menyakitkan berkali-kali lipat daripada saat mengetahui ayahnya memasukkannya ke universitas yang tak diinginkan, atau saat ibunya menyuruh masuk ke SOPA daripada SMA pilihannya. Ini menyesakkan, sangat.

Jungkook tersenyum, "Stt... jangan menangis. Cukup aku saja yang menangis." Tangannya menangkup pipi Mia, mencubitnya pelan dengan mata yang memerah karena tangis.

"Bagaimana mungkin aku tidak menangis, ini menyakitkan, kelinci bodoh!" Berulang kali Mia memukul dada Jungkook, meluapkan rasa marahnya yang terpendam.

"Hei! Hei! Coba dengarkan aku. Mia, tenanglah!" Berusaha keras Jungkook membawa Mia ke dalam pelukannya.

Gadis ini terisak, masih memukul punggung Jungkook yang memeluknya. Jungkook tak bersuara, hanya sesekali mengecup rambut kekasihnya. Ia mengerti, sepenuhnya mengerti apa yang dirasakan gadisnya. Tak peduli dengan apa yang dilihat orang lain, baginya saat ini lebih penting.

[Jungkook x Mia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang