Don't Worry, Babe

42.3K 1.8K 15
                                    

By : Mia


-oOo-


-Jungkook POV-


"JUNGKOOK BODOH! SUDAH BERAPA KALI KUKATAKAN, JANGAN MENGGODA NOONA-NOONA!"

Aku tercengang kaget saat baru memasuki kamar Mia. Hingga lemparan sebuah bantal mengenai kepalaku, barulah aku tersadar dan mendekati yeoja yang tampak kesal tersebut.

"Ada apa lagi?" Aku bertanya bingung sambil duduk di depannya yang menekuk wajah.

"Bukannya sudah kubilang, jangan datang ke kampusku! Kenapa masih datang? Dan kenapa kau menggoda para yeoja di sana! Kau sadar tidak, tingkahmu membuat mereka menaruh harapan kepadamu! Ash! Dasar playboy cap kelinci! Menyebalkan! Bocah nakal! AAAAA!!!! JUNGKOOK MENYEBALKAN!!!!"

Aku tertawa mendengar omelan yang diakhiri dengan teriakan kekesalannya terhadapku. Jadi karena masalah di kampusnya tadi dia marah? Hmm... Sebenarnya aku tidak menggoda para Noona di sana, aku hanya menjawab pertanyaan mereka tentang alamat, nomor ponsel dan... Sekolahku, tidak lebih. Tapi sepertinya sifat posesif Mia kembali muncul. Tapi wajar juga memang, belakangan ini aku sering berkomunikasi dengan para Noona hingga membuat mereka tersipu malu karena pujianku.

"Jika tidak ingat sedang berada di kampus, mungkin kau sudah kutarik ke sungai Han dan kutenggelamkan! Biar saja kau jadi makanan ikan di sana!" Gerutunya sambil memukul-mukul bantal guling.

Aku hanya tertawa, tidak berniat membalas ucapannya. Dia yang sedang cemburu tampak lucu, jujur, aku menyukai wajahnya yang menggemaskan seperti sekarang ini. Membuatku ingin memeluk dan mencium wajahnya berkali-kali hingga ia kembali berteriak memarahiku, dan mungkin juga akan memberikanku hadiah berupa cubitan hingga membiru.

"Mia." Aku memandanggilnya sambil memajukan wajahku.

Dia mendecih, mendorong wajahku asal dan memalingkan wajahnya. "Berhenti menatapku dengan mata kelinci seperti itu!" Protesnya.

"Ah... Aku tidak mau berhenti menatapmu." Aku menjawab sambil mencubit pipinya. Sukses membuatnya menepis tanganku sambil berdesis kesal, mata sipitnya menatap tajam ke arahku.

"Kekasihku marah. Apa yang harus kulakukan? Memberikannya boneka? Yang ada malah akan dibuangnya. Membelikan es cream? Memangnya dia mau memakannya? Jangan-jangan es creamnya malah melayang ke wajahku." Aku bertanya dengan wajah polos.

"Pergi dari hadapan kekasihmu sekarang!" Usirnya ketus.

Aku menggaruk kepalaku yang tak gatal, "Jika aku tidak mau?"

"Aku akan memaksa."

"Jika aku tetap tidak mau?"

"JEON JUNGKOOK!!!!!"

Aku menahan pukulan guling dari Mia. Ckck, sepertinya dia benar-benar kesal kali ini. Baiklah, sepertinya yeojaku perlu pengertian sekarang.

Aku mendekat, menarik pinggangnya agar jarak kami terhapus. Kukecup pipinya sekilas, kuusap rambutnya dengan sayang. Kupandang lembut wajahnya dari samping, kudekatkan wajahku ke wajahnya. Tangannya yang berniat mendorongku agar menjauh kupegang dengan erat. Kulumat bibirnya dengan lembut dan tak memberikan kesempatan sedikitpun untuknya memberontak. Kurangkul erat bahunya saat masih menciumnya. Tangannya yang bergetar masih kupegang erat, dia yang memejamkan mata tanpa membalas sedikitpun ciumanku tampak sangat menggemaskan. Tapi walaupun aku ingin membuatnya membalas ciumanku, aku harus menghentikan semua ini.

Kupandang wajahnya saat aku baru melepaskan ciumanku, peganganku di tangannya juga sudah kulepaskan. Dia membuka matanya dan segera tertunduk ntah kenapa. Tapi kuharap dia tidak akan menangis karena tingkahku barusan.

Aku mengusap rambutnya kembali, "Aku memang playboy, bahkan beberapa di antara mereka menyebutku playboy internasional. Tapi kau tidak perlu khawatir, Jeon Jungkook ini hanya milik Mia, bukan yang lain. Yang terus mendapat ucapan cinta dari bibirku hanya Mia seorang, tidak ada yang lain. Jadi tenanglah, sayang." Kukecup pipinya, lalu kutarik ke pelukanku.

Dia hanya diam di pelukanku. Tapi aku tahu, dia masih marah, kucium berulang kali rambutnya yang baru di shampoo, harum.

"Don't worry, babe. My feeling just for you."

Ahh... Semoga saja dia tidak marah denganku lagi.


-FIN- 

[Jungkook x Mia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang