By : Mia
Kalimat atau tindakan yang kurang baik di fanfic, mohon jangan ditiru :) Jangan lupa juga buat ninggalin jejak ya ;) Happy reading <3
-oOo-
-Author POV-
Dering berulang dari ponsel di atas meja berhasil mengembalikan kesadaran seorang gadis yang tengah tertidur. Ia mendesis, membuat pria yang sejak tadi bermain game melirik. Dering ponsel di luar sana terus mengganggu pendengaran, benar-benar menyebalkan.
Sambil menarik napas kesal, gadis ini bangkit. Turun dari tempat tidurnya dan berjalan sempoyongan ke luar kamar. Mata sipit dan rambut panjangnya yang berantakan tak dipedulikan, begitu pula dengan marmer dingin yang menyentuh kakinya yang tak beralas. Dengan roh yang belum terkumpul seluruhnya, ia memandang ponsel yang tergeletak di meja. Lagi-lagi ayahnya meninggalkan benda penting ini di rumah. Setelah mengacak pelan rambutnya yang berantakan, susah payah ia membaca angka yang tertera di layar persegi tersebut.
Diembusnya napas panjang, lalu menggeser ikon menjawab dan menempelkan benda persegi itu ke telinga. Tapi tak ada suara—dan ia pun tak ingin bersuara. Nada panggilan tanda hubungan diputuskan terdengar, membuatnya berdecak kesal. Setelah menaruh ponsel milik ayahnya kembali ke meja, ia berbalik—bersiap kembali ke kamar.
Tapi... baru berjalan satu langkah, ponsel berwarna hitam putih itu kembali memperdengarkan deringnya yang nyaring. Seolah sengaja menguji kesabaran gadis yang tengah mengantuk itu. Kali ini dengan decakan yang benar-benar kesal, ia menempelkan benda tersebut ke telinga setelah menggeser ikon menjawab. Namun, lagi-lagi tak ada jawaban.
Sebelum gadis ini mengumpat marah, sambungan lebih dulu diputuskan. Sialan, bukan?
Sambil membawa ponsel di tangan, gadis bermata sipit ini berjalan ke dapur, menemui ibunya yang sibuk memasak.
"Eomma—"
"Tidak ada suara, 'kan? Itu panggilan dari Busan, mungkin hanya orang iseng."
Seolah mengetahui apa yang akan diucapkan oleh anaknya, wanita paruh baya ini lebih dulu berujar. Tapi berhasil membuat sang anak menggeram marah. Bagaimana tidak? Tidurnya terganggu hanya karena sebuah telepon iseng!
"Mia."
Yang dipanggil menghentikan langkah saat namanya dipanggil oleh sang ibu. Masih sama, dengan mata yang hanya segaris ia memandang wanita yang sangat disayangnya itu.
"Kau tidur dengan Jungkook lagi, huh?"
Spontan Mia terbatuk, "A-aku juga tidak tahu kenapa dia ada di kamarku." Gadis ini menjawab canggung sambil mengusap tengkuk, membuat rambutnya semakin berantakan.
Helaan napas terdengar jelas, "Lagi-lagi dia tak sekolah, gara-gara kau."
"Eomma! Ini bukan salahku! Dia saja yang malas sekolah! Aku saja tidak tahu bahwa dia masih di kamarku." Gadis berwajah manis ini memprotes, sedangkan matanya yang menyipit terasa sakit karena kantuk.
Ibunya berdecak, "Sana! Cuci wajahmu, dan suruh kekasihmu untuk rajin sekolah!"
"Iya-iya."
Sambil bersungut kesal gadis dengan marga Min ini berjalan, kembali menuju kamarnya untuk melanjutkan tidur. Menjelang masuk ke kamar, matanya tak sengaja memandang jam dinding yang menunjukkan pukul setengah sebelas siang. Diembusnya napas kasar, lalu membuka pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Jungkook x Mia]
RomanceCuma imajinasiku tentang JK :) Happy reading and enjoy~ 😊❤ High rank : #1 in roman [260417] Note! Buat chapter-chapter awal, bahasanya masih alay 😅 Tapi semakin ke bawah semakin baik. Jadi, semoga gak langsung nekan tombol back waktu baca bagian...