Berulang kali suara tarikan dan embusan napas terdengar, memenuhi gendang telinga seorang gadis yang tengah berusaha fokus pada lembaran kertas yang dipegang. Namun lama-kelamaan, gadis itu berdecih saat penggalan kalimat yang harus dihapal tak ada satupun yang masuk ke ingatan. Ditatapnya kesal pria yang balas memandang dengan segala kepolosan. Cukup menggemaskan, tapi tak mampu membuatnya selamat dari lemparan bantal.
"Yak! Kenapa ak—"
"Diamlah, Kelinci sial! Tarikan napasmu mengganggu, tahu!" omel Mia dengan tatapan mengancam.
"Otakmu saja yang terlalu kotor."
Jungkook meringis meminta ampun saat Mia kembali berniat melemparinya dengan bantal. Gadis itu terlalu galak jika sudah seperti ini. Padahal Jungkook bicara kenyataan, bukan? Bagaimana mungkin sebuah tarikan napas bisa mengganggu? Aneh memang pikiran gadis bermarga Min itu.
"Kau hanya ingin mengganggu, 'kan? Lebih baik kau pulang, lalu tidur. Itu lebih baik!" celoteh Mia sambil menatap sinis ke arah Jungkook.
"Siapa bilang aku ingin mengganggu?" gumam Jungkook sambil bangkit dari posisi dan mendekat ke arah Mia yang menatap curiga dari atas tempat tidur. "Aku justru ingin memberi semangat," lanjutnya sambil mengacak gemas rambut lurus sang kekasih hingga berantakan—berhasil membuatnya mendapat pukulan di lengan dari Mia.
"Kau itu seperti polusi, mengganggu pemandangan dan kesehatan!" gerutu Mia sambil merapikan rambut. Sungguh, dia masa bodoh dengan raut kecut yang Jungkook tunjukkan. Entah karena dia tak peduli, atau karena dia memang tak peka dengan kekasih sendiri. Tapi yang pasti, hal ini berhasil membuat sebuah ide jahil muncul di benak Jungkook.
"Mia, ayo ciuman."
Jika sedang makan atau minum, mungkin saat ini Mia sudah tersedak. What the ... bagaimana mungkin kelinci menggemaskan itu dengan mudahnya mengatakan kalimat 'ayo ciuman' dengan wajah manis tanpa dosa, huh? Benar-benar kelinci yang sialan, bukan?
"Don't touch me!" Cepat Mia memundurkan tubuh saat kelinci sialnya mulai naik ke tempat tidur dengan smirk yang terpamerkan di wajah. Gadis berusia tujuh belas tahun itu sedikit panik saat menyadari tempatnya untuk menghindar sudah habis. Dia berada di ujung ranjang, dan tidak mungkin bisa bergerak kecuali ingin jatuh ke lantai.
"Come to Daddy, Babe."
"Daddy kepalamu! Menjauh sana!" sentak Mia dengan galaknya saat Jungkook masih setia memamerkan smirk. Jarak mereka yang hanya terpaut beberapa senti benar-benar membuat gadis bermarga Min itu seolah jantungan. Gelisah memikirkan apa yang akan terjadi ke depannya.
"Aku tahu ...." Sengaja, Jungkook menggantung kalimatnya. Sedangkan matanya menatap nakal ke gadisnya yang menelan ludah. "Kau ... selalu memanggilku Daddy saat chat dengan Sunhee Noona, 'kan?" kerling Jungkook dengan jahil, membuat wajah gadis di hadapannya mulai bersemu merah.
"I-itu—"
"Tak apa, aku menyukainya." Jungkook tersenyum lebar, senang dengan reaksi yang gadisnya tunjukkan. "Lagipula aku memang akan jadi Daddy-mu. Daddy di ranjang maksudku," lanjutnya tanpa peduli gadisnya yang akan mengamuk atau tidak.
"Kookie—"
"Jadi, kau ingin bermain bersama Daddy atau tidak?" tawar Jungkook memotong ucapan Mia. "Daddy panas," ucapnya sambil membuka dua kancing baju bagian atas.
"Kelinci bodoh! Sana masuk ke dalam kulkas jika kau merasa panas!" protes Mia sambil berusaha keras mencari cara untuk kabur.
"Pendinginku hanya satu, namanya Min Areum. Lagipula ini hukuman untuknya yang berani menyebutku polusi."
"Yak!"
"Jadi, Sayang. Pasrah saja, oke? Karena sebentar lagi Daddy akan benar-benar membuat kesehatan jantungmu memburuk."
Jika sudah begini, kira-kira apa yang akan terjadi?
-FIN-
**Jangan lupa tinggalkan jejak ya :D Thank you <3
KAMU SEDANG MEMBACA
[Jungkook x Mia]
RomanceCuma imajinasiku tentang JK :) Happy reading and enjoy~ 😊❤ High rank : #1 in roman [260417] Note! Buat chapter-chapter awal, bahasanya masih alay 😅 Tapi semakin ke bawah semakin baik. Jadi, semoga gak langsung nekan tombol back waktu baca bagian...