Waiting You

6.2K 452 13
                                    

Alunan lagu Let Me Go yang dibawakan oleh Zara Larsson mengisi ruangan berdominan warna biru dan putih. Semerbak kopi mengudara, menemani sepinya malam seorang gadis yang terkantuk-kantuk dalam posisi yang bertelungkup. Sebuah laptop yang menyala menampakkan deretan hurup yang membentuk paragraph, hasil dari ide yang ia tuang dalam bentuk tulisan. Kaca jendela berembun, memberitahu bahwa cuaca di luar cukup dingin.

Dering panggilan dari salah satu aplikasi di laptop memecah hening. Malas-malasan, gadis ini mengangkat kepala yang tengah bermanja ria di bantal guling. Matanya menyipit saat menyadari siapa yang menghubunginya melalui jasa video call. Jungkook, pria kelinci yang jadi tunangannya dalam sebulan terakhir.

Setelah permintaan disetujui, wajah seorang pria tampan langsung menghiasi monitor laptop. Tampak manis, tak berbeda jauh dari biasa. Tapi sungguh, perasaan rindu langsung membuncah, meminta keegoisan agar berkuasa dan meminta hal lebih dari sekedar video call. Ia ingin bertemu langsung, agar bisa menyentuh secara nyata.

"Kau belum tidur?" Pria itu bertanya dengan lembut, penuh perhatian saat menyadari wajah kuyu kekasihnya yang minta dikecup dengan kasih sayang.

Mia menggeleng, sejenak mengusap matanya yang semakin sipit di tengah malam seperti sekarang. "Bagaimana di Tokyo? Menyenangkan?" Ia balas bertanya, bukannya menjawab.

"Lumayan. Di sana?"

"Sepi."

"Sepi?" Jungkook mengerutkan kening, memperjelas jawaban Mia tadi.

"Iya, sepi. Karena tidak ada kelinci ribut yang namanya Jeon Jungkook."

"Kau rindu denganku, ya?" kekehnya pelan, terlihat senang mendengar decihan yang dikeluarkan oleh Mia. "Ayolah, cepat katakan kau merindukanku." Lanjut kelinci itu kemudian, mendesak sang kekasih yang memasang wajah merengut sebal.

"Shireo! I don't miss you, oke?!" bantah gadis bermata sipit tersebut. Masih dengan wajah yang jauh dari kata menggemaskan, apalagi cantik seperti artis Korea. Yah ... maklumi. Dia memang lebih suka memasang wajah datar tanpa ekspresi. Di foto saja dia tersenyum, sisanya tidak. Huh! Untung Jungkook sayang.

Namun, beruntung tunangannya terkekeh saat menjawab. "Oke! Kuanggap kau sangat merindukanku," candanya sambil mengerling genit. Memancing agar sang gadis mendesis geram.

"Kubilang aku tidak merindukanmu!" Gadis Min itu masih bersikeras membantah, tapi kekasihnya tetap tertawa tak percaya.

"Yak, Jung ...." Mia melunak, kesal dengan tingkah Jungkook sendiri.

"Hmm?" Jungkook tersenyum manis, sengaja menggoda sang tunangan yang memasang laser di matanya.

"Kubilang aku tidak merindukanmu, kelinci bodoh."

"Yang penting aku merindukanmu, sayangku, cintaku, kasihku, honey-ku, baby-ku."

"Aku geli."

"Aku suka."

"Kau berisik!"

"Kau lucu."

"Jung ...."

"Apa, cintaku?"

Mia ber-hiss ria, juga mengusap lengan atasnya yang meremang. Dia alergi jika Jungkook sudah 'alay' seperti itu. Lebih baik dia mendengar Jungkook memanggilnya 'bocah', 'psiko', 'si cengeng', atau apalah, yang penting jangan seperti tadi.

"Kau kedinginan? Perlu pelukan?" tawar Jungkook dengan maksud baik. Tapi, sebuah delikan justru ia dapatnya dengan mudah.

"Sengaja, ya? Udah tau kita jauhan, jangan ngebuat pacarmu ini makin ngejones deh!" celoteh Mia dalam bahasa Indonesia yang fasih, hingga membuat Jungkook melongo kebingungan. Udah? Jauhan? Pacar? Ngejones? Apa itu?!

[Jungkook x Mia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang