"Yakin ingin pulang?"
Jungkook mengangguk mantap. Namjoon yang bertanya hanya mengembuskan napas, sedangkan lima member lain hanya diam memandang maknae mereka merapikan barang-barang ke dalam tas; bersiap untuk pulang setelah lima menit lalu menerima pesan dari Mia yang isinya entah apa—tapi yang pasti, wajah pria Jeon itu sangat sumringah. Jadi Jimin menebak, pasti isi pesannya sangat membahagiakan.
"Hyung-nim! Aku pulang duluan!" Jungkook berteriak pada manajer mereka saat tasnya baru saja tertutup rapat. Dengan postur tubuh yang tegap, mudah saja dia mengangkat tas besar yang diisinya bermacam-macam benda. "Hyung, aku pulang," izinnya lagi pada enam pria yang duduk berhamburan di ruang dorm.
"Memangnya harus, ya?" Taehyung menyela—sedikit tak rela membiarkan adik bungsunya pergi begitu saja. Kesempatan bermain game-nya hilang untuk malam ini, padahal semalam mereka sangat asyik hingga tak ingat bahwa siang tadi masih ada acara dalam rangka comeback. Alhasil, mereka berdua harus diteriaki dulu supaya bangun.
"Harus. Mia menungguku." Jungkook merapikan bajunya yang tertarik tas.
"Kenapa tidak dia saja ke sini?"
"Emm ... boleh. Tapi Hyung harus siap mendengar suara 'aneh' dari kamar kami, bagaimana?"
Nah, kalau sudah begini, Taehyung bisa apa lagi kecuali diam dan menyetujui permintaan Jungkook dengan wajah cemberut—dan itu sukses membuat Jimin terkikik geli. Nanti dia harus menanyakan pada Mia hal apa yang membuat maknae mereka seperti ini.
***
Sepi.
Itu kesan pertama dari Jungkook saat menapaki rumah minimalis bercat abu-abu yang ditinggalinya bersama Mia. Aneh. Biasanya ada suara musik—meski samar—yang didengarkan oleh Mia dari kamar. Tapi sekarang, rumah ini benar-benar hening dengan lampu putih yang menyala.
"Aku pulang."
Pintu kamar dibuka. Tapi kosong, tidak ada keberadaan istrinya di sana. Di mana? Jungkook jadi bingung.
"Mia? Kau di mana?"
Dia melangkah ke dapur. Tapi hasilnya sama, nihil.
"Mia?"
Suara pintu dibuka terdengar dari luar. Bergegas Jungkook melangkah ke sana, memastikan bahwa orang yang dicarinya lah yang datang.
"Eih? Kapan datang? Katanya tidak pulang lagi malam ini. Ah ya, aku dari minimarket, membeli—"
Ucapan itu berhenti saat sebuah kecupan mendarat tanpa pemberitahuan. Mia mengerjap, sedikit canggung karena tiba-tiba dicium seperti ini. Tapi, tetap saja dia dengan perlahan menyentuh pinggang Jungkook dan membalas perlakuan suaminya dengan cara yang sama. Lembut, menghanyutkan, tapi juga panas di sisi lain.
"Jung—"
"Aku tidak sabar." Jungkook mendesis pelan saat Mia hendak memanggil namanya. Mata kelincinya terpejam dengan bibir yang digigit dengan tujuan menggoda. "Aku benar-benar tidak sabar," lanjutnya ketika membuka mata.
"Ti-tidak sabar apa?" Mia merasa atmosfir ruangan berubah aneh. Sedikit panas dan ... horror.
"Mewujudkan mimpimu."
"Itu ... itu ...."
"Jangan bilang kau mau menyuruhku melupakannya."
"Baru saja aku mau bilang."
Desis gemas terdengar dari Jungkook. Mia tertunduk salah tingkah, mirip anak kucing yang sebentar lagi dimarahi majikan. Dalam hati, dia memaki jari dan otaknya yang berkerja sama untuk menceritakan soal mimpi panasnya tadi malam kepada Jungkook. Padahal sudah diketahui pasti bagaimana watak suaminya tentang hal yang berhubungan dengan yang 'plus-plus'. Jadinya ... ya begini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Jungkook x Mia]
RomanceCuma imajinasiku tentang JK :) Happy reading and enjoy~ 😊❤ High rank : #1 in roman [260417] Note! Buat chapter-chapter awal, bahasanya masih alay 😅 Tapi semakin ke bawah semakin baik. Jadi, semoga gak langsung nekan tombol back waktu baca bagian...