It's Amazing

10.2K 701 26
                                    

By : Mia


Sesudah baca jangan lupa tinggalkan jejak  :) Ada kritik mah jangan dipendam :D Happy reading, dan... maaf kalau ceritanya terlalu mesum :D


-oOo-


-Mia POV-



Mati-matian aku menahan tawa saat melihat video Jungkook yang tertawa. Tidak salah ucapanku dulu, jika dia sudah tertawa gelak seperti ini, semua akan ikut tertawa. Tawa polos khas anak kecil kegirangannya memang tak bisa menyembunyikan fakta bahwa dia lucu dan menggemaskan.

Tapi mata coklatku langsung melirik ke depan saat melihat siluetnya. Dan benar saja, dia ingin masuk ke kamarku. Segera aku menghentikan video dan melepas earphone yang kupakai. Tapi bayangannya saat tertawa masih terbayang di ingatanku, membuatku tak bisa menahan senyum—padahal aku ingin tertawa gelak.

"Ada yang lucu?" Dia mendekatiku setelah menutup pintu kamar, merangkak naik ke tempat tidur dan langsung merebahkan diri dengan pahaku sebagai bantal.

Kucubit pipinya gemas, "Kau yang lucu, bunny."

"Kenapa aku lucu?" Mata bulatnya menatap lalu mengerjab polos.

Aku berpikir sejenak, "Mungkin karena ujianmu kemarin."

"Ujian?" Keningnya berkerut bingung.

"Yup! Mengerjakan soal hanya sepuluh menit, jawabannya random pula. Tapi kenapa bisa lulus? Hebat sekali siswa SOPA tingkat tiga, semester satu, kelas vocal empat ini."

Dia tercengir lebar, "Tahu dari mana aku menjawab random?" Semu merah mulai muncul di pipinya. Aaa... menggemaskan! Kookie menggemaskan!

"Ada yang memberitahuku. Kau benar-benar menjawab random, huh? Tapi kenapa bisa benar? Padahal awalnya aku sudah mau membunuhmu jika tidak lulus di ujian kali ini." Berulang kali aku mencubiti pipinya

Senyum manisnya muncul, "Kan aku pintar."

Sifat terlalu percaya dirinya muncul lagi.

"Terserahmu sajalah, tapi lain kali jangan seperti ini lagi. Isi dengan benar, jangan random," ucapku sambil mengusap rambutnya dengan lembut.

"Iya, iya."

"Jangan iya saja!"

"Iya, sayang. Ah! Kau membuatku geram! Kujadikan makan malam baru tahu rasa!" gumamnya sambil memandangku geram.

"Jangan! Cukup makan malam dengan masakan Jin Hyung saja," bantahku cepat.

"Memakanmu pasti lebih nikmat."

"Ucapanmu ambigu!" Langsung tanganku memukul bahunya.

Dia meringis sambil mengusap bahunya, "Ucapanku tidak ambigu, kau memang lebih nikmat daripa—yak! Sakit! Kenapa kau hobby memukulku, huh?" omelnya sambil mengusap bahunya yang lagi-lagi jadi sasaran pukulanku.

"Karena tubuhmu enak dipukul, empuk." Aku tertawa melihat ekspresi kesalnya.

"Jika empuk, lebih baik kau tiduri saja tubuh ini. Daripada dipukul seperti ini, membuatku sakit. Dan juga, ditiduri itu lebih enak da—"

"Kenapa semua ucapanmu ambigu, huh?" potongku, dia tercengir lebar.

"Sudahlah, lupakan saja ini. Jika dilanjutkan, pasti tak ada habisnya." Aku mengibaskan tangan, malas berdebat lebih lanjut dengannya.

"Baiklah, kulupakan. Tapi... aku boleh minta hadiah atas kelulusanku di ujian kali ini, 'kan?"

"Hadiah?" Aku menaikkan sebelah alis. Kenapa tiba-tiba meminta hadiah?

Dia bangun, lalu mendekatkan wajahnya. Sedikit kumundurkan wajah saat napasnya mengenaiku, sedangkan tatapannya tertuju ke bibirku. Jika sudah begini, sudah bisa ditebak apa yang diinginkannya. Memang kelinci mesum dia ini.

"I want your lips in my neck."

Mataku membulat, apa itu artinya?

"Kissmark." Dia berucap dengan raut wajah tanpa dosa.

Oh, God!!

Dia menunjuk leher putihnya, aku menelan salivaku susah payah. Yang benar saja, dia minta... kissmark? Ini pertama kalinya Jungkook meminta hal selain ciuman bibir. Oh, God... haruskah aku memenuhinya?

"Dimulai dari bibir, berlanjut ke leher. Atau... jika kau tidak mau di leher, kau bisa memberikannya di manapun. And than... tonight, I'm yours, Mia."

Haruskah aku melonjak gembira mendapat tawarannya? Oh, no! Aku justru seperti tak bisa bergerak karena kaget dan bingung. Kenapa Jungkook makin mesum seperti ini? Apakah karena ini sudah mendekati ulang tahunku yang ketujuh belas? WTF!

Namun, walau hatiku mengumpat, saat dia mengangkatku untuk duduk di pahanya, aku tak menolak sedikitpun—termasuk saat dia mulai melumat bibir ini dengan lembut. Satu tangannya dengan sengaja mengusap leherku, memberi sensasi geli yang menyebalkan—sekaligus menyenangkan. Aku tak bisa berbohong, aku menyukai setiap sentuhannya. Dan bisa jadi, aku ikut terhanyut dan jadi agresif karenanya.

"Kiss me, Mia." Dia berbisik, lalu mengecup pipiku.

Aku diam, tapi dengan perlahan menyurukkan wajah ke lehernya. Menghembuskan napas di sana dan membiarkan tubuh ini dipeluk dan sesekali diberikan usapan. Aku mulai memberikan kecupan, sedangkan tanganku menyentuh ABS-nya yang telah terbentuk. Helaan napas berat terasa di telingaku, aku masih memberikan kecupan kecil di leher putihnya.

Dan saat aku akan benar-benar memberikan kissmark untuknya....

BRAK!

"Perhatian! Perhatian! Yang sedang bermesraan, berhenti bermesraan sekarang juga! Ckck, Bukannya menyambutku, malah asyik bermesraan. Dongsaeng macam apa kalian ini, huh?"

Jungkook memandang kesal ke orang yang baru masuk, sedangkan aku berdehem sambil mengeluarkan tanganku dari kaos yang dikenakannya dengan canggung.

"Hyung, jika tahu kami sedang bermesraan, kenapa masih mengganggu?" omel pria bergigi kelinci ini dengan raut wajah kesal pada pria yang lebih tua dua tahun darinya itu.

Taehyung—yap! Dia Taehyung—tercengir, "Aku sengaja."

"Hyung, mau kubunuh dengan cara apa?" tawar Jungkook, sedangkan aku turun dari pahanya.

"Daripada dibunuh, aku lebih mau jadi top-mu saat kita bermain di tempat ti—"

"HYUNG!! KAU BENAR-BENAR MAU KUSIKSA HINGGA MATI!!" Bantal sudah terlempar ke arah Taehyung.

"Jika kau siksa di tempat tidur dengan desahanmu, aku tak masalah jika harus mati." Pria bermarga Kim ini malah mengedipkan sebelah matanya dengan gaya sexy.

"KIM TAEHYUNG!!"

"Apa, Kookie sayang? Hyung menunggumu, ayo ke sini kelinci ma—uwaa!! Jimin!! Hoseok Hyung!! Tolong aku!!"

Aku tergelak melihat Taehyung yang berlari dengan tergesa saat Jungkook mengejarnya dengan sepatu di tangan—siap memukul Taehyung jika dapat. It's amazing, dua pria yang usianya tidak remaja lagi bermain kejar-kejaran seperti anak TK. Itu sangat menyenangkan untuk dilihat. Apa akhirnya, entahlah. Tapi semoga saja Taehyung tak habis di kolam renang atau di kolam lumpur karena ditendang oleh Jungkook.

-FIN-

[Jungkook x Mia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang