I Miss You

20.1K 1.2K 6
                                    

By : Mia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

By : Mia


Sesudah baca, jangan lupa tinggalkan jejak :) Aku masih harus banyak belajar tentang penulisan fanfiction :) Jadi, kritiknya ditunggu ya ^_^ Thank you <3


-oOo-


-Mia POV-


Selingkuh dari Jungkook?


Sedikitpun keinginan itu tak pernah melintas di benakku. Aku memang sering mengatakan bahwa Jimin adalah selingkuhanku, tapi itu hanya untuk bercanda. Aku dan Jimin hanya teman, begitu pula dengan Suga Oppa. Dia Oppa angkatku, jadi wajar jika aku bermanja dengannya. Lagipula untuk apa aku selingkuh dari Jungkook? Memangnya Jungkook kurang apa hingga aku harus mencari pria lain? Memangnya aku ini gadis apa?


Mungkin belakangan ini aku kurang dekat dengan Jungkook dan lebih dekat dengan Suga Oppa, tapi bukan berarti aku menjauh dari Jungkook. Pertama, jadwal kuliahku selalu padat jika di akhir semester seperti ini. Kedua, aku dan Suga Oppa satu kampus, jadi wajar jika aku dan dia sering bertemu. Ketiga, Jungkook sendiri yang mengatakan tidak ingin mengganggu konsentrasiku.Tapi malam ini aku benar-benar merindukannya. Wajah manisnya, tawanya, senyum kelincinya, pelukannya, dan... Ah! yang pasti aku merindukannya. Membuatku tanpa pikir panjang langsung menuju rumahnya tanpa peduli gerimis yang mulai turun. Pikiranku hanya ingin bertemu dengannya lalu memeluknya dengan erat, tidak lain.


Kuketuk pintu di depanku dengan tempo sedang, gerimis semakin membasahi tubuhku yang hanya memakai jaket tipis. Angin yang menerpa membuatku sedikit merasa kedinginan. Kembali aku mengetuk pintu rumah Jungkook, berharap Jungkook cepat membukanya.


Dan untunglah, harapanku terkabul. Pintu terbuka dan langsung memunculkan orang yang kurindukan. Senyum canggung muncul di bibirku, dia tertegun memandangku yang memeluk diri sendiri karena dingin.


"Apa aku boleh masuk, Jung?" Tanyaku menyadarkannya.


Dia tersentak, lalu mensilahkanku untuk masuk. Akupun melangkahkan kaki dan membiarkan Jungkook menutup pintu.


"Kenapa datang ke sini?" Tanyanya.


Aku diam sejenak, lalu kembali tersenyum, "Kau tak ingin aku datang ke sini, hmm?" Tanyaku sambil memandangnya. Apakah dia marah aku datang?


Dia menarik nafas panjang, "Bukan begitu." Gumamnya sambil mendekatiku.


Tangannya terulur, merengkuh tubuhku ke dalam pelukan hangatnya. Aku memejamkan mata dan balas memeluknya erat. Akhirnya yang kuinginkan terpenuhi, pelukan yang sangat menenangkan dan membuatku tak ingin melepaskannya.


"Bagaimana mungkin aku tak ingin kau datang, sedangkan aku sangat merindukanmu." Ucapnya pelan sambil mencium rambutku, tangannya semakin memelukku dengan erat.


"Aku juga merindukanmu, Jung." Balasku.


Dia melepaskan pelukannya, "Tapi seharusnya kau tak perlu datang ke sini. Kau kan bisa menyuruhku untuk datang ke rumahmu. Jadi kau tak perlu kedinginan seperti ini." Ucapnya sambil mengusap pipiku.


Aku tersenyum kecil. Memegang tangannya yang di pipiku dan mengecupnya sekilas, "Aku sudah sangat merindukan kelinci manisku satu ini. Jadi tolong dimaafkan karena aku datang tanpa pemberitahuan."


Dia menghela nafas, mendongakkan daguku dan langsung mengecup bibirku lembut. Aku diam, mata hitamnya memandangku sayu. Perlahan, aku memegang pipinya dan mulai memejamkan mata.


Material lembut terasa menyentuh bibirku. Dia yang awalnya hanya menyentuhkan bibirnya sekarang mulai berani bertindak lebih. Tangannya menekan tengkukku dan membuat sensasi manis yang diberikannya bertambah. Tak sedikitpun aku membuka mata dan hanya berusaha mengimbangi permainannya.


Tanganku yang awalnya berada di pipinya, sekarang berpindah ke belakang kepala. Sedikit mengacak rambutnya saat kurasakan darahku semakin memanas. Sebelah tangannya yang hanya diam sekarang mulai berpindah tempat, menarik pinggangku dan menghapus jarak di antara kami. Aku menarik nafas panjang saat Jungkook melepaskan ciumannya. Aku tertunduk dan menyandarkan kepala ke dadanya yang berdegub kencang. Kuhela nafas dan kembali memeluknya. Satu ciuman sudah mampu mengobati rasa rinduku terhadapnya. Dia mencium pipiku lalu balas memelukku erat.


"Thank's for kiss, Mia. Love you." Bisiknya lembut di telingaku.


Aku tersenyum tanpa menjawab. Karena tanpa menjawab pun dia pasti mengetahui apa jawabanku. Jawaban yang tak pernah berubah dengan mudah. Jawaban yang membuat perasaanku tersambung dengannya. Jawaban, I love you too.


-END-

[Jungkook x Mia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang