Do it, Now

10.3K 575 11
                                    

By : Mia

Jangan lupa tinggalkan jejak kalau udah baca ;) Happy reading <3


-oOo-


-Author POV-


Jungkook yang sedang sibuk bermain game, mau tak mau harus berhenti sejenak saat ponselnya berdering. Tapi, mata kelincinya langsung membulat saat melihat nama siapa yang tertampil di sana. Tak menunggu lama, ia langsung menggeser ikon menjawab dan menempelkan ponsel ke telinga.

"Mia, ada a—"

"Aku di luar."

Demi apapun, Jungkook langsung meloncat dari tempatnya dan berlari ke luar. Dan dalam hitungan detik, ia sudah membuka pintu dan memandang wajah gadisnya yang tersenyum di depan sana.

"Selamat malam, Bunny Oppa."

Tak peduli ekspresi kekasihnya, Mia langsung masuk ke dalam dan membuka jaket yang dikenakannya. Tenang saja gadis bermarga Min ini berjalan kamar, membiarkan Jungkook terbengong-bengong sambil menutup pintu. Bagaimana tidak, dia tak ada mengatakan bahwa akan datang. Dan lagi ... tadi apa? Bunny Oppa? Hei! Telinga Jungkook tidak sedang bermasalah, 'kan? Jarang-jarang Mia mau memanggilnya Oppa. Wah-wah, Mia gadis yang penuh kejutan, ya?

"Mi ... a."

Jungkook mengerjab saat membuka pintu kamar, sedangkan Mia hanya mengangkat alis. Ada apa?

Tapi, tak lama berselang, gadis berpakaian merah dan biru ini sudah tersenyum saat mengetahui arti pandangan kekasihnya. Bahkan, tanpa rasa bersalah ia mengangkat kabel yang menghubungkan komputer Jungkook ke listrik yang telah dilepasnya.

"Aku tidak suka kekasihku sibuk bermain game di saat aku ada." Ia bersuara, sebelum Jungkook sempat bertanya.

"Mia, tapi—"

"Kau pilih game atau aku?" Mia memberi tawaran.

"Itu bukan hal yang bisa dipilih. Lagipula, kau juga suka game, 'kan?" Jungkook menggerutu sambil duduk di tepi tempat tidur.

Mia menggeleng, menaruh kabel ke tempatnya lalu mendekat ke Jungkook. Tak perlu meminta izin, ia langsung duduk di paha yang memang biasa didudukinya. "Aku suka ini," ucapnya pelan.

Dan yang selanjutnya terjadi, Jungkook hanya bisa mengerjabkan mata dengan polosnya. Pasalnya, Mia lebih dulu mengecup bibirnya. Ini hal yang tak biasa, 'kan? Bahkan, gadis itu juga melingkarkan tangan ke leher Jungkook. Dan bisa dirasakan oleh pria bermarga Jeon itu tubuhnya mulai memanas seiring gerak jari Mia yang mengusap rambutnya.

"Mi—Mia ... kau kenapa?" Berusaha keras Jungkook menahan tubuhnya agar tak bereaksi lebih saat mereka telah menyelesaikan ciuman kali ini.

"Memangnya ada larangan untukku mencium Jeon Jungkook?" Mia balik bertanya.

"Tidak ada. Tapi, aku bingung, kenapa tiba-tiba kau—"

"Aku begini, kau bingung. Aku begitu, kau juga bingung. Jadi, aku harus bagaimana?" Cepat Mia memotong. Gadis ini menatap kesal ke wajah manis kekasihnya yang tampak polos.

Jungkook menghela napas panjang, berusaha memahami tingkah 'ajaib' kesayangannya. Karena itulah, ia langsung mengecup kilat material lembut kesukaannya.

"Jadi, kau ingin apa kali ini?" Jungkook memberi pertanyaan, sekaligus mengusap lembut pipi Mia.

"Peluk aku!" Mia menjawab, cepat dan tanpa dipikir—ah, mungkin sudah dipikir saat di rumah.

"Kau semanja ini hanya untuk mendapatkan sebuah pelukan? Ya, Tuhan ... Mia." Jungkook tertawa, tapi juga langsung memeluk kekasihnya.

"Sejak tadi malam aku tersiksa karena merindukanmu, tahu! Sebenarnya, kau sudah memberikanku apa, huh? Mantra, racun, atau—"

"Cinta yang tak terbatas."

Dengan sendirinya Jungkook tertawa dengan jawabannya. Sedangkan Mia, ia tersenyum masam di sela ceruk leher kelinci besarnya.

"Kau tak cocok mengucapkan kata seperti itu, Jung. Terdengar aneh," ucap Mia memberitahu.

"Benar juga, aku lebih cocok mengucapkan kalimat ambigu seperti biasa." Pria kelinci ini mengangguk-angguk membenarkan. "Tapi, kau benar-benar hanya minta dipeluk?" tanyanya kemudian sambil mengusap rambut Mia.

"Iya. Tapi, peluk sampai pagi, ya?" Mia mengecup dan menggigit pelan leher pria yang jadi kekasihnya ini, membuatnya harus mendengar sebuah desisan kesal dari Jungkook.

"Gadis ini makin nakal rupanya," gumam Jungkook langsung.

"Tapi, kau suka gadismu makin nakal, 'kan? Jadi, tak perlu diminta pun, dia pasti secara suka rela melakukan hand job atau blow job untuk memuaskankanmu."

"Kau ingin melakukannya untukku?" cetus Jungkook, sedikit melirik Mia yang masih setia mengembuskan napas hangat ke lehernya.

Mia menggeleng. "Aku tidak mau," jawabnya.

Suara decihan terdengar. "Sayang sekali, padahal aku sudah berharap."

Kali ini Mia mengangkat wajah untuk memandang Jungkook, dan dengan lembut ia mengusap pipi pria bermarga Jeon ini. "Sabar, ya. Karena hanya bisa membayangkan dan tidak bisa merasakannya langsung." Mia setengah mengejek, setengah karena ingin bercanda.

Jungkook melirik tangan yang mengusap pipinya. "Aku bisa membuat tangan ini melaksanakan keinginanku."

"Eh?"

BRUK!

"Lakukan secara suka rela atau perlu kuajari lagi?" Jungkook memberi tawaran pada gadis yang sudah berada di bawahnya.

"I-itu tidak dua-duanya." Mia menggeleng cepat.

"Kau berani melawan, hmm?" Jungkook menatap seduktif.

"Bukan begitu, aku—"

"Puaskan aku dulu, baru kuberi pelukan. Bagaimana?" tawar Jungkook sambil menggerakkan sedikit tubuhnya.

"Yak, itu aturan dari mana? Dan berhenti menggerakkan tubuhmu! Ini rasanya aneh, tahu!" Mia memukul punggung Jungkook cukup keras.

"Aneh. Tapi, kau menyukainya, 'kan?"

"Suka?"

"Buktinya, kau hanya diam dari tadi."

"Yak!"

"Do it, and I'll hug you. I'm promise."


-FIN-


**Jangan mikir yang macam-macam dulu :3 Mia sama Jungkook gak ngapa-ngapain kok :D Tenang aja ^_^ Jangan keburu nething yath :D 

[Jungkook x Mia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang