Clue

5.5K 511 22
                                    

Jungkook mengerutkan kening, tapi kemudian tersenyum simpul sambil merapikan kerah kaos yang turun memamerkan bahu. Di layar laptopnya, Mia diam dengan dagu tertopang, fokus menatap suami yang mengganti pandangan jadi lebih menggoda. Sayup-sayup, terdengar lagu Heart Stop yang dinyanyikan oleh Jannine Weigel; Jungkook tahu itu karena Mia memasukkannya dalam daftar 'Coretan' di Wattpad.

"Bagaimana hari ini?" Mia membuka pertanyaan, dengan mata yang masih setia memandang ciptaan Tuhan yang jadi miliknya kini.

"Cukup bagus. Kau sendiri? Tidak menangis lagi, 'kan?" Jungkook menggoda, mengingatkan Mia pada saat semalam dia menangis seperti anak kecil saat mereka melakukan vicall; efek terlalu rindu katanya, tapi Jungkook tahu bukan karena itu saja, ada masalah lainnya juga.

"Jeon."

"Eum? Apa, Sayang?"

"Transfer uang, dong."

Kening pria Jeon itu berlipat, sedang matanya menatap aneh pada Mia yang memasang wajah tak bersalah. Heol! Ini langka. Mia jarang—bahkan sangat jarang meminta secara langsung. Lalu ... kenapa malam ini secara mendadak?

"Suami ... mau, tidak?" Mia memiringkan kepala, dua kali mengedipkan mata dan memberi tatapan menggemaskan pada Jungkook yang masih sibuk berpikir. "Kalau tidak, juga tidak apa-apa," cetus Mia sambil mencebik setelah menunggu beberapa lama. Manik cokelatnya bergerak, untuk sekali berputar dengan malas, lalu memandang ke langit-langit dan bersenandung pelan.

"Mia." Jungkook memanggil, "hei, look at me." Dia memerintah. Tegas.

"Hmm, apa?"

Tarikan napas yang panjang terdengar. "Oke, aku akan transfer. Berapa?"

"Seharga kaos putih yang kau kenakan di AMAs kemarin."

"Mia ...."

"Aku serius, Honey. Aku minta enam juta."

"Tapi untuk apa?"

"Membahagiakanmu, tentu saja!"

Jungkook membulatkan mata. Otaknya berputar cepat, mencari bermacam kemungkinan yang sesuai dengan apa yang diucap Mia barusan. Tapi buntu, dia tidak bisa menebak karena terlalu banyaknya kemungkinan yang muncul. Sedangkan Mia, dia tampak tenang menggerak-gerakkan kepala dan sesekali bertingkah lucu—meski Jungkook tidak melihat.

"Bisa berikan aku clue?" Jungkook menyerah, tidak sanggup menebak-nebak terlalu lama.

"Hmm ... bagaimana, ya? Satu clue, satu juta." Mia mengangguk-angguk polos, tak peduli dengan Jungkook yang mendesah berat di tempatnya.

"Oke, deal. Aku akan transfer tujuh juta," pasrah Jungkook akhirnya.

"Fine!"—Mia mengangguk senang—"clue-nya ... pakaian."

"Pakaian?"

"He-eum."

"Pakaian ... seksi?"

"Tambah satu juta lagi kalau kau mau tahu."

"Mia ... aku suamimu, tahu."

"Lalu? Apa salah istri meminta uang pada suami?" Mia mengerjap tanpa merasa bersalah, padahal wajah Jungkook sudah terlihat sangat miris. Yah! Uangnya terkuras cukup banyak sejak BTS ada di USA, ditambah lagi sekarang. Sungguh, Jungkook pusing.

"Toh, ini untuk kesenanganmu juga." Mia mengangkat bahu, acuh pada Jungkook yang masih bergelut dengan pikirannya.

"Oke, begini,"—Jungkook menarik napas dalam-dalam—"kalau kau mau kubelikan pakaian; kaos, jaket, lingerie, atau apa pun, bilang saja langsung. Tidak perlu—"

"I want show you my talent, Honey. And I'm promise, you'll happy." Mia berkata lirih, disertai pula dengan mata yang mendadak sayu karena memandangi bibir suaminya yang memerah secara alami.

Di sisi lain, Jungkook mengembuskan napas. Dia memperbaiki duduk agar lebih nyaman. Kaos putihnya yang menyingkap bahu ditarik naik ke atas, menyembunyikan apa yang tadinya mengintip. Mata kelincinya balas memandang pada Mia yang berbeda dari semalam. Lebih hangat, ceria dan menggoda dalam balutan lipstik merah di bibir. Tanpa sadar, Jungkook jadi menjilat bibirnya yang terasa kering.

"Jadi ... apa kau keberatan mengirimiku uang?" Mia bertanya, memberantakkan hening yang meraja. "Kalau iya, aku tidak akan memaksa. Lagipula uangku sendiri masih ada." Enteng dia mengangkat bahu, benar-benar tak peduli dengan Jungkook yang kembali berdebat dengan dirinya sendiri.

"Oke, aku akan kirim!" putus Jungkook setelah beberapa menit berlalu. "Kuharap ini sesuai dengan yang kuharapkan."

"Sudah kubilang, aku akan membuatmu senang, Daddy."

"Daddy?" Jungkook tertawa, serba salah melihat wink yang diberikan Mia saat mengucap panggilan penuh godaan tadi; Daddy.

"Mm. You're my Daddy on the bed."

"Mia ...."

"Apa, Daddy?"

"Kau nakal."

"But you like it, right?"

"Yah! Of course. So, I'll wait your show, Baby."

"Oke, wait me." Mia mengerling, untuk yang kedua kalinya dalam tujuh menit terakhir. Jungkook tertawa pelan, mencoba menahan hasrat kotornya yang sulit dibendung. Apalagi saat Mia memanggilnya 'Daddy', oh ... dia jadi membayangkan yang iya-iya.

"Eum ... aku harus mengerjakan tugas. Jadi, kumatikan dulu, ya?" Mia membasahi bibir, lalu melirik jam di dinding yang sudah menunjuk angka sembilan.

"Fighting, Baby. Ingat, jangan terlalu kelelahan."

"Thank you."

Dan setelah melambaikan tangan, panggilan itu selesai. Menyisakan Jungkook yang menerka-nerka apa yang akan dilakukan Mia.

Tapi semoga, hal itu memang benar-benar 'menyenangkan'. Karena pikiran seseorang, siapa yang tahu?


-FIN-


**Jangan lupa tinggalkan jejak, sayang-sayangku :*

[Jungkook x Mia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang