Queen [17+]

31.8K 916 52
                                    


Ruang tengah itu lengang, menyisakan desah napas dari pria kelinci bernama Jeon Jungkook

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruang tengah itu lengang, menyisakan desah napas dari pria kelinci bernama Jeon Jungkook. Dia yang sibuk bermain game tampaknya tak menyadari kehadiran sang kekasih yang membawa laptop. Hingga gadis bermarga Min itu duduk, barulah Jungkook menoleh.

"Temani aku nonton," ucap Mia sebelum Jungkook sempat bertanya. Laptop ditaruh ke meja, sedangkan Jungkook hanya mengerjab untuk mengiyakan permintaan sang gadis.

"Film apa?" tanya Jungkook sambil menyandarkan kepala ke bahu Mia.

"Suicide Squad."

Alis Jungkook sempurna tertautkan. "Bukannya itu film tahun 2016?" Ia bertanya, disambut dengan anggukan oleh Mia.

"Aku belum menontonnya." Gadis manis itu menjawab, sekaligus menekan keyboard di laptop demi mencari film yang dimaksud.

Tawa renyah terdengar, rambut Mia yang baru di-shamphoo diacak dengan gemas oleh Jungkook. "Kau ketinggalan sekali, ya." Ia berkata—juga mengejek secara tak langsung.

Mia berdecak tak peduli, ia fokus pada kumpulan film yang ada di folder. Setelah mencari-cari, akhirnya ia pun menemukannya. Tapi, Jungkook mengerutkan kening saat menyadari yang dibuka oleh Mia bukanlah film Suicide Squad seperti yang disebut di awal. Menoleh, ia pun mendapati sebuah senyum manis dari gadis bersurai lurus tersebut.

"Kupikir, agak berbahaya jika menonton Suicide Squad hanya berdua denganmu." Gadis ini mengangkat bahu, lalu menekan space di keyboard agar film bisa dimulai.

"Kau bohong padaku, huh?" Jungkook memandang gadisnya dengan tatapan horror.

"Sedikit ... mungkin!" Mia tertawa kecil, lalu fokus memandang monitor yang menampilkan gambar bergerak.

"Ah! Sunhee Eonni bilang, kita seperti pasangan Harley dan Joker." Mia berceloteh saat Jungkook mulai fokus pada film di hadapannya.

Pria Jeon ini menoleh. "Mirip dari mana?"

"Dari gilanya."

"Hah?"

"Kata Sunhee Eonni, kita sama-sama gila seperti mereka—Harley dan Joker."

Jungkook menatap Mia yang memasang tampang menggemaskan—seolah dia adalah anak kecil yang tak berdosa. Namun tak lama kemudian, pipi gadis itu sudah jadi sasaran cubit si pria kelinci. Mia mengerang kesakitan, tapi cubitan itu tak kunjung dilepas.

"Tingkahmu memang seperti Harley Quinn. Tapi, tentunya kau bukan dia. Because you're queen in my heart."

Santai saja Jungkook mengatakan kalimat yang membuat pipi Mia—yang memang sudah merah karena cubitan—semakin bertambah merah karena rasa hangat yang menjalar. Pria brengsek itu sangat tahu bagaimana cara membuat para gadis tersipu malu. Padahal dia mengatakannya secara asal, tapi ... ya sudahlah. Mungkin dia sudah tertular keahlian Mia untuk menggoda hanya menggunakan kata-kata.

"Bodoh!"

Tepat setelah kalimat itu diucapkan, Mia berpindah duduk ke paha Jungkook. Manik cokelat gadis bermarga Min ini menatap lekat ke dalam hazel gelap yang dimiliki sang kekasih. Jungkook terdiam saat gadisnya mulai memiringkan kepala. Namun bisa terlihat jelas bahwa ia menelan ludah saat bibir itu tak kunjung menyentuhnya.

"Mia ...."

Jungkook mendesis kesal saat Mia hanya mengecup bagian rahang. Darahnya berdesir panas saat jemari gadis ini meremas pelan bahunya yang bidang. Napasnya tertahan saat bibir yang diimpikan hanya bergerak di sekitaran rahang dan pipi, padahal ia menginginkan sebuah lumatan memabukkan.

"Shh ...."

Pria ini mendesis sambil memejamkan mata saat Mia menurunkan tangan dan membelai dada bidangnya yang tertutup pakaian. Ia bisa merasakan bagaimana pusat tubuhnya mulai menegang dan menginginkan hal lebih. Sialan memang, tapi itulah Mia. Gadis nakal yang seluruh kenakalannya tergantung pada mood.

"I wanna listen your moan, Babe."

Gadis itu berbisik, sekaligus mengecup telinga yang jadi titik sensitif bagi Jungkook. Membuat pria ini makin gelisah karena rasa yang bercampur aduk. Ia melenguh, sekaligus mendongak saat sebelah tangan Mia menelusup masuk ke balik pakaian dan mengusap kulitnya secara leluasa. Miliknya yang masih terhalang celana terasa sakit, meminta untuk segera dibebaskan. Ia tersiksa karena rasa nikmat yang tertahan--dan Mia menyukai itu.

"Kau tampan, Bunny." Sebuah pujian terlontar, membuat Jungkook membuka mata dengan napas yang memburu. Keringat membasahi kening, sebuah pertanda bahwa pria ini cukup tersiksa dengan keadaannya yang cukup menyedihkan.

"So sexy ...."

Mata cokelat itu meredup saat bibir mereka bertaut satu sama lain. Lumatan yang sejak tadi diharap oleh Jungkook, sekarang telah jadi kenyataan. Ia mengerang pendek di sela ciuman saat merasa sabuk celananya dibuka. Ia tersandar, membiarkan gadis yang sekarang mengalihkan ciuman ke leher berlaku sesuka hati di tubuhnya.

Rasa panas menyebar, memberi sensasi yang cukup menyenangkan untuk malam yang dingin. Ruangan yang awalnya sepi, sekarang telah terpenuhi oleh suara erotis yang Jungkook perdengarkan. Pria ini mendesah pasrah saat area pribadinya disentuh dengan lembut. Ia siap dibuat melayang.

"Emhh ...."

Desah pertama dari Jungkook saat adik kecilnya diberi kehangatan yang membuai seluruh angan. Tubuh pria ini menegang, begitu pula dengan bibirnya yang tak henti mendesahkan kenikmatan. Ia terdongak, membiarkan Mia bermain sesuka hati.

Desahan demi desahan memenuhi ruangan. Jungkook basah oleh keringat, namun ia menyukai setiap detik yang berjalan. Di bawah, Mia terlalu sibuk memuaskan calon suaminya ini. Sesekali ia melirik, menatap wajah tampan sang kekasih yang dipenuhi gairah.

"Mi—ahh ...."

Jungkook mendesah tertahan saat klimaks. Ia terdongak dengan bibir yang penuh desahan. Angannya melambung, begitu pula dengan tubuhnya yang terasa ringan. Pikirannya kosong, hanya terisi dengan berjuta kenikmatan yang tak bisa disebutkan dengan kata-kata. Ia tak peduli pada gadisnya yang tersedak di bawah sana, karena yang terpenting adalah detik-detik yang segera berlalu ini.

"Ahh ...."

Dia mendesah untuk yang terakhir kali sebelum akhirnya tersandar dengan lemas. Tapi, ia masih sempat menelan ludah dan berpikir untuk meminta lagi. Hanya sekali rasanya tak cukup. Namun, semua khayalan terhilangkan saat Mia duduk di sampingnya.

"Bagaimana? Nikmat, tidak?" tanya Mia sambil tersenyum miring penuh kemenangan, membuat Jungkook mendesis sebal.

"Sejak kapan kau jadi semakin nakal, huh?" gumamnya dengan napas yang masih terengah.

Mia mengangkat bahu. Baru menarik tengkuk Jungkook dan langsung menelusupkan lidah ke mulut pria kelinci tersebut, mengajak untuk merasakan cita rasa yang tadi didapat dari sang kekasih. Jungkook mendengus, mau tak mau harus melayani ciuman gadisnya yang terasa berbeda dari biasa. Tapi ini menyenangkan, karena ia seolah mendapat sisi lain dari Mia. Sisi yang agresif, jauh di atas biasanya.

"I'm your queen, and always be yours."


-FIN-


**Diharap jangan lupa ninggalin jejak :3 Ada kritik dan saran, jangan dipendam ^_^ Dan dimohon supaya yang ada di fanfic ini jangan ditiru 😅😅 Thank you 💕💕

[Jungkook x Mia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang