Yes or No?

6.8K 457 10
                                    


Ini hari Sabtu, weekend bagi sebagian banyak orang. Tapi, tidak bagi Mia. Gadis Min harus rela menghabiskan waktunya di kampus tercinta, berkutat dengan pelajaran, diskusi, makalah, pengajaran, dan hal lain—yang terkadang membuat kantuk. Baiknya, hari ini diskusi mereka sedikit lebih cepat selesai, mengartikan bahwa akan cepat pulang. Setidaknya, ini kebahagian kecil yang membuat tersenyum di antara lelah.

Baru saja hendak melangkah keluar kampus, sebuah lambaian tangan dan panggilan sudah mengalihkan perhatian. Butuh beberapa waktu bagi Mia untuk mengenali pria bermasker, bertopi dan berkacamata tersebut. Hingga akhirnya dia tersenyum lebar dan mempercepat langkah. Jungkook datang menjemput, begitulah.

"Bunny!"

Mia bersorak, langsung menggandeng lengan yang selama ini memberinya pelukan. Dia tertawa riang saat Jungkook mengacak gemas rambutnya yang terikat tinggi. Eyes smile pria itu mengintip di balik kacamata bulat yang dikenakan, sangat menggoda untuk dicium. Beberapa orang memandang, tapi mereka tak peduli.

"Mau jalan-jalan?" tawar Jungkook kemudian, tapi kemudian menoleh saat ada yang berdehem di samping mereka.

"Kau jahat! Langsung meninggalkanku!"

Mia meringis saat Shin Ya mencubitnya sambil melayangkan sebuah komentar pedas. Tapi, memang dasarnya Mia gadis yang emm ... sedikit nakal, dia hanya terkekeh dan memberi love-sign dan kerlingan genit.

"Eonni pulang duluan saja, tukang ojekku sudah menjemput." Mia berkata dengan senyum manis, tak peduli dengan Jungkook yang sinis meliriknya.

Shin Ya mengangguk-angguk paham dan langsung meninggalkan Jungkook serta Mia setelah membicarakan beberapa hal. Mia melambaikan tangan, juga memberi senyum pada sang kakak angkat yang duduk di bus.

"Tukang ojek, ya?" Jungkook berbisik, sekaligus mencubit pelan pinggang Mia hingga membuatnya meringis.

"Sakit, kelinci bodoh! Sudah cukup badanku membiru karena cubitan Shin Ya Eonni, jangan kau tambah!" protes Mia sambil menatap galak pada Jungkook yang memasang wajah polos tanpa dosa.

"Jung—"

"Mau jalan-jalan, tidak?" Jungkook mengulang pertanyaan yang jawabannya tertunda.

"Jalan-jalan ke mana?" Mia balas bertanya, sekaligus menggandeng lengan Jungkook dan mulai berjalan di sisi pria kelinci tersebut. Jalanan dengan pepohonan di setiap sisinya ini cukup sepi. Hari yang mulai gelap jadi penyebab, juga orang-orang lebih banyak memakai kendaraan pribadi untuk mengejar waktu.

"Ke tempat yang tak banyak orang." Jungkook menjawab, singkat dan padat.

"Kenapa ke sana?"

"Agar aku leluasa berbuat mesum denganmu."

Rona merah memenuhi wajah Mia. Kenapa jawaban Jungkook tak pernah jauh dari kata 'mesum', huh?

"Jadi, mau atau tidak?" tawar Jungkook sekali lagi. "Atau, kita langsung pulang dan melakukannya di kamar?"

"Tawaran nomor dua menggoda juga,"—Mia mengangguk-angguk—"tapi, aku mau kau menciumku sekarang, baru kita pulang." Ia meminta, lengkap dengan tatapan nakal yang membuat Jungkook mendesis gemas dan langsung mengangkatnya.

"Kau semakin nakal, tahu." Jungkook berkomentar.

Mia tertawa dan berkata, "Jadi, mau menciumku atau tidak?" Sembari melingkarkan tangan ke leher Jungkook.

"As you wish, Babe."

-

-

-

Dan inilah yang terjadi sekarang. Baru sampai di rumah, dua orang ini sudah terlibat dalam ciuman panas yang membuat napas tersengal, seolah ciuman di jalan tadi tak memuaskan mereka. Tergesa, Jungkook mendorong pintu kamar dan mendudukan diri ke kursi belajar untuk memangku gadis yang selama ini ia rindukan. Mia tak menolak, tetap mengalungkan tangan dan membalas ciuman dari sang kekasih.

Matahari tumbang sepenuhnya di kaki langit sebelah barat. Kegelapan mulai menyelimuti, begitu pula dengan angin yang berembus melalui jendela. Namun, hawa ruangan tetap terasa panas, apalagi saat Jungkook memindahkan ciumannya ke leher, merasai bagaimana halusnya kulit sang gadis yang sudah lama tak ia sentuh. Mia menyerah, hanya mampu membalas sedikit demi sedikit. Sentuhan total yang Jungkook berikan terlalu panas, dan ia tak mampu keluar dari lingkaran yang terlanjur melebar. Beberapa kali ia mendesah, memancing hasrat sang pria hingga semakin menggebu. Cengkramannya menguat, tak kuasa menahan betapa manisnya dosa yang tengah dilakukan.

"Ingin melanjutkan ke ranjang?" Jungkook berbisik, sedikit menggigit telinga Mia hingga membuat gadis ini mengerang untuk yang ke sekian kali.

"Mau, tidak?" desak Jungkook lagi, tak sabar ingin mewujudkan keinginannya yang terlalu kotor.

Mia mengangguk, ia pasrah. Jungkook segera berdiri, membawa sang kekasih dan merebahkannya ke tempat tidur. Mia melenguh pelan, menutup mata dan membiarkan Jungkook menciumi wajah dan lehernya yang terekspos. Tangan pria itu tak tinggal diam, merasuk ke balik pakaian dan menjelajah ke sana kemari. Membuat sang pemilik tubuh semakin gila dibuatnya.

"Kookie ...." Mia terengah, sekaligus mencengkeram erat punggung sang pria yang menyentuhnya terlalu jauh. Ia hendak menolak, tapi tubuhnya terlalu kurang ajar hingga menolak perintah dari otak.

"Kookie ...."

Seolah mengerti dengan maksud sang kekasih, Jungkook menghentikan seluruh sentuhan. Gantinya, dia menatap wajah cantik dengan mata cokelat yang mulai terbuka. Bulir keringat yang membasahi pelipis dihapus dengan hati-hati, berlanjut dengan kening yang dicium dengan sayang.

"Tenang saja, aku tak berniat menyentuhmu lebih jauh." Jungkook berkata, penuh perhatian dan kelembutan. "Tapi, ada yang harus kau lakukan," lanjutnya sambil tersenyum.

Mia diam, hanya menatap dengan tatapan bertanya. Jungkook bangkit, tapi tak berdiri. Hanya melepas kaos yang dipakai dan melemparnya sembarangan. Ia berguling ke samping, lalu balas memandang pada gadisnya yang mulai memucat.

"I need your hand, Baby." Ia tersenyum tanpa dosa, namun membuat Mia meneguk ludah.

"Jung ...."

"Atau blow, itu bagus juga."

"Tapi—"

"Aku hanya perlu satu jawaban, yes or no."

Fine! Jika sudah begini, apa lagi yang bisa dijadikan alasan untuk menolak? Tidak ada sepertinya. Jadi ... yah, terima saja. Hitung-hitung balasan karena semalam sudah mempermainkan fantasy Jungkook yang indah. Benar, 'kan?


-FIN-


**Selanjutnya di fantasy masing-masing :D

[Jungkook x Mia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang