Matahari sudah sepenuhnya menghilang sejak lima belas menit lalu. Tapi, tidak dengan kegundahan wanita berusia delapan belas tahun yang sibuk berbolak-balik di sekitar ruang tengah rumahnya. Beberapa kali dia mengecek ponsel, memastikan jam, juga chat dari suami tercinta. Namun, tanda-tanda kehidupan pria bernama Jeon Jungkook tak kunjung terlihat. Apakah pria itu mematikan ponsel? Chat-nya hanya dibaca, lalu diabaikan tanpa balasan meski hanya sekata.
"Kau lupa istri atau bagaimana, sih?" Mia bergumam, terduduk lesu di kursi yang selalu jadi saksi kemesraannya bersama Jungkook. "Selalu terlambat," lanjutnya dengan intonasi rendah. Wajah cantiknya kusut, mood-nya turun drastis.
Bukan hanya sekali Jungkook begini, tapi disetiap kali pria itu meminta izin untuk pergi ke dorm atau latihan. Terlambat lima belas menit, setengah jam, satu jam, dan pernah sampai Mia tertidur di ruang tengah karena terlalu lelah menunggu. Awalnya, wanita Jeon itu bisa memahami. Tapi jika diteruskan, memangnya siapa yang tahan?
"Ck! Terserahmu saja, Jeon!"
Mia beranjak berdiri. Ponsel ditinggalkan begitu saja di meja, sedangkan dirinya menuju kamar. Dia ingin tidur, kepalanya pusing memikirkan Jungkook yang tak jelas akan datang jam berapa. Tentang makan malam? Oh, dia tak berminat sama sekali.
Sebelum merebahkan diri, lebih dulu dinyalakannya musik dari speaker mini milik Jungkook. Lagu Deep End yang dinyanyikan oleh Jannine Weigel mengisi ruang sunyi. Mia menarik selimut, segera berniat untuk tenggelam di alam mimpi.
***
Jungkook berlari dengan tergopoh. Dia terlambat—lagi. Napasnya turun naik hingga sampai di depan rumah berpintu kayu. Dan ... sial! Pintunya terkunci. Terburu dirogohnya saku untuk mencari kunci cadangan.
"Mia? Aku pulang." Suara beratnya menggema di ruang serba putih saat pintu baru terbuka. "Mia?" panggilnya lagi setelah mengunci pintu dari dalam.
Sunyi.
Tak ada suara televisi.
Rumahnya sangat lengang.
Di mana Mia?
"Mia?"
Langsung, Jungkook menarik napas saat kakinya hendak memasuki kamar yang tak tertutup. Wanitanya sudah terlelap di tempat tidur yang hangat. Jam berdetik, menunjuk angka sembilan.
Tak tega untuk membangunkan, Jungkook pun berjalan dengan pelan saat menuju tempat Mia berada. Napasnya tertahan sejenak saat memandang paras damai sang istri. Ada perasaan bersalah menelusup di relung perasaan. Dia berjanji pulang jam enam, tapi lihat? Dia terlambat hingga tiga jam, dikarenakan latihan yang dilakukan untuk persiapan comeback nanti.
"Maaf, aku terlambat lagi." Jungkook berkata pelan. Dikecupnya sayang kening wanita yang memejamkan mata. Begitu pelan, seolah tak ingin sang wanita terganggu.
Menarik napas, Jungkook pun menoleh ke kiri. Tepatnya ke kamar mandi. Badannya lengket oleh keringat, dia perlu mandi. Sekali lagi, dipandangnya sang istri yang masih terlelap dalam damai. Diusapnya pelan pipi wanita tersebut, baru dia beranjak pergi.
***
Menit berlalu begitu banyak saat Jungkook keluar dengan wajah yang lebih segar. Harum sabun menguar dari tubuhnya yang terbalut bathrobe putih. Tapi, wanitanya tetap tak ada tanda-tanda akan bangun. Mia tertidur begitu nyenyak—mungkin karena terlalu sesak ditinggal oleh Jungkook.
Tanpa menimbulkan banyak gerakan, Jungkook menyusul untuk merebahkan diri di samping sang istri. Hati-hati, dijauhkannya guling yang dipeluk oleh Mia. Sekarang, sudah ada dirinya untuk dipeluk. Bibirnya tersenyum, senang dengan kenyataan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Jungkook x Mia]
RomanceCuma imajinasiku tentang JK :) Happy reading and enjoy~ 😊❤ High rank : #1 in roman [260417] Note! Buat chapter-chapter awal, bahasanya masih alay 😅 Tapi semakin ke bawah semakin baik. Jadi, semoga gak langsung nekan tombol back waktu baca bagian...