Ice Cream

9.6K 591 13
                                    

By : Mia


Sesudah baca, jangan lupa tinggalkan jejak ya ;) Happy reading <3


-oOo-


-Jungkook POV-


Kutahan napas saat membaca fanfiction Mia yang baru di-posting. Pendek memang, tapi ini sialan. Dia berniat membuatku mengulang kejadian itu atau bagaimana? Ash! Gadis nakal!

Aku meliriknya yang tengah fokus memandang layar laptop sambil bersandar. Apa lagi yang dikerjakannya? Membuat fanfic NC? Menonton video hot moment-ku, atau yang lain?

"Kookie...."

Tepat!

Dia lebih dulu bicara sebelum aku bertanya. Aku bangkit dari posisi berbaring, lalu memandang wajah manisnya dengan tatapan bertanya.

"Ice cream," rengeknya sambil menunjukkan foto ice cream berbagai rasa di layar laptop.

Aku mengusap tengkuk, "Kenapa dengan ice cream?" tanyaku kebingungan.

"Aku lapar."

"Ambil saja di kulkas, persediaanku ma—"

"Sudah kuhabiskan tadi malam," potongnya dengan wajah memelas.

Aku kehabisan kata-kata. Baru kuingat, tengah malam tadi memang ada yang membuka kulkas. Tapi tak kusangka, dia akan menghabiskan seluruh persediaan. Jika sudah begini, aku hanya bisa berharap Noona-Noona baik hati akan bersedia membelikanku ice cream. Hhh... sepertinya aku harus mulai memikirkan rayuan terbaik.

"Kookie...."

Panggilan manja terdengar, aku mengembuskan napas. Sebenarnya kau ini apa, Mia? Terkadang sadis seperti psikopat, tapi terkadang juga sangat manis. Membuat perasaanku terus bercampur aduk tak terkendali.

"Ayo, ke toko ice cream," ajakku sambil tersenyum dan mengusap rambutnya.

Alisnya bertaut, "Aku tak punya uang."

"Lalu, apa tujuanmu merengek seperti tadi? Bukankah supaya aku membelikanmu, huh?" Kucubit hidungnya karena gemas.

Dia tercengir, "Maaf," ucapnya sambil tersenyum polos seperti anak kecil.

Aku tertawa, "Sudahlah, ayo bersiap-siap. Sunhee Noona baru memberiku uang."

"Sunhee Eonni? Kau merayunya lagi?" Dia mematikan laptop, lalu menaruh ke nakas.

"Menurutmu bagaimana?" tanyaku balik sambil mengangkat bahu.

Dia mendesis, "Kelinci nakal!" Jarinya menyentil keningku pelan.

"Tapi kau suka kelinci nakal ini, 'kan?" godaku sambil mengusap bekas sentilannya.

"Yup! I like naughty bunny," jawabnya.

Aku tertawa, "Kau ingin ice cream rasa apa?"

"Cokelat, apa lagi? Pasti enak jika dicampur dengan vanilla, ditambah lagi dengan oreo dan susu, lalu... ah! Aku lapar," keluhnya sambil memegang perut.

Kembali tawaku terdengar, "Jika kau lapar, jangan bayangkan ice cream. Itu hanya akan membuatmu semakin lapar," ucapku sambil memasang sepatu.

"Mau bagaimana lagi? Foto-foto tadi sangat menggoda," sahutnya dengan wajah lucu.

"Kalau begitu, jangan dilihat lagi." Enteng, aku menjawab.

"Kookie!"

"Bercanda, ayo berangkat." Kurangkul bahunya sambil berjalan ke luar kamar.

Tak perlu izin, karena ayah dan ibu tak pernah khawatir jika aku bersama Mia. Lagipula yang penting sekarang adalah, secepatnya sampai ke toko ice cream.

Tidak sampai sepuluh menit, kami telah sampai di toko yang dituju. Aku menuntunnya menuju meja yang di dekat jendela. Tak terlalu banyak orang, tapi cukup ramai dengan celoteh mereka. Pelayan datang menanyakan pesanan, kami menyebut yang diinginkan secara bergantian.

Perlahan, Mia mulai merebahkan kepala ke meja dengan berbantal tangan. Berulang kali gadis ini mengetukkan jari, kebiasaannya jika menunggu pesanan.

Dia bangun, "Jung," panggilnya kemudian.

Aku mengangkat alis, bertanya 'kenapa'.

"Thank you so much, my bunny."

Senyumku muncul. Kukira dia ingin berbicara apa, ternyata mengucap terima kasih. Kuacak pelan rambutnya yang tertutup bandana yang dipakai. Dia manis kali ini, walau dengan dandanan sederhana. Tanganku berlanjut, mencubit hidungnya.

"Welcome." Singkat, aku menjawab.

Pesanan datang, Mia menyambut gembira ice cream cokelatnya. Aku tertawa, dia kekanakan jika sudah berhubungan dengan makanan.

"Kookie," panggilnya di sela menyuap.

Aku bergumam untuk menjawab panggilannya.

"Tahu tidak, bibirmu manis. Sama seperti ice cream ini, lembut tapi menggoda."

Aku terbatuk, kaget dengan ucapannya barusan. Mia tertawa, menyerahkan tissue yang kugunakan untuk mengusap bibir. Aku menatapnya yang tersenyum-senyum misterius. Sungguh! Aku tak bisa menebak apa yang ada di pikirannya.

"Jika sudah sampai di rumah, jangan larang aku untuk menciummu. Oke, bunny?" kerlingnya nakal, lalu menyuap ice cream dengan santai.

Tinggal aku yang tertegun tak mengerti. Ini tawaran menarik, tapi juga membuat bingung. Tidak biasanya dia menawarkan hal manis seperti ini. Dia tak memiliki rencana apapun di balik ucapannya kali ini, 'kan? Melukaiku contohnya. Atau yang lebih parah, menjadikanku campuran ice cream. Ow! Itu menakutkan.

"Tenang saja, aku tak berniat jahat. Kalaupun ada rencana, paling hanya mengoleskan ice cream ke bibirmu agar semakin manis. You know, bunny? Ice cream kiss." Senyum polosnya muncul, membuatku mengusap tengkuk.

Dia manis, tak bisa ditebak. Tapi selalu membuat jantungku berdebar dan meningkatkan rasa sayangku terhadapnya. Aah... Mia, bocah menyebalkan. Tapi aku menyayangimu. Kutunggu ice cream kiss yang kau janjikan di rumah, sayang.

-FIN-


**Ini fanfic yang dimaksud sama Jungkook : https://www.wattpad.com/300356302-jungkook-x-mia-oh-shit

[Jungkook x Mia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang