It's Not My Fault

14.3K 938 6
                                    

By : Mia


Sesudah baca jangan lupa tinggalkan jejak, apalagi kalau ada kritik, jangan dipendam :)

Warning! Mungkin aku keliatan overprotect sama Jungkook, tapi masalahnya bukan itu, tapi karena ada sedikit masalah pribadi tentang GB satu ini :) Happy reading <3


-oOo-


-Jungkook POV-


Jam setengah sebelas, sudah waktuku untuk menjemput Mia di kampusnya. Sebenarnya bukan tanpa alasan aku pergi ke sana, tapi aku ingin memberikan penjelasan atas berita tadi malam. Apalagi kulihat Mia membuat postingan yang seolah tidak terima atas berita tersebut, aku tak ingin dia salah paham terhadapku.

Di kampus, suasana yang sepi karena semua tengah fokus pada ujian yang dihadapi membuatku bebas berjalan--biasanya selalu ada Noona-Noona yang menyapa. Aku segera menuju kelas yang kutuju dan berdiam di luar kelas.

Kupandang dirinya yang duduk di pojok kiri paling belakang, terlihat santai namun tak bisa diam. Kuyakin dirinya tak belajar tadi malam, padahal sudah kukatakan berulang-ulang agar dia belajar. Tapi yang namanya anak nakal, tak mungkin mau mengikuti saran orang lain jika hanya disuruh satu kali.

Tanpa sadar aku terkekeh geli melihat berbagai ekspresi yang dibuatnya di sana. Mungkin dia bosan menunggu jawaban yang akan diberikan oleh temannya, tapi tak lama kemudian dia tampak menuliskan sesuatu.

Saat mengangkat kepala, tak sengaja matanya tertuju padaku. Aku mencoba tersenyum manis dan mengangkat tangan untuk memberinya semangat, tapi yang kulihat justru tatapan sinis dan palingan wajahnya. Aaah... Sepertinya dia benar-benar marah terhadapku. Padahal saat bersama gadis lain, dia tak sedikitpun marah padaku. Tapi kenapa saat bersama... Ah! Sudahlah. Toh, nanti aku akan mendapat jawabannya.

Sekitar sepuluh menit kemudian, aku masih setia menunggunya di luar kelas--ditemani dengan dosen yang bertanya banyak hal padaku--akhirnya jam ujianpun selesai. Dengan tak sabar aku menunggunya keluar dari ruangan.

"Mia, ada yang-"

"Eonni, hari ini aku ke rumah Eonni. Bolehkan?" Tanyanya pada Shin Ya Noona tanpa memperdulikanku.

"Mia, tolong dengarkan!" Aku memegang tangannya, untung sudah tak banyak orang yang ada di sini.

Dia melepas tanganku dengan perlahan, "Aku sedang tak ingin bertengkar, Jung." Ucapnya pelan.

"Tapi-"

"SUGA OPPA!!"

Dia berteriak saat melihat Suga Hyung bersama Jimin yang berjalan di lapangan--mereka mendapat jadwal yang sama. Dan tanpa memperdulikanku dan Shin Ya Noona, dia langsung berlari turun.

"Mia! Tunggu!"

Mau tak mau, aku dan Shin Ya Noona menyusulnya turun ke bawah. Dia yang langsung menggandeng lengan Suga Hyung benar-benar membuat emosiku naik. Semarah itukah dia denganku hingga dengan mudahnya menggandeng orang lain yang jelas-jelas berharap lebih padanya?

"Oppa, hari ini aku ikut Oppa. Bolehkan?" Tanyanya dengan pandangan memohon pada Suga Hyung.

"Aku bersama Jimin." Jawaban singkat diberikan oleh Suga Hyung, tapi membuatku bersyukur.

"Aku pulang sendiri saja, Hyung pulang dengan Mia."

Yak! Park Jimin bantet! Sepertinya kau ingin mencari masalah denganku! Tatapan tajam kuberikan padanya yang tercengar-cengir dan langsung meninggalkan kami berempat--lihat saja nanti jika aku bertemu denganmu!

"Oppa, ayo pulang." Ajak Mia, tetap menggandeng Suga Hyung.

"Mia, aku ingin berbicara denganmu."

"Aku tak ingin berbicara denganmu." Dia mundur ke belakang dan sedikit menyembunyikan wajahnya ke balik punggung Suga Hyung, apakah dia takut padaku?

"Oppa, kumohon... Aku ingin pulang sekarang."

Oh! Bahkan sekarang dia memohon dengan raut wajah yang ingin menangis. Apakah aku telah berubah menjadi monster menyeramkan di matanya hingga ia harus ketakutan seperti itu?

"Mia! Aku benar-benar-"

"Jung, sudahlah. Mia sedang tak ingin berbicara padamu, jangan dipaksa."

Aku tercekat saat Suga Hyung memotong ucapanku dengan tegas. Dan bersamaan dengan itu, ia melepaskan lengannya yang digandeng oleh Mia. Menepuk bahu gadis bermata coklat itu dan segera merangkulnya sambil meninggalkanku dan Shin Ya Noona.

"Ini bukan salahku! Kenapa kau harus marah denganku? Tolong, jangan jadi kekanakan, Mia."

Dua orang yang berjalan di depanku tak merespon, tapi bisa kulihat dari sini Mia yang memegang erat baju Suga Hyung dan menyurukkan kepalanya ke bahu pria tersebut. Aku mengacak rambut dengan marah, apa yang harus kulakukan?

"Jung, bersabarlah."

Kulihat Shin Ya Noona yang menepuk bahuku, "Noona, bagaimana mungkin aku bisa bersabar? Ini bukan salahku, tapi kenapa Mia sepertinya sangat menyalahkanku?" Aduku padanya.

"Mia tak marah padamu. Dia marah pada pembuat berita dengan bukti tak jelas seperti itu, dan dia juga hanya sedikit tak suka pada gadis yang kali ini digosipkan padamu. Dia sudah menceritakan semuanya padaku."

Aku diam, Shin Ya Noona adalah Kakak kesayangan Mia. Semua hal pasti diceritakan secara jujur oleh gadis bermata sipit ini pada Noona di sampingku.

"Satu lagi, Mia tidak kekanakan, hanya saja beberapa hari ini dia tak bisa mengendalikan emosinya. Mungkin kau tak tahu, tapi dia terus menangis karena masalahnya setiap sudah berpisah dariku. Dan cara yang kulakukan untuk membuatnya tenang hanyalah terus membuatnya berada di dekatku, karena hanya saat itulah dia bisa tertawa tanpa beban. Jadi kumohon, pahami Mia untuk sekali ini saja. Lagipula baru kali ini dia sedikit mengekangmu, bukan?"

Aku tak menjawab, hanya diam.

"Jadi untuk sementara, tolong bersabarlah. Akupun akan mencoba untuk membujuk Mia agar mau berbicara padamu. Tapi yah... Begitulah. Mungkin beberapa hari ini kau harus tahan melihat Mia menempel pada Suga Oppa." Ungkapnya kemudian.

"Itu yang membuatku tak tahan!"

Shin Ya Noona hanya tersenyum sambil menepuk bahuku, "Anggap saja ini hal yang akan membuat hubungan kalian makin erat. Tapi itu hanya akan terjadi jika kau bisa mengerti Mia untuk saat ini."

Kuhembuskan nafas panjang, "Baiklah, aku akan berusaha."

"Oke! Aku pulang duluan, kau juga segeralah pulang."

Aku mengangguk, Shin Ya Noona langsung meninggalkanku. Kudecakkan lidah, mungkin benar aku harus mengerti Mia untuk saat ini. Dia memang pribadi yang hangat, tapi jika sudah tertutup akan sangat sulit untuk membuatnya kembali hangat. Aaah... Sayang, percayalah ini bukan salahku.

-FIN-

[Jungkook x Mia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang