Mia terbangun dalam suasana tenang. Dalam artian benar-benar tenang. Tidak ada kesibukan, tidak ada keramaian, atau pun yang lain. Jungkook di sampingnya masih tertidur dengan selimut yang tersingkap hingga perut, memamerkan dada yang telanjang. Setelah 'bermain', kelinci satu ini memang tidak ingin memakai baju. Dia lebih suka membiarkan tubuh bagian atasnya polos—memudahkan untuk sang istri menyentuh, katanya.
Setelah mengambil kemeja yang tergeletak di lantai, Mia beranjak turun dari ranjang. Ia mendekat ke balkon, menatap gelombang di depan sana yang menimbulkan melodi menakjubkan. Matahari jam tiga sore terasa panas, membuatnya harus memicingkan mata yang sudah sipit.
"Mia ...."
Demi mendengar namanya dipanggil, wanita berusia delapan belas tahun itu menoleh. Menatap suaminya yang masih memejamkan mata. Jungkook mengigau.
Menarik napas, Mia pun kembali mendekat. Disentuhnya wajah yang tampak damai dalam lelap. Begitu tampan dan menggemaskan dalam satu waktu. Pandangannya beralih, menatap ruam keunguan yang terdapat di bahu dan juga dada Jungkook. Itu hasil pekerjaannya, entah yang tadi pagi atau semalam. Pekerjaan yang membuat suaminya mendesah lebih panas.
"Hei, wake up, Bunny." Mia menepuk pelan pipi Jungkook, memancing gumam rendah dari sang pria. "Wake up! Sudah jam tiga sore." Lagi, Mia menepuk pipi suaminya.
Malas-malasan, Jungkook membuka mata kelincinya yang segera mengerjap lucu. Ia menarik napas, sejenak merenggangkan badan yang lelah karena aktivitas yang dilakukan beberapa jam lalu. Mia mengulurkan tangan, melindungi wajah suaminya yang terkena sinar matahari.
"Kau mau lanjut tidur atau bangun?" Mia bertanya, membuat Jungkook menarik napas dalam-dalam.
"Membuatmu mendesah saja, bagaimana?" Pria kelinci itu menarik pinggang istrinya. Sebuah kecupan mendarat tanpa permisi, membuat Mia tertawa kecil. "Tanganmu jangan nakal di perutku," tegur Jungkook kemudian.
"Aku hanya menaruhnya di sana. Dasar mesum!" Mia memukul perut ber-ABS Jungkook. Membuatnya terbatuk dan segera bangun dengan wajah kesal.
"Kenapa kau jahat, huh?" keluh pria Jeon tersebut sambil memegangi perut.
"Karena kau mesum!" Mia berdiri, mengambil bathrobe putih yang tersedia. Badannya gerah karena keringat yang lengket. Air dingin sangat diperlukan untuk sekarang.
Jungkook tersenyum nakal. "Perlu kubantu mandi?" tawarnya sambil menaik turunkan alis.
"In your dream, Honey."
Tak ada lagi jawaban saat Mia masuk ke kamar mandi. Hanya senyum tipis yang terpasang di wajah Jungkook. Dia senang. Selalu senang jika sudah berhasil menggoda istrinya.
***
Dua jam berlalu tanpa dirasa. Matahari mulai redup, menyisakan warna oranye yang terpantul lautan. Dedaunan dari pohon kelapa yang sengaja di tanam melambai pelan. Deru ombak berpadu sempurna dengan desau angin sepoi-sepoi.
Dan di sinilah Mia sekarang. Di jembatan kecil yang sepertinya khusus dibuat oleh pihak hotel agar para tamu yang menginap bisa menikmati pemandangan. Gaun selutut warna putih gading miliknya bergerak lembut, mengikut arah angin yang menyentuh. Di tangannya terpegang sebuah ponsel ber-case biru dengan hiasan bunga dan pegunungan. Dari tadi dia sibuk membaca ucapan selamat ulang tahun yang dikirimkan oleh siapapun yang mengenalnya di sosial media. Yup! Hari ini dia genap berusia delapan belas tahun (sembilan belas jika perhitungan Korea). Cukup muda untuk seukuran mahasiswi semester lima, 'kan?
Tapi, bukan itu yang jadi pikiran utama. Melainkan Jungkook yang tidak mengucapkan apapun hingga detik ini. Entah pria itu lupa, atau sengaja ingin memberi kejutan yang tak terduga. Mia tak tahu, juga tak ingin menebak, tapi ia berharap pilihan kedua lah yang benar. Jungkook tengah menyiapkan sesuatu untuknya.
"Hai, Baby!"
Mia menoleh, menatap Jungkook yang tiba-tiba muncul dengan dua tangkai es krim di tangan. Satu diberikan untuknya, satunya lagi sudah berada di mulut si kelinci. Angin laut dengan nakal menyentuh rambut Jungkook, mengacaknya hingga tak lagi rapi.
"Sunhee Eonni di mana?" Mia teringat kakak iparnya. Sejak tadi siang, dia tak melihat wanita cantik yang jadi kesayangan Yoon Gi itu.
Jungkook menunjuk ke suatu arah. Mia mengikuti, segera menemukan yang dicarinya tengah mengobrol dengan pria tampan berwajah khas penduduk setempat. Gelengan jadi respon, Sunhee sudah menemukan apa yang memang diinginkannya sejak mereka pergi ke Miami.
"Es krimmu leleh." Jungkook mengingatkan, membuat Mia segera tersadar dan buru-buru memakan es krimnya lagi.
"Ada yang mengganjal di pikiranmu?"
Mia berhenti merasai es krim. Diteguknya ludah dengan kasar, tak kuasa memandang Jungkook yang bahkan terlihat santai. Haruskah ia bertanya tentang ulang tahunnya?
"Happy birthday."
Eh?
Wanita Jeon itu mengerjap, menatap tak percaya pada suaminya yang sekarang tersenyum sedemikian menawan. Jungkook berdehem, membuang stik es krimnya sembarangan dan mendekat pada Mia. Angin yang hangat berembus pelan saat Jungkook memeluk belahan hatinya.
"Happy birthday, My Love. Wish you all the best, Baby. Everything for you." Jungkook mengecup kening sang istri dengan khidmat. Membawa kebahagiaan tersendiri di hati Mia, meski hal ini sangat-sangat-sangatlah sederhana.
"Kupikir kau lupa." Mia tertawa kecil di sela pelukan Jungkook yang erat. Tangannya sejak tadi sudah memegangi pinggang sang suami.
Sebagai jawaban, Jungkook menghadiahkan kecup sayang di pipi Mia. "Bagaimana mungkin aku lupa, huh? Aku hanya tidak sempat mengatakannya karena sibuk membuatmu mendesah di ranjang," candanya yang disambut dengan cubitan gemas dari si wanita.
Jungkook tak marah, atau pun memprotes tentang cubitan Mia yang membuatnya meringis ngilu. Dia hanya melepas pelukan mereka dan merogoh saku untuk mengeluarkan sebuah kalung. Mia tak bertanya, hanya membiarkan Jungkook memasangkan benda tersebut ke lehernya.
"Cantik." Jungkook memuji, sekaligus mengerling nakal ke istri.
"Kalungnya yang cantik atau aku yang cantik?" Mia mendongak sambil menghapuskan jaraknya dengan sang suami. Membawa kekehan senang dari Jungkook yang memang menyukai hal-hal seperti ini.
"Kalau aku jawab kalungnya?"
Mia menjilat bibirnya yang masih manis dengan es krim yang terbuang sia-sia. Dia memandang gemas pada Jungkook yang memasang wajah tak bersalah. "Tidak ada jatah untuk nanti malam," ucapnya sambil mencubit hidung si kelinci.
Tawa Jungkook terdengar, seolah tak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Mia.
"Jung."
"Hmm?"
"Kau mau membuat bayi?"
-TBC-
**HBD to me \^_^/ Jangan lupa tinggalkan jejak ;) Love you <3
KAMU SEDANG MEMBACA
[Jungkook x Mia]
RomanceCuma imajinasiku tentang JK :) Happy reading and enjoy~ 😊❤ High rank : #1 in roman [260417] Note! Buat chapter-chapter awal, bahasanya masih alay 😅 Tapi semakin ke bawah semakin baik. Jadi, semoga gak langsung nekan tombol back waktu baca bagian...