By : Mia
Sesudah baca jangan lupa tinggalin jejak ya :) Aku masih harus belajar banyak tentang penulisan, jadi kritik sangat diperlukan :) Happy reading and... Thank you so much wanna read my fanfiction <3
-oOo-
-Mia POV-
Dengan tak sabar aku mendorong pintu kamar Jungkook. Ini sudah dua hari aku tak bertemu dengannya karena kesibukanku dan kesibukannya yang terus bertabrakan. Kemarin malam--saat dia sakit--aku harus masuk kuliah, dan esok harinya dia seharian tak berada di rumah karena ada kegiatan. Padahal aku tahu dia belum benar-benar sehat, tapi dia tetap memaksakan diri. Dan baru hari ini aku bisa menemuinya, kau bayangkan saja bagaimana perasaanku!
Pintu terbuka, Jungkook yang sedang asyik dengan ponselnya memandangku. Tak lama, sebuah senyuman manis muncul menghiasi wajahnya.
"Hai, Sayang. Kau datang, apa ka-"
Kulempar tas ke arahnya--dan beruntung dia mampu menangkapnya. Dia memandangku kebingungan, aku mendekatinya dan langsung menjitak kepalanya.
"Kelinci bodoh! Kenapa kau memaksakan diri, huh? Apa kau tak memikirkanku yang tak bisa tidur karena memikirkanmu?" Aku langsung mengomel sambil memandangnya tajam.
Dia mengusap kepalanya yang kujitak, "Aku ini baru sembuh. Seharusnya kau memberikanku ciuman, bukannya pukulan."
"Tidak ada ciuman untuk kelinci nakal sepertimu!"
"Benarkah? Padahal aku sangat menantikannya setelah dua hari tak bertemu denganmu." Dia mempoutkan bibir.
Aku diam, duduk di depannya dan memandang wajahnya yang masih terlihat pucat. Dia balas memandangku dengan tatapan polos. Membuatku debaran di jantungku bermulai, dan berakhir dengan pelukan yang kuberikan padanya. Kupejamkan mata saat dia balas memeluk dan menepuk-nepuk punggungku pelan.
"Tenanglah, aku baik-baik saja. Jangan khawatir, Mia." Ucapnya sambil mengusap rambutku.
"Bagaimana mungkin aku tak khawatir? Kau sakit dan aku tak bisa merawatmu. Aku merasa menjadi kekasih yang gagal."
Dia melepaskan pelukan, "Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Tidak ada kekasih yang gagal, bukannya kita sudah saling mengerti tentang kesibukan masing-masing?" Tanyanya sambil mengusap pipiku.
"Tapi, Jung-"
"Daripada kau khawatirkan hal itu, lebih kau khawatirkan dirimu sendiri. Jangan terlalu sering tidur larut malam sepertiku, nanti kau ikut sakit. Aku tak ingin kesayanganku ini sakit." Dia tersenyum sambil mengacak rambutku.
Aku melepaskan tangannya, "Padahal sudah tahu tidak kuat bergadang, masih saja dipaksakan. Dasar kelinci nakal!""
Dia tertawa kecil, "Tapi kau pasti sangat menyukai kelinci nakal ini, bukan?" Tangannya mencubit hidungku.
"Sangat! Sangat menyukainya!" Aku menggangguk mantap.
Dia terkekeh, aku menatapnya. Dia balas menatapku, "Jadi, apakah benar-benar tak ada ciuman untuk pertemuan kali ini?" Godanya sambil mengerling.
Aku menggeleng, "Tidak!"
"Kenapa? Takut tertular?"
"Mungkin."
"Kalau begitu, aku akan menularkannya padamu."
"Ei!"
"Ayolah, give me one kiss." Mohonnya sambil memandangku lucu.
"Kubilang tidak ya tidak! Ini hukuman karena sudah berani membuatku khawatir!" Tolakku tegas.
Dia menunduk lesu, "Padahal aku sangat menginginkannya."
Tanganku mengambil ponselnya yang berada di nakas, "Untuk sementara, ponselmu kusita. Kau pakai ponselku saja." Aku menyerahkan ponselku padanya yang tampak kebingungan.
"Kenapa ponselku disita?" Tanyanya heran.
Aku mencubit pipinya gemas, "Karena aku tak mau kelinci kesayanganku kembali sakit."
"Memangnya apa hubungannya sakit dengan ponsel?"
"Aku tak ingin kau bermain game terus-terusan."
"Ta-"
"Tidak ada penolakan, Sayang."
Dia menatapku kesal. Aku tertawa kecil dan langsung mengecup bibirnya, "Tidurlah, kau harus istirahat." Perintahku sambil mengusap rambutnya.
"Kau tidur bersamaku, baru aku mau tidur."
"Peraturan dari mana itu?"
"Tidak penting itu aturan dari mana. Yang jelas kau harus menemaniku tidur untuk malam ini."
"Jika aku tidak mau?"
"Aku akan memaksa. Dan mungkin, kita tidak hanya sekedar tidur bersama. Tapi juga saling membuka pakaian dan berbagi kehanga-yak! Sakit!"
Aku kembali menjitak kepalanya, "Mesum!"
"Jadi, mau tidur bersamaku secara suka rela atau dipaksa?"
Aku menghembuskan nafas panjang, Jungkook tak pernah main-main dengan ucapannya. Segera aku naik ke tempat tidur dan menarik selimut, "Baiklah. Aku tidur denganmu, tapi jangan lakukan hal macam-macam!" Ancamku.
Dia terkekeh, "Tidak akan. Dan kalaupun aku ingin melakukannya, kau akan kubangunkan."
"JEON JUNGKOOK!"
"Ini hukuman karena tak memberikan ciuman selama dua hari, Sayang. Jadi terima saja nasibmu malam ini di tanganku."
OH MY GOD!
-FIN-
KAMU SEDANG MEMBACA
[Jungkook x Mia]
RomanceCuma imajinasiku tentang JK :) Happy reading and enjoy~ 😊❤ High rank : #1 in roman [260417] Note! Buat chapter-chapter awal, bahasanya masih alay 😅 Tapi semakin ke bawah semakin baik. Jadi, semoga gak langsung nekan tombol back waktu baca bagian...