Lagu The Feeling yang dibawakan oleh Justin Bieber dan Halsey mengalun lembut mengisi keheningan ruang yang berisikan dua orang berbeda kegiatan. Apabila sang lelaki masih sibuk menjelajajah mimpi di ranjang yang hangat, si perempuan justru tengah memasang jaket tebal. Tak terlupa, earphone juga tersangkut di leher.
Lima menit kemudian, speaker dimatikan. Mia—wanita itu—mengembuskan napas. Ia mendekat ke ranjang, menatap kelinci tanpa bulu yang tertidur dengan nyenyak. Selimut yang tertendang hingga ke ujung kaki ditarik, dipakai untuk menyelimuti tubuh yang senantiasa memeluknya saat tidur. Ditariknya napas panjang, kemudian mengusap pelan helaian rambut yang terasa begitu halus. Tak diminta, senyumnya muncul. Jungkook selalu tampan, bahkan saat tertidur seperti sekarang.
"Tidur yang nyenyak, Bunny." Ia berkata, lalu mengecup kening yang selalu tertutup poni.
Sambil memasukkan tangan ke saku jaket, Mia keluar dari kamar. Langit masih remang-remang, bersiap menyambut matahari yang akan muncul dalam setengah jam ke depan. Namun, hal tersebut tapi tak menghalangi banyak orang untuk memulai aktivitas mereka. Suara pintu besi yang dibuka, teriakan marah salah satu penjual karena ada yang mengambil dagangannya tanpa dibayar, hiruk pikuk pejalan kaki, deru mobil yang melaju di jalan raya, celoteh sepasang gadis tentang pria yang mereka suka, semuanya berbaur di pagi yang dingin.
Mia mengembuskan napas untuk ke sekian kalinya dalam tempo waktu sepuluh menit. Matanya bergerak, menatap kesibukan yang langsung menyapa. Namun hal tersebut tak berlangsung lama, karena ia segera menutup telinga dengan earphone biru yang mengalunkan lagu kesukaannya belakangan ini, Baby Don't Go oleh Kelly Clarkson. Kaki jenjangnya mulai melangkah, menjauhi hotel yang jadi tempat menginap.
Hawa dingin mulai terusir sedikit demi sedikit saat matahari mulai menampakkan diri dengan malu-malu di ujung timur. Cicit burung dan kepakannya mulai terdengar, begitu pula dengan kesibukan dan celoteh yang semakin bertambah. Mia mendudukkan diri di sebuah kursi taman. Ada rasa lelah di kaki yang jarang dipakai berolahraga. Ia mendesis. Memperbaiki posisi duduk agar lebih nyaman saat memandang lalu lalang di jalanan.
Tep!
Sedikit wanita ini terlonjak saat ada kaleng hangat yang menempel di pipinya. Secepatnya ia mendongak, menatap seorang pemuda yang tersenyum sedemikian manis.
"Perlu teman, Miss?"
Mia tertawa kecil. "I'm not single again, okay?" jawabnya sambil menerima kopi hangat yang diberikan.
"Jadi, kau ke Jepang dalam rangka apa?" Pria berwajah kebaratan itu duduk di samping Mia. Membuka kaleng kopi dan segera menenggak isinya. "Honeymoon?" lanjutnya kemudian sambil menatap ke jalanan.
Mia tertawa renyah. "I don't know. Kau sendiri dalam rangka apa?" jawabnya sambil tertunduk. Berusaha membuka penutup kaleng yang terasa licin. Si pria yang peka, segera mengambil dan membukakan untuknya. Mia tersenyum simpul dan mengucap 'thank you'.
"Liburan, bersama Sara. Daddy miss you," kata si pria sambil melirik pada wanita di sebelah.
"I miss him too." Mia menjawab, pelan.
"Kapan ke California? Dia ingin bertemu suamimu. Ingin tahu, sebaik dan sekuat apa pria yang berani mengambil calon menantunya."
Mia tertawa, mencipta ruang hangat di antara dingin. Kenangan satu persatu bermunculan. Saat ia berusia sepuluh tahun, lima belas tahun, dan saat-saat ia menghabiskan waktu bersama pria yang dipanggil 'Daddy', ayah angkatnya. Terhitung, sudah setahun dia tak mengunjungi. Pantas ia merasa rindu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Jungkook x Mia]
RomanceCuma imajinasiku tentang JK :) Happy reading and enjoy~ 😊❤ High rank : #1 in roman [260417] Note! Buat chapter-chapter awal, bahasanya masih alay 😅 Tapi semakin ke bawah semakin baik. Jadi, semoga gak langsung nekan tombol back waktu baca bagian...