Mia mengusak rambut basahnya dengan handuk saat dering panggilan terdengar. Dengan ketenangan yang khas, wanita Jeon itu beranjak mendekati ponsel; melihat panggilan dari suaminya. Senyum tipisnya muncul, berlanjut dengan jari yang menggeser layar untuk menerima panggilan video.
"Mm, rindu denganku?" Mia menggoda, memancing kekeh lucu dari pria di layar.
"Bukannya kau yang rindu denganku?" Jungkook—pria itu—membalas. Matanya menatap genit istri yang hanya memakai bathrobe. Ops! Jangan bayangkan apa yang ada di kepala kelinci mesum itu. "Kau terus mengirim pesan agar aku cepat pulang," lanjutnya sambil menenggak minuman kaleng.
"Hmm ... bagaimana, ya? Sebenarnya aku tidak terlalu rindu, tapi kalau kau tanya begitu, ya sudah. Kuiyakan saja."
"Aigoo ... lucunya. Apa ada hal baik yang terjadi hari ini?" Pria kelinci yang sedang berada di Taiwan itu menyipitkan mata, menyelidik tingkah istrinya yang 'agak' tidak biasa.
"Tidak ada,"—Mia menggeleng benar-benar—"semuanya buruk. Dari pagi sampai sore."
"Lalu, kenapa kau ceria?"
"Memangnya salah jika aku bertingkah ceria? Kau mau aku cemberut dan memarahimu seperti kemarin-kemarin?"
"Yah ... tidak begitu juga." Jungkook berdecak, "aku cuma heran." Dimajukannya bibir dengan lucu, sengaja bertingkah imut di depan istri.
Mia hanya memutar malas bola matanya. Ponsel ditaruh di meja belajar, bersandar pada tumpukan buku. Jarinya menekan tombol space di keyboard laptop, melanjutkan lagu Charlie Puth yang berjudul How Long. Jungkook diam, menatap istrinya yang sibuk sendiri dengan rambut dan ... bathrobe.
"Mi—Mia, kau ma-mau apa?" Jungkook tersedak, salah tingkah saat istrinya mulai membuka ikatan bathrobe putih yang dipakai. Sungguh! Dia bisa merasa wajahnya memerah saat ini.
"Aku mau merapikan bathrobe, kok." Mia berpura bodoh. Tangannya bergerak lambat merapikan bathrobe yang sempat terbuka di bagian bahu. "Memangnya kau pikir apa?"
"Ti-tidak. Aku kira kau mau—"
"Membuka seperti ini?" Mia menyentak bathrobe-nya ke belakang, memamerkan hampir setengah bagian tubuh atasnya yang tertutup tank top hitam. "Atau begini?" Dia benar-benar melepas kain lembut berwarna putih tersebut. Membiarkan sebagian besar tubuh mulusnya terekspos di depan suaminya yang hanya bisa menikmati lewat layar ponsel.
Jungkook membulatkan mata. Hendak mengomel karena tidak rela istrinya berpenampilan sedemikian menggoda saat dia sedang jauh. Lihat! Mia tampak ... argh! Jungkook rasanya akan gila melihat istrinya hanya memakai tank top dan hotpans super pendek. Haruskah dia mengomeli Sunhee? Karena itulah penampilan yang biasa dipakai oleh kakak angkatnya (dan Mia pasti sudah belajar berpakaian seperti itu dari Sunhee).
"Bagaimana? Sudah cocok untukku?" Mia tersenyum lebar. Dengan sengaja dia berputar, melihatkan lekuk tubuhnya yang jelas tercetak oleh setelan yang tak layak pakai itu—kata Yoon Gi.
"Mia ... oh! Kau sudah berubah profesi jadi penggoda, huh?" Jungkook memprotes dengan tatapan mata yang masih membulat bagai kelinci.
"Aku sudah berprofesi sebagai penggoda sejak dulu, tuh. Sejak aku masih berstatus sebagai 'kekasih' Jeon Jungkook." Wanita Jeon itu menjawab dengan juluran lidah tanda mengejek. Tampaknya dia benar-benar senang melihat suaminya salah tingkah di negara orang.
"Ck! Pakai bajumu sekarang," perintah Jungkook dengan tegas.
"Kalau aku tidak mau?"
Jungkook benar-benar frustrasi sekarang. Di balik ruangan yang ia tempati, suara Hyung dan seluruh staff terus terdengar secara bergantian. Beberapa jam lagi mereka akan melangsungkan konser. Tapi Mia ... ah, Mia! Tuhan ... tidak bisakah Engkau memberikan anugerah berupa teleportasi kepada Jungkook? Lihat, dia sangat tersiksa karena tingkah istrinya yang nakal.
"Yak, Suami. Apa kau menghukumku?" Mia mengedip genit dengan senyum yang tak berputus ada di bibir. Dan entah sejak kapan, dia sudah memakai kaos abu-abu seadanya—mungkin saat Jungkook termenung meratapi nasib tadi.
"Mm! Aku pasti akan menghukummu!" geram Jungkook dengan wajah sebal. Selalu, dia kalah jika sudah berjauhan begini. "Aku akan membuatmu memohon semalaman dan tidak mengizinkanmu kuliah esok harinya." Dia bergumam dengan tatapan mengancam.
Alih-alih ketakutan, Mia justru tertawa geli. Masih dengan tingkah menyebalkannya, dia membungkukkan badan dan menopang dagu di depan layar ponsel. Bayangkan apa yang dilihat oleh Jungkook. Argh! Jungkook tidak kuat, Tuhan.
"Areum ...."
"Bagus! Cepatlah pulang dan hukum aku." Wanita itu menantang. Mata cokelatnya tampak menggoda saat berucap, menggoyahkan dinding kemesuman di otak Jungkook. "Tapi sebelum itu ... tampaknya kau harus bermain solo, ya?" sindirnya dengan senyum licik.
"Ada Jimin Hyung atau V Hyung yang bisa memban—"
"Kubunuh kau kalau sampai melakukannya dengan mereka!"
"Hei-hei. Tenang!" Jungkook tertawa kaku, kaget juga dengan bentakan istrinya tadi. "Aku masih normal. Tenang saja," ucapnya menetralisir suasana. Bahkan hasrat kotornya pada Mia langsung menghilang entah ke mana.
"Baguslah kalau masih normal. Karena jika tidak, awas saja!" Mia mengancam. Tingkah manisnya menghilang, kabur terbawa angin ketidak sukaan. Gara-gara Jungkook sendiri, sih. Padahal jika sikapnya berlanjut, pasti pria itu bisa bermimpi indah dengan fantasy kotornya malam ini.
"Aku tidak akan pernah melakukannya dengan mereka. Aku janji. Lagipula aku masih normal." Jungkook mengangguk-angguk paham.
Di Seoul, Mia mendecih pelan. Cukup kasihan melihat suaminya seperti kelinci yang terpojok dan ketakutan. Setelah menarik napas dalam-dalam dan memandang jam, dia tersenyum lebih lembut. Tanpa godaan atau maksud tertentu seperti sebelumnya.
"Jung." Dia memanggil.
"Hmm?"
"Semoga konser kalian sukses. Cepatlah beristirahat jika sudah selesai. Aku mendukungmu," pesannya dengan tulus. Membuat Jungkook ikut-ikutan tersenyum tanpa diminta.
"Terima kasih. Tapi ... bisa kau lakukan satu hal untukku?"
"Apa?"
"Kirim video-mu yang membuka baju dan—"
"Yak ... kelinci brengsek, mesum! Pulang dulu kau ke sini, baru meminta yang macam-macam! Memangnya aku objek fantasi kotormu, huh?!"
Baru Jungkook ingin membuka mulut, panggilan sudah dimatikan secara sepihak. Benar-benar membuat geram.
"Memangnya salah kalau aku meminta itu? Kau 'kan memang objek fantasiku. Lagipula tadi kau secara suka rela berbuka-bukaan di depanku!"
Jungkook mengomel, tak peduli suaranya akan terdengar sampai di luar atau tidak. Toh, tidak penting. Karena yang penting sekarang adalah: dia harus menyiapkan penampilan untuk konser. Oke! Semangat!
-FIN-
**Jangan lupa tinggalkan jejak :*
KAMU SEDANG MEMBACA
[Jungkook x Mia]
RomanceCuma imajinasiku tentang JK :) Happy reading and enjoy~ 😊❤ High rank : #1 in roman [260417] Note! Buat chapter-chapter awal, bahasanya masih alay 😅 Tapi semakin ke bawah semakin baik. Jadi, semoga gak langsung nekan tombol back waktu baca bagian...