Hungry

9.4K 558 21
                                    

Dengan langkah hati-hati, Mia mulai memasuki rumah Jungkook. Sedikit rasa gugup muncul di hatinya, mengingat bahwa dia sudah cukup lama tak datang ke sini. Berharap saja pemilik rumah tak sedang sibuk atau apalah.

Tapi, hingga sampai ke kamar, ia masih tak menemukan sosok pria kelinci yang dicarinya. Aneh, apakah dia sedang tak ada di rumah? Tapi, jika benar begitu, kenapa pintu rumahnya tidak terkunci?

"Mencari sesuatu, Nona?"

Secepatnya Mia berbalik, menghadap ke arah Jungkook yang tersenyum penuh kemenangan di pintu kamar mandi. Sejenak, rona merah menghiasi pipi gadis bermarga Min tersebut saat memandang tampilan kekasihnya yang jauh dari kata jelek dan mendekati kata menggoda. Rambut basah, senyum nakal dan ... jangan lupakan bathrobe sialan yang tak diikat dengan kencang, membuat dada bidang itu mengintip malu-malu. Tampilan sempurna yang membuat gadis mana pun akan menyerahkan segalanya secara suka sela.

"Kau seperti pencuri, tahu." Jungkook tertawa kecil, membiarkan gadisnya menunjukkan wajah bertekuk yang lucu. "Atau jangan-jangan, kau memang ingin mencuri, hmm?" lanjutnya sambil bersandar di tempat tidur.

"Tahu dari mana aku ingin mencuri?" Mia melangkah, mendekati kelincinya yang nakal.

"Woah ... benarkah? Apa yang ingin kau curi?" tanya Jungkook sambil menatap gadis yang duduk di pahanya tersebut.

"Hati Jeon Jungkook, disimpan di mana? Aku ingin mengambilnya." Mia menjawab, membuat Jungkook kembali tertawa.

"Untuk apa?" goda pria bermarga Jeon ini lebih lanjut.

"Untuk kubelah, lalu kumakan. Pasti lezat!"

Kali ini desisan yang diberikan oleh Jungkook, gagal sudah rencananya untuk mendapatkan godaan dan kata-kata romantis dari Mia. Tapi, justru membuat gadis bermarga Min itu tertawa saat melihat wajah si kelinci tampan. Menggemaskan, sangat!

"Kookie," panggil Mia sambil mengalungkan tangan ke leher Jungkook—dan jangan lupakan tatapannya yang mulai nakal.

"Hmm?"

Yah! Memang tidak salah jika Sunhee menyebut dua orang ini pasangan penggoda, karena memang itu kenyataannya. Di saat yang satu menatap dengan nakal, yang satu juga membalas dengan tatapan yang tak kalah menggoda.

"Cium."

Jungkook tertawa kecil mendengar permintaan manja kekasihnya yang mulai menunjukkan wajah kesal tapi menggemaskan. Sepertinya gadis itu sangat merindukan sentuhannya setelah beberapa hari mereka tak bertemu.

"Kookie ...."

Mia mulai merajuk dan ingin melepas rangkulan tangannya di leher Jungkook. Tapi, pria itu lebih dulu menahan tangannya. Mata bulat itu meredup seiring wajahnya yang mendekat. Dengan lembut ia menyentuh material lembut yang membuat Mia memejamkan mata. Berawal dari kecupan ringan, berakhir dengan lumatan panas yang membuai. Itulah yang selalu mereka lakukan. Jungkook hanya memberi sedikit kesempatan untuk Mia menarik napas. Ia terlalu merindukan bibir yang selalu manis saat bersentuhan dengannya ini.

Embusan napas panjang baru dilepas oleh Jungkook saat ia merasa sedikit puas dengan ciuman mereka. Tapi, saat melihat kembali bibir gadisnya, ia tak bisa menahan diri untuk tak melanjutkannya. Bahkan, kali ini lebih ... yah! Intinya lebih daripada sebelumnya.

Ciuman mereka terhenti saat suara bel terdengar. Dengan perasaan tak rela, Jungkook pun membiarkan Mia turun dari pangkuannya dan keluar untuk melihat siapa yang datang. Sedangkan ia sendiri memilih untuk berganti bathrobe-nya dengan pakaian harian.

"Mia, siapa yang datang?" Jungkook bertanya seiring langkahnya yang menuju ruang depan.

"Kau memesan ayam?" Mia balik bertanya sambil menunjukkan kantong kertas yang ditenteng olehnya.

Lebih dulu Jungkook menunjukkan senyum lebarnya yang khas. "Aku lapar, tapi aku malas memasak." Pria bermarga Jeon ini mengambil alih kantong tersebut dari tangan Mia dan menaruhnya ke meja tamu.

"Oho! Kasihan."

Jungkook menatap sinis ke arah Mia yang menunjukkan dua jarinya—sengaja membentuk V sign sambil tersenyum manis dari tempatnya duduk. Tapi, kesinisan itu segera terganti dengan senyum jahil khas kelinci nakal saat Mia mulai sibuk membuka bungkus pesanan.

"Kookie, ini kumak—yak! Berhenti menatapku seperti itu, mesum!" sentak Mia sambil memukul bahu Jungkook hingga pria ini meringis.

"Aku hanya menatap, Mia. Tidak melakukan tindakan pelecehan!" protes Jungkook sambil mengusap-usap bahunya dan mengerucutkan bibir.

"Tatapanmu itu sudah termasuk ke dalam tindakan pelecehan." Enteng saja Mia menjawab sambil menggigit potongan ayamnya.

"Bohong sekali," cibir Jungkook sambil mengambil ayam di tangan Mia. "Ini ayamku, jangan dimakan sembarangan!" sambungnya sambil menutup kotak yang jadi tempat ayam-ayam goreng itu berada, membuat Mia langsung menatapnya dengan kekesalan luar biasa.

"Kookie!"

"Bayar dulu, baru boleh mak—"

Chu!

Jungkook mengerjabkan mata saat bibir gadis itu menyentuhnya. Dan sebelum sadar apa yang terjadi, Mia sudah membuka kotak dan mengambil ayam yang tadi tak habis dimakan.

"Woah ... kau tahu sekali bayaran yang kumau." Jungkook bergumam, lalu menggeleng-gelengkan kepala.

"Tapi, melihatmu makan seperti ini, laparku jadi hilang dan terganti dengan lapar yang lain."

Mia terbatuk mendengar ucapan absurd kekasihnya. Dengan tatapan horror ia memandang Jungkook yang menatap dengan smirk menggoda. Dan perlahan, ia langsung menelan ludah saat Jungkook mulai mendekat ke arahnya.

"Permainan kita tadi belum selesai, 'kan?" tanya pria bermarga Jeon ini sambil tetap tersenyum nakal.

"Puaskan rasa laparku terhadap ciumanmu, oke?"

Satu permintaan yang membuat nafsu makan Mia langsung menghilang. Tapi, permintaan itu tak akan bisa ditolak. Jadi ... yah, berharap saja pria itu tak akan meminta hal lebih selain ciuman.

-FIN-

[Jungkook x Mia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang