By : Mia
Sesudah baca jangan lupa tinggalkan jejak ya :) Ada kritik jangan dipendam ^_^ Happy reading <3
-0Oo-
-Jungkook POV-
"Kookie-ah... Now, time for we sleeping, baby bunny. So, stop playing game and sleep. Oke?"
Bibirku mengerucut saat ponsel yang sedang kumainkan game-nya diambil oleh Mia begitu saja dari tanganku. Sekarang memang sudah jam satu malam, tapi ayolah! Aku ingin menemaninya yang sedang sibuk dengan fanfiction-nya.
"Mia, give my phone." Pintaku sedikit kesal.
"Your phone? Oke. Tapi aku akan tidur di luar."
"Ei...." Aku mengusap tengkuk kebingungan.
Ini rumahku, tidak mungkin aku membiarkan kekasih tersayangku untuk tidur di luar. Apalagi tujuanku membawanya ke sini adalah untuk memberikannya pelukan hangat, jadi tidak mungkin aku... Ah! Sudahlah.
"Ya sudah, tetap tidur di sini bersamaku." Aku mengalah dan beranjak naik ke tempat tidur dan merebahkan diri.
"Tidak marah, 'kan?" Dia bertanya sambil mengambil posisi duduk di sampingku.
Aku mendongak untuk memandangnya, "Aku marah, ponselku diambil begitu saja." Dan segera aku memalingkan wajah ke arah lain, mengujinya.
"Kau marah? Baguslah. Aku tak perlu repot-repot memberikan ciuman selamat malam untukmu."
Aku berdecak, memandangnya yang tersenyum-senyum jahil. Lagi-lagi aku kalah dengan ucapannya, aah!! Suga Hyung, tolong ajari aku agar tidak kalah dengannya.
"Tidurlah sekarang." Perintahnya sambil mengusap rambutku.
"Kau sendiri tak tidur?" Aku balik bertanya.
"Aku harus menyelesaikan fanfiction-ku malam ini juga dan mempostingnya." Dia mengangkat bahu.
"Memangnya penting? Kenapa tidak besok saja? I wanna hug you."
"Besok malam aku tak bisa memposting fanfiction. Besok siang hingga lusa aku akan bersama Shin Ya Eonni dan juga Miki."
"Kalian hang out? Aku ikut."
Dia mencibir sambil menutupi wajahku dengan tanganku, "Kami berempat perempuan, dan kau pria sendirian. Mau?"
Aku mengerutkan kening lebih dulu, "Berempat? Siapa yang satu? Anna?"
Mia mengangkat bahu, "Sepupu Shin Ya Eonni, dia ikut."
"Aaah,"—aku mengacak rambut—"aku ingin ikut, tapi tidak mungkin sendirian di sana." Keluhku.
Dia tertawa kecil, "Tunggu hang out bersama yang lain saja. Bukannya Jin Oppa menyuruh kita untuk datang ke rumahnya dalam waktu dekat ini?" Tangannya mencubit pipiku yang menggembung.
Aku berpikir sejenak, "Jika besok dan lusa, artinya dua hari aku tak bisa bersamamu 'kan?"
"Yup! That's true!"
"Pasti akan membosankan, dua hari tak ada yang bisa digoda dan diajak berbagi kehangatan. Oh my God!"
"Diajak berbagi kehangatan? Kalimatmu ambigu, Jung." Dia menyentil keningku.
"Biar saja ambigu, yang penting aku senang." Aku mengambil guling dan langsung memeluknya, "Guling, temani aku tidur dua hari ini, oke?"
Tawa Mia yang khas terdengar, membuatku memandangnya.
"Ada yang lucu?" tanyaku polos.
"Kau yang lucu, kelinci nakal. Menggemaskan, kelinci nakalku ini sangat menggemaskan!" Dia mencubit pipiku berulang kali.
Aku tak menjawab. Dia menarik nafas, "Tidurlah duluan, fanfiction-ku sebentar lagi selesai."
"Aku tak mau tidur jika kau tak tidur." Tolakku sambil bangun.
"Jung—"
"Tidurlah, dan aku juga akan tidur. Lupakan tentang fanfiction untuk sesaat. Aku tahu kepalamu selalu sakit, matamu juga mulai mengabur jika kau bangun tidur, 'kan?"
"Tapi aku sudah dua hari tak mem-posting fanfiction! Readers-ku selalu bertanya."
"Kau boleh sayang dan memikirkan mereka, tapi sayangi dan pikirankan juga dirimu sendiri. Aku tak mau kau sakit, Mia."
"Jung, tapi—"
"Tidur atau kutidurkan?" Kupotong ucapannya dengan tegas.
Dia berdecak, "Tidak bisakah sebentar saja? Ini tinggal se—"
"T-i-d-u-r." Aku menekan setiap hurup.
Desahan kecewa terdengar. Dengan raut wajah kesal Mia merebahkan tubuhnya dan langsung mengambil guling untuk menutupi matanya.
Aku membiarkannya. Kutarik selimut dan menyelimutkannya hingga ke leher gadis bermarga Min ini—dia tak bisa tidur dengan leher terbuka. Guling yang menutupi matanya kuambil, dia menatapku kesal. Aku hanya tersenyum dan memberikan kecupan singkat di pipi dan keningnya.
"Let's sleep, Babe." Ucapku sambil berbaring di sampingnya, tak lupa tubuhnya kutarik ke dalam pelukanku.
"Ingat, jangan sekali-kali bangun dan melanjutkan fanfiction-mu. Aku ingin tidur semalaman sambil memelukmu sebelum kita tak bisa bertemu hingga dua hari ke depan." Sambungku kemudian sambil mengusap rambutnya.
"Jeon Jungkook kelinci jelek, nakal, egois pula!" Gerutunya sambil memukul-mukul bahuku.
"Yang penting aku manis."
"Manis? Kau itu jelek, kelinci paling jelek di dunia!"
"Tapi kelinci jelek ini mampu membuatmu melayang."
"Melayang apa? Jangan membuat kata-kata ambigu, Jung."
Aku terkekeh, "Mau tahu melayang dalam hal apa?" Kedipku sambil mengusap pipinya.
"Tidak! Tidak! Lebih baik aku tak usah tahu! Pikiranmu pasti tak jauh dari hal-hal mesum!"
Kali ini aku benar-benar tertawa, "Ternyata kau sudah hapal dengan kebiasaan berpikirku, kekasihku memang hebat!" Aku mengacak rambutnya.
"Jangan berlebihan, kau kelinci bodoh!" Gerutunya sambil mendorongku agar sedikit menjauh darinya dan langsung membelakangiku.
Aku melingkarkan tangan ke lehernya, "Cintamu yang membuatku jadi bodoh, Mia." Kukecup puncak kepalanya.
"Salahkan saja aku!"
Aku tertawa, "Good night, and... Nice dream, Babe."
Dia tak lagi menjawab, hanya tangannya saja yang memegangi tanganku. Aku menarik nafas pelan dan mulai mengusap rambutnya. Aku tahu, dia akan cepat tidur jika diperlakukan seperti ini. Oke, good night, Mia.
-FIN-
KAMU SEDANG MEMBACA
[Jungkook x Mia]
RomansCuma imajinasiku tentang JK :) Happy reading and enjoy~ 😊❤ High rank : #1 in roman [260417] Note! Buat chapter-chapter awal, bahasanya masih alay 😅 Tapi semakin ke bawah semakin baik. Jadi, semoga gak langsung nekan tombol back waktu baca bagian...