By : Mia
Sesudah baca, jangan lupa tinggalkan jejak ya :) Happy reading <3
-oOo-
-Jungkook POV-
Keningku berkerut saat melihat Mia yang terfokus pada layar ponsel. Raut wajahnya yang serius membuatku ingin tahu, aktifitas apa yang tengah dilakukannya di sana. Karena itulah, tanpa menunggu lama, segera kubuka akun sosial medianya melalui ponselku sendiri.
Tapi, senyumku muncul saat tahu apa yang dibuatnya. Sebuah teori tentang video yang dirilis oleh agensiku tadi malam.
"Kau bilang, tidak ingin peduli dengan segala macam teori. Tapi, nyatanya? Kau ikut berpikir juga." Aku menyindirnya yang tengah menjadikan pahaku sebagai bantal.
Dia mendongak, "Aku hanya meng-copy."
"Tetap saja kau ada usaha untuk ikut memecahkan teori ini."
"Tidak juga." Dia mengangkat bahu.
Kucubit pelan hidungnya, "Kau memang tak pernah ingin mengaku, Baby."
"Stop calling me 'baby', I don't like it."
"So? What do you want, hmm?"
"Nothing."
Aku diam sejenak. "Wake up," perintahku kemudian.
Alisnya tertaut, "For what?"
"Kiss you."
"Shit!"
Aku tertawa saat dia memukul wajahku dengan bantalan sofa. Bisa kulihat semu kemerahan di pipinya, sangat manis. Membuatku ingin menciumnya berulang kali hingga protes dan pukulannya mendarat di bahuku. Dia terlalu menggemaskan.
"Berhenti tertawa, kelinci mesum!" Ia berdecak, sengaja memalingkan wajah ke arah lain.
"Memangnya kenapa? Malu? Bukannya biasanya kau juga tak tahu malu jika sudah berciuman denganku."
"Sial kau, kelinci jadi-jadian!"
Dia bangkit, sengaja meninju pahaku sedikit keras. Berhasil membuat desis kesakitanku muncul. Tapi, dia hanya menjulurkan lidah dan beranjak turun dari sofa. Tangannya mengambil jaket milikku dan memasang ke tubuhnya.
"Aku ke rumah Shin Ya Eonni, dia sedang sendirian." Tenang, ia berujar. Tak peduli dengan raut tak suka yang kutunjukkan.
"Kenapa harus kau yang menemani? Suruh Jin Hyung saja yang ke sana," jawabku.
Dia tersenyum manis, "Karena setidaknya di sana lebih aman dari kelinci mesum sepertimu."
"Lebih aman?" Alisku bertaut.
Ia mengangguk, "Hanya berdua denganmu di rumah sebesar ini membuatku takut, Bunny."
Aku tertawa kecil dan mulai mendekatinya yang tertegun kaku. Smirk kumainkan, membuat kegugupannya terlihat jelas. Salahkan dirinya yang terlalu jujur. Aku jadi ingin mengerjainya, 'kan.
"Memangnya apa yang harus ditakutkan dari kelinci sepertiku, hmm?" Sengaja aku menggoda.
Dia berdecak, mencoba menghilangkan kegugupannya. "Aku pergi, lebih baik kau pulang saja," ucapnya sambil berbalik.
"Jadi, kau mengusirku, begitu?" Tanganku melingkari tubuhnya, "padahal aku ingin berlama-lama denganmu." Kutopang dagu ke puncak kepalanya.
"Bukan begitu. Tapi, aku harus ke rumah Shin Ya Eonni. Kasihan jika dia harus sendirian."
"Lalu, kau tidak kasihan dengan kelincimu, huh?"
"Memangnya, apa yang harus dikasihani dari kelinci besar sepertimu?" Ia bergumam.
"Kelincimu perlu pelukan hangat dan belaian menenangkan sebelum tidur. Kau lupa itu, huh?" Kuusap rambutnya, lalu mengecupnya pelan.
"Tapi—"
"Aku tak akan tidur jika kau pergi." Lebih dulu aku memotong ucapannya.
"Bohong," cibirnya sambil memegangi lenganku yang memeluknya.
"Aku tak pernah berbohong padamu, Baby. Semua yang kuucapkan itu jujur, apalagi tentang perasaanku terhadapmu."
Dia tertawa, mengacak rambutku tanpa melihat. Senyumku muncul, ini tanda bahwa aku berhasil membuatnya untuk tak jadi pergi. Sekali lagi, aku mengecup rambutnya.
"I love you," ucapku pelan.
"Me too."
Aku membalik tubuhnya, menatapnya sesaat sebelum memberi kecupan hangat di bibir. Sedikit mengulasnya untuk memberi sensasi hangat yang menyenangkan. Bisa kurasakan erat tangannya yang memegang baju yang kukenakan.
Setelah beberapa menit berjalan, aku menyudahi kegiatan ini. Kuusap pelan bibirnya yang tadi kucium. Dan lagi, kecupanku mendarat di sana. Aku selalu menyukai ini.
"Shin Ya Eonni, aku merasa bersalah padanya."
"Aku yang akan mengatakan pada Noona bahwa kau tak bisa menemaninya, jangan khawatir." Kuacak pelan rambutnya sambil tersenyum menenangkan.
"Tapi—"
"Berhenti merasa bersalah. Bukannya sudah kukatakan, aku akan mengatasinya. Lagipula, Shin Ya Noona tak mungkin marah padamu."
Dia diam, tak memandangku sedikitpun. Membuatku menghela napas dan menariknya ke dalam pelukan. "Just stay here, oke?" Aku berbisik sambil mengusap punggungnya.
Tak ada jawaban. Tapi, aku tahu pasti yang jadi jawabannya.
"Now, time to sleep. Besok kita pergi ke villa untuk liburan," ucapku sembari melepas pelukan.
Dia mengangguk, kuberi kecupan sayang di keningnya. Ia melepas jaket, menaruhnya ke tempat semula. Aku tersenyum, membiarkannya untuk menuju kamar lebih dahulu.
Just stay here, with me. Give me a kiss before I am sleep, and hug me to sleep. Just like this, no more.
-FIN-
_
KAMU SEDANG MEMBACA
[Jungkook x Mia]
RomanceCuma imajinasiku tentang JK :) Happy reading and enjoy~ 😊❤ High rank : #1 in roman [260417] Note! Buat chapter-chapter awal, bahasanya masih alay 😅 Tapi semakin ke bawah semakin baik. Jadi, semoga gak langsung nekan tombol back waktu baca bagian...