Gift

9.3K 702 60
                                    

010917

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenarnya sejak pulang dari rumah Shin Ya kemarin, Mia sudah merasa tubuhnya tidak senyaman biasa. Punggungnya terus-terusan nyeri. Awalnya, dia hanya menyangka itu adalah gejala bulanan yang biasa terjadi sebelum kedatangan tamu. Tapi hingga pagi ini, tamu tetapnya tak juga datang dan sakitnya justru bertambah menjadi mual.

"Aku ikut, ya." Wanita Jeon itu merengek. Wajah manisnya benar-benar lucu saat bermanja dengan suami seperti ini. "Ayolah ... aku tidak ingin sendirian di rumah," mohonnya lagi selayak anak kecil.

"Mia ... tapi aku harus berlatih untuk lagu baru. Dan kau sebagai ARMY, tidak boleh tahu." Jungkook menggoyang-goyangkan jari telunjuknya tegas. Sudah berulang kali dia mengatakan ini, tapi Mia sangat keras kepala.

"Aku istrimu, Jeon Jeka! Lagipula kenapa latihan di hari kau ulang tahun, sih!?" Mia mengempaskan tubuhnya ke sofa. Mood-nya mendadak turun karena apa yang dikehendaki tak dituruti. "Sengaja sekali tidak ingin merayakan denganku."

"Hei-hei, aku bukannya tidak ingin merayakannya denganmu,"—bergegas Jungkook menyusul istrinya duduk—"tapi jadwal comeback sebentar lagi dan kami tidak ingin mengecewakan ARMY."

Sedikit pun tak ada jawaban kecuali ekspresi menyebalkan dari Mia. Jungkook mengembuskan napas, sadar pilihan katanya sudah salah—dan itu menyinggung perasaan wanita yang seharusnya diberi perhatian lebih di hari ulang tahun seperti ini. Sedikit canggung, dia mengulurkan tangan. Rambut yang baru di-shampoo terasa begitu lembut saat disentuh. Mia masih di mode awal; diam dengan ekspresi kesal.

"Kau tahu resiko pekerjaan ini, 'kan?" Jungkook melunak, "Memang menyebalkan. Tapi, kau pasti mengerti." Dia menunduk sejenak; pengungkapan rasa bersalah di hati.

Hening beberapa detik.

"Mia?"

"Pergilah sekarang, nanti kau terlambat."

Jungkook menjilat bibir yang terasa kering. Kenapa dia merasa Mia seperti mengusirnya sekarang?

"Kenapa masih di sini? Bukannya kau bilang tidak ingin mengecewakan ARMY?" Wanita dengan baju biru itu menatap, "Jangan sampai dua sisi diriku kau kecewakan. Cukup satu saja, sebagai istri."

Kalimat itu menohok begitu keras hingga Jungkook bisa merasa denyutannya yang menyakitkan. Mia dan Yoon Gi memang sama, mereka membunuh dengan ucapan—dan syukurnya, belum ada yang benar-benar terbunuh hingga saat ini. Hanya saja, sakitnya sangat terasa.

"Baiklah, aku pergi. Baik-baik di rumah." Jungkook mengecup kening kesayangannya. Sedikit senyum tersampir di bibir Mia, membawa kelegaan di hati pria Jeon tersebut.

Namun saat suaminya sudah menghilang di balik pintu depan, senyumnya seketika luntur. Ada sesak di bagian dada, dan itu sungguh tidak nyaman—melebihi sakit dan mual yang dirasakan. Entah kenapa, dia lebih sensitif belakangan ini. Mood-nya terus turun naik tak karuan. Menyebalkan.

[Jungkook x Mia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang