Mia terbangun dari tidurnya yang nyenyak. Bukan karena jam alarm brengsek—sekarang baru jam enam sore—atau karena ia teringat tugas kuliah yang harus dikerjakan. Bukan. Melainkan karena jeritan ponsel sialan yang memberitahu ada panggilan video dari Jungkook, sang tunangan tercinta. Hei? Apakah panggilannya tidak bisa ditunda hingga jam delapan nanti? Saat dia sudah bangun dan menyegarkan diri.
Tapi, walau hatinya menggerutu habis-habisan, panggilan itu tetap diangkat. Ckck.
"Ada apa?"
Pertanyaan bernada ketus justru dibalas dengan tawa geli oleh Jungkook. Sungguh berniat memancing rasa penyesalan di hati Mia. Tahu begini, lebih baik dia biarkan saja panggilan Jungkook dan terus berpetualang di alam mimpi.
"Aku ma—"
"Kau tidur dengan siapa di apartement-ku?"
Pertanyaan tak langsung dijawab, karena Mia lebih memilih untuk mencari posisi yang nyaman. Jungkook memang benar, dia sedang berada di apartement pria itu. Tempat mereka biasa menghabiskan malam dengan berbagai hal panas yang dilakukan. Bedanya, malam ini dia harus sendirian. Tanpa pelukan, ciuman atau desah kasih sayang. Alone ... sungguh kasihan.
"Kau tidak membawa pria lain ke tempat tidurku, 'kan?" selidik Jungkook lagi.
Kali ini Mia tertawa, membuat mata sipitnya menghilang. "Tenang saja, aku hanya akan tidur dengan bantal guling hingga pemilik ranjang ini datang." Ia menepuk kasur, kemudian tersenyum meyakinkan.
"Baguslah." Jungkook mengangguk. Tapi, keningnya berkerut tipis ketika menyadari suatu hal. "Kau memakai kemejaku lagi?" Ia bertanya.
"Daripada aku harus memakai lingerie yang kau simpan."
"Eh? Yak ... i-itu i-itu ...." Jungkook gagap, cukup malu saat 'koleksi pribadi'nya ketahuan.
"Aigoo ... sejak kapan kau mengoleksinya, huh?" tanya Mia dengan ekspresi mengejek.
"Itu punyamu. Kau harus memakainya setelah kita menikah nanti," gumam Jungkook salah tingkah.
"Memakainya? Hmm ... aku tidak suka lingerie ngomong-ngomong." Mia berguling, sengaja bertelungkup agar lebih leluasa memandangi wajah tampan sang tunangan.
"Jadi, kau suka apa?"
Hanya gumaman, tak lebih. Tapi, Jungkook tak sengaja menelan ludah saat Mia tersenyum nakal dan menggigit pelan bibir bawahnya. Oh! Demi Yoon Gi yang tak tinggi-tinggi, itu sangat seksi, tahu! Membangkitkan hasrat lain yang beberapa hari ini tertahan karena jarak yang terbentang begitu jauh.
"Aku suka kemeja dan hotpants ini." Mia buka suara, kemudian mengangkat bahu. "Lebih mudah dilepas," lanjutnya sambil tersenyum tanpa dosa. Tak sadar bahwa jawabannya membuat Jungkook mendesis sebal dan langsung mengutuk keberadaan Doraemon yang tak nyata—karena seandainya itu nyata, dia bisa meminjam pintu ajaib agar bisa ke tempat Mia.
"Kau minta dihabisi," gumam Jungkook sambil memandang ke arah lain. Gerak tubuhnya gelisah, seolah ingin menuntaskan sesuatu yang tertunda.
"Aku tunggu di tanggal delapan belas."
Raut masam di wajah Jungkook segera terganti oleh binar keceriaan yang tak bisa ditebak apa maksudnya. Bahkan, pria Jeon ini juga tersenyum-senyum malu. Mia tertawa, sekaligus mengedipkan mata kirinya .
"I'm wait you, Bunny."
Jungkook tersenyum, namun kemudian berdehem canggung. Mia tertawa, gemas melihat tingkah yang tunangannya tunjukkan. Bagaimana mungkin sebaris kalimat bisa membuat pria itu berubah jadi kelinci lucu, huh?
"Jung."
"Hmm?"
"I miss you, Dad."
Gemuruh perasaan dirasa jelas oleh Jungkook. Jantungnya berdetak kencang. Dad ...? Sudah lama ia tak mendengar panggilan itu. Terakhir, beberapa minggu yang lalu saat Mia terkurung pasrah dalam sentuhannya. Gadis itu memohon agar dilepaskan, tapi justru membuatnya makin bersemangat untuk mengerjai.
"Me too."
Hanya itu yang mampu dijadikan jawaban oleh Jungkook. Tapi, sudah cukup membuat Mia mengembangkan senyum manis yang begitu khas di mata sang tunangan.
"Aku tak sabar menunggumu pulang, Bunny. Ah ... membayangkan tubuh ini kembali dipeluk saja, aku sudah tak bisa berhenti tersenyum."
Celotehan itu ringan, tak terlalu berarti. Tapi, berefek cukup kuat bagi Jungkook. Pria ini tertunduk, terselimuti oleh rasa bersalah yang membuat Mia mengerutkan kening.
"Kookie?" panggilan lembut dari gadis berusia tujuh belas itu terdengar. "Are you okay?" Ia bertanya saat Jungkook mengangkat wajah.
"Maaf,"—Jungkook terbata—"maaf karena aku terus meninggalkanmu," ucapnya penuh rasa bersalah.
Sedetik dua detik, Mia terdiam. Tapi, itu tak berlangsung lama. Karena senyum apik kembali menghias wajah khas Asia tersebut. "Things don't happen for no reason, Bunny. Don't worry, I'm understand you."
Jungkook hanya tersenyum penuh paksaan saat mendengar jawaban dari Mia. Gadisnya selalu mengerti, dari dulu hingga sekarang. Juga begitu sabar dalam menghadapi dan memahami segala hal tentang dirinya. Sungguh jauh berbeda darinya yang terkadang kesal dengan tingkah kekanakan yang hanya sesekali Mia tunjukkan.
"Jangan merasa bersalah. Jangan juga menunjukkan wajah seperti itu. Aku tak suka," gumam Mia pelan.
Kali ini sedikit Jungkook tersenyum lebih tulus. "Terima kasih karena selalu mengerti," ucapnya penuh syukur.
Tawa kecil dari Mia terdengar. "Welcome, Bunny." Sekaligus dengan eyes smile saat menjawab ucapan Jungkook.
Suara embusan napas terdengar jelas. Mia diam, Jungkook memandang jam, kemudian kembali menghadap ke wajah cantik tunangannya. "Kau perlu istirahat, 'kan?" Ia bertanya, "tidurlah. Aku harus latihan," sambungnya kemudian.
Gadis bermarga Min itu mengangguk. "Jangan terlalu keras berlatih. Kau harus jaga kesehatan, jangan sampai sakit. Makan yang banyak."
Berganti, Jungkook yang mengangguk.
"Good night," tutup Mia sambil tersenyum dan melambaikan tangan.
"Good night too. Nice dream, Babe."
-FIN-
**Udah berapa hari sih aku gak nulis? Kok rasanya kaku gini? Susunan kalimatnya kerasa kacau masa :'D Tapi, semoga tetap suka, ya :') Selanjutnya, diusahakan supaya bisa lebih baik dari ini :) Don't forget leave your coment <3 Thank you <3
KAMU SEDANG MEMBACA
[Jungkook x Mia]
RomanceCuma imajinasiku tentang JK :) Happy reading and enjoy~ 😊❤ High rank : #1 in roman [260417] Note! Buat chapter-chapter awal, bahasanya masih alay 😅 Tapi semakin ke bawah semakin baik. Jadi, semoga gak langsung nekan tombol back waktu baca bagian...